Thursday, October 28, 2021

Pengecekan Transmitter yang Rusak | INSTRUMENT PART 17

Pada bagian ini, saya ingin sharing pengalaman saya yang tidak seberapa ini. Tujuan saya murni hanya untuk sharing dan diskusi, karena saya pun sampai sekarang masih belajar dan belajar. Oke langsung saja ke topiknya....

Sebenarnya transmitter yang rusak itu apa sih? Menurut saya makna "rusak" itu bisa diindikasikan dengan sinyal transmitter yang tidak terbaca oleh kontroller / PLC. Ini beda kasusnya dengan "transmitter error". Transmitter error menurut saya ketika ada salah satu fungsi/fitur transmitter yang tidak berjalan dengan semestinya.

Contoh transmitter eror dan penyebabnya :

1. Nilai pembacaan flowmeter yang fluktuatif dan hunting, disebabkan oleh pipa media non metal, sehingga titik referensi bias.

2. Nilai pembacaan ultrasonic level sensor fluktuatif dan hunting, disebabkan oleh koneksi ground sensor ke transmitter tidak terhubung.

Ultrasonic noise source


3. Power pada flowmeter terbaca tidak memenuhi (error), karena kabel sensor yang digunakan bukan merupakan standar factory.

4. Sensorprom pada flowmeter tidak terinstal, sehingga data kalibrasi factory tidak terinput ke transmitter. Membuat transmitter tidak bisa menampilkan hasil pengukuran.

Error on magnetic flowmeter


Dan banyak lagi peristiwa erornya transmitter. Sebenarnya solusi untuk semua device instrumen selalu sama : BACA MANUAL INSTRUMEN TERSEBUT dan CARI TAHU INDIKASI ERRORNYA KARENA APA.

Untuk mencari tahu indikasi dan penyebab eror sebenarnya gampang-gampang susah. 

1. Apakah display instrumen menampilkan suatu lambang terntentu / keterangan eror.

error sign on display

 

2. Cek semua koneksi kabel apakah sudah terhubung secara baik atau belum.

dont forget to wire shield/ground cable to terminal

Kalau misalnya 2 cara di atas belum bisa, kita harus menggunakan try and error diagnose lah wkwk. Kalau yang ini sih udah dalam ranah pengalaman, tidak bisa secara teoritis wkwk.

Okei back to the topic. Untuk transmitter yang rusak, sebenarnya saya punya 1 jurus jitu untuk mengetahuinya. 

Looping Transmitter dengan Menggunakan Remote Display.

Seperti yang kita ketahui, wiring pada transmitter ada beberapa jenis. 

1. Looping 2 wire : merupakan wiring yang paling umum digunakan pada transmitter. 2 wire disini menjelaskan bahwa dalam dalam 1 kabel, berfungsi sebagai daya sekaligus output.

2 wire looping diagram

2. Looping 4 wire : Biasanya 2 kabel digunakan sebagai power, dan 2 kabel lagi digunakan sebagai output.

4 wire transmitter

Langkah Looping Transmitter yang rusak :

1. Cabut kabel transmitter yang berasal dari PLC.

2. Koneksikan transmitter ke RD 300 Siemens.

RD 300 looping to transmitter


3. Pada menu RD 300, lakukan scaling :

lower scale    :     4 mA   -->    4

upper scale    :    20mA   -->    20   

Scaling di atas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui arus looping yang mengalir pada transmitter. Ada 2 kondisi yang dapat kita gunakan sebagai dasar bahwa transmitter rusak. Arus yang terbaca adalah sebesar < 4mA ATAU >20mA. Intinya out of range dari current operation yang seharusnya lah.

Terkait dengan fenomena current yang out of range ini, sebenarnya saya sedikit bingung terkait penjelasannya.

Untuk transmitter yang nilai looping currentnya < 4 mA, saya tidak begitu paham penyebab dan diagnosa kerusakannya. Untuk transmitter yang nilai looping currentnya > 20 mA, bahkan dalam satu kasus mendekati infinite (999.9 mA).

Di bawah ini adalah transmitter rusak yang pernah saya tes :

1. Pressure Transmitter P320

below normal current looping

Dapat dilihat bahwa transmitter mati total. Kemudian wiring dari PLC dilepaskan dari transmitter. Transmitter di looping dengan RD 300 Siemens yang sudah kita scaling. Kemudian RD 300 kita powered on, dan dapat dilihat hasilnya. Transmitter tetap mati, dan arus loopingnya 3,39 mA. Ini jelas out of range dari batas bawah arus looping. Kemudian Siemens Indonesia memutuskan berdasarkan hasil diagnosa bahwa kerusakan ada pada display. Setelah display baru datang dari factory dan dicoba ke transmitter rusak, transmitter tetap tidak menyala. Kemungkingan kerusakannya ada pada mainboard elektriknya. Untuk penyebabnya saya belum tahu pasti, tapi some of possibility akan coba saya tuliskan di bawah.

2. Level Transmitter Probe LU

high humidity on transmitter's terminal. This caused by wrong installation

infinite current looping. Display keep flashing

Saat melihat setup instalasi, saya sudah menduga bahwa transmitter yang satu ini rusak karena kemasukan air. Okeii saya coba cek dulu kondisinya. Seperti biasa setelah transmitter dilepaskan dari kabel plc, maka kita looping dengan RD 300. Transmitter yang tadinya mati, tiba-tiba menyala. Namun kondisi menyala bukan berarti bahwa transmitter baik-baik saja. Tiba-tiba layar menampilkan simbol aneh yang tidak dapat mengerti. Hanya menampilkan seven segment yang tidak jelas bentuknya. Oiya semua display transmitter pasti menampilan seven segment. Yang paling bikin saya kaget adalah, pada RD300 ditampilkan angka 999,9 mA. Yang mana artinya bahwa looping current tersebut jauh melebihi 20 mA. Disini saya begitu kaget karena selama saya melakukan pengujian looping current dengan RD300, maksimal yang selalu saya dapat adalah arus sebesar 20 mA. Flashing pada display RD300 semakin membuat saya curiga, bahwa transmitter ini sudah dalam kondisi rusak. Dan setelah saya cek pada manual RD300, ternyata memang benar :

error on datasheet

RD300 memang didesain untuk looping 4-20 mA. Jadi ketika suatu arus looping ada diluar batas tersebut, maka device ini akan menampilkan angka secara flashing. Ini sudah jelas saya pikir berada pada kondisi infinite current. Sesuai persamaan hukum listrik, arus akan mendekati tak terhingga ketika resistansi ~ 0 ohm. Yang membuat resistansi ~0 tentunya adalah peristiwa short circuit, dimana potensial positif langsung berhubungan dengan potensial negatif tanpa melewati hambatan (board transmitter).


Kesimpulan

Sebenarnya untuk pengecekan apakah sebuah transmitter sudah rusak atau belum ada banyak caranya. Yang paling umum digunakan adalah menggunakan HART Communicator. Karena fitur pada HART Communicator ini sangat banyak (tidak hanya mengecek looping current), tapi juga bisa mengecek dan mengimput rentang kerja transmitter.

Saya sudah menanyakan masalah ini dibeberapa forum khusus automation and instrument, dan orang yang expert di bidang instrumen mengatakan bahwa produsen tidak tertarik untuk memproduksi part instrument. Artinya ketika alat instrumen kita rusak (selama ini bukan karena human error), pilihannya hanya ada 2 : claim warranty selama masih ada masa garansinya, atau beli yang baru. Hal ini juga yang menurut saya menjadi alasan kenapa diagnosa penyebab kerusakan instrumen tidak secara detail diteliti. Misalnya TV kita mati dan kita panggil teknisi. Pasti teknisi tersebut menyarankan kita membeli komponen A, B, C. Instrumen tidak seperti itu, terkadang masalahnya sulit dideteksi.

Terkait penyebabnya, dibawah saya akan berikan penjelasan dari orang yang expert :

link : Siemens Forum 

There are general service conditions that cause failures, like:

- heat kills electronic components and seals.  Over heating any electronic device shortens its life considerably.
- over pressuring pressure components either kills the sensor or distorts so badly that the readings are meaningless.
- water or liquid intrusion into electronic compartments causes damage
- near lightning strikes damage electronics
- excessive common mode voltage can burn out electronics
- corrosion causes electrical connection problems which causes faults.
- Applying 24Vdc across the input resistor of 4-20mA input channel will burn out the little 1/8W resistor (when someone puts a jumper across the (+) and (-) terminals of a powered, 2 wire transmitter)
- dirt and grit in the flow stream of a turbine meter
- customers will connect 120Vac across the terminals 24Vdc device and burn it up.

Sebenarnya kerusakan transmitter lebih banyak disebabkan human error ketimbang defect from factory. Jadi sebaiknya pahami spesifikasi trasnmitter, pahami prosedur dan instalasi terlebih dahulu, dan jangan lupa baca manual alatnya sebelum dioperasikan. 

Tengkyuuuuu...

Tuesday, October 5, 2021

Siemens Remote Display RD 300, RD500 dan SENTRON PAC 3100 | INSTRUMENT PART 16

Berbicara mengenai Remote Display untuk instrumen, Siemens memiliki beberapa series produk. Ada RD 200 dan RD 300 sebagai display biasa, dan ada RD 500 yang lebih ke arah device manager yang memiliki fitur mumpuni seperti sebagai data logger.

RD 300

Untuk seri RD 300, device ini memiliki fungsi untuk menampilkan nilai sinyal yang diterima. Fitur lainnya seperti fitur relay (lengan kontak) yang dapat di setting untuk memberikan sinyal kepada device additional lain seperti pilot lamp maupun indikator lainnya. Device yang satu ini biasanya digunakan untuk troubleshoot/pengecekan pada instrumen yang bermasalah.

Wiring

Untuk wiringnya begitu sederhana. Seperti looping 4/20 mA, beban yang biasanya diisi oleh peran Kontroler seperti PLC , disini digantikan oleh RD 300.

RD 300 wiring to slave


Setting
Untuk setting RD 300, kita dapat memilih jenis loopingnya. Apakah yang digunakan looping arus, atau looping tegangan (tergantung koneksi pin pada terminal). Parameter utama yang perlu disetting sih lebih ke arah scalling. Scalling disini harus disesuaikan dengan span transmitter yang kita gunakan. Misalnya kita menggunakan Sitrans P320 dengan span 0-1600 mbar. Di scalling RD 300 kita input lower scale 0 dan upper scale 1.6 (bar). Sedangkan bila kita menggunakan Radar Level Transmitter, kita setting scalling sesuai span radar. Jikalau radar diinput dengan Low Calibration 5 meter, maka kita setting scaling RD300 0 hingga 5 meter. Jikalau kita menggunakan mode distance, maka kita setting 4 mA = 5 m dan 20 mA = 0 m. Jadi intinya disesuaikan dengan span transmitter dan tipe pengukuran transmitter yang berbeda.

Jika kita ingin menggunakan mode relay, maka yang perlu disetting adalah variabel set-reset. Misalnya kita menggunakan Lampu indikator untuk hidup pada level state >3m. Maka kita input variabel set dengan nilai 3, dan jikalau ingin lampu mati ketika <3, kita dapat input variabel reset sebesar 2.9. 
**** set = kondisi dimana Common terhubung dengan NO 
**** reset = kondisi dimana Common terhubung dengan NC

RD 300 wiring using transmitter and relay

Untuk satu RD300, hanya dapat digunakan untuk 2 transmitter dan 4 lengan kontak (relay).

RD 500

RD 500 sendiri lebih lengkap bila dibandingkan RD 300. Device seri ini dapat dikatakan memiliki fungi sebagai device manager. Keunggulan utamanya adalah sebagai data logger yang dapat dihubungkan dengan PC. Untuk koneksi antara RD500 dengan slave hanya bisa menggunakan MODBUS, tidak bisa 2 wire atau 4 wire. Jadi untuk slavenya harus kompatibel menggunakan MODBUS.

Langkah Konfigurasi RD 500 dan Slave

1.  Pastikan koneksi kabel MODBUS sudah benar. Koneksi antar slave dan RD 500 menggunakan kabel komunikasi RJ45. Kabel RJ 45 merupakan kabel Ethernet, namun kepala kabel Ethernet dilepas. Koneksi Modbus dari Slave 1 ke Slave -n dapat dijumper seperti biasa (secara paralel). Kemudian dari slave yang paling dekat, hubungkan ke pin komunikasi RD 500. Untuk kabel RJ 45 ke pin RD 500, kepala kabel RJ 45 nya tidak boleh dilepas.

2. Setting slave address secara berbeda. Misalnya untuk slave 1 kita menggunakan MultiRanger (Level Transmitter),  slave 2 kita menggunakan PAC 3100 (Power Meter), dan slave 3 menggunakan FM MAG 6000. Setting address number masing-masing slave dengan nilai yang berbeda. Slave address ini yang nantinya akan dimasukkan ke nilai drop number saat konfigurasi RD 500. 

3. Konfigurasi RD 500

Hubungkan pin power RD 500 ke sumber 24 VDC. Hubungkan Kabel Ethernet dari RD 500 ke laptop atau PC. Pastikan laptop memiliki port Ethernet.  Dalam kasus ini, gunakan kabel RJ45 yang kedua ujungnya masih memiliki kepala.

3.1 Ubah IP address port Ethernet

Buka network and sharing center, kemudian klik properties, dan klik IP/TCP. Ubah IP sesuai dengan IP yang ada di RD 500. Meskipun IP ini dirubah, kita masih tetap dapat terhubung ke Internet. Karna dalam kasus ini, IP yang diubah merupakan IP kabel Ethernet bukan IP Wifi. Nah setelah IP di laptop disamakan dengan IP RD 500, buka web browser. Nah seketika akan muncul tampilan user dan password yang harus diisi.

Username : admin
Password : rd500

Di atas merupakan user dan pass default siemens.

3.2 Masukkan address slave

Pilih configure --> I/O --> MODBUS. Ikuti langkah di bawah :

*) Atur baudrate, parity, data bits, dan stop bits. Ini harus sama dengan setingan komunikasi pada slave.

*) Pada bagian device, ada tertera node. Node tersebut sama dengan address slave. Jadi misalnya kita menggunakan 3 slave seperti contoh di atas, maka pada device 1 kita isi MultiRanger dengan nilai node sesuai dengan setingan address di MultiRanger.

slave address configurating

*) Pilih configure pada setiap device

*) Variable Address merupakan alamat variabel yang ingin kita read. 

Note : nilai address pada masing-masing slave harus dilihat pada manual/datasheet device yang bersangkutan. Misal kita ingin membaca nilai pembacaan multiranger, maka dapat dilihat address pada manual multiranger. Untuk multiranger ternyata address yang dimasukkan adalah sebesar 401010 seperti gambar dibawah.

 Variable address configurating

*)Untuk sign, before DP, dan after DP nya disesuaikan dengan kemauan kita.

 Variable address configurating

*)Lakukan langkah di atas pada setiap slave device (ulangi konfigurasi untuk slave 2 dan slave 3 dan tetap cari variabel address slave pada manual device bersangkutan)

*)Setelah konfigurasi variabel address, kita buat log.

Logging Configuration

Misalnya seperti gambar di atas, kita buat file csv dengan nama datalog. Interval selama 1 menit, maka dalam 1 hari akan terdapat = 60 data/jam x 24 jam/hari = 1440 data/hari. Kemudian log dengan nama datalog ini kita input ke variable address yang kita buat sebelumnya :

Insert Logging on variable address

Setelah semua kita buat, kita harus check apakah address variable dan konfigurasinya sudah benbar atau belum. Pilih overview, dan check apakah statusnya OK atau masih ada eror. Jikalau masih ada eror maka kita harus cek kembali apakah address dan sign nya sudah benar atau masih salah. Jikalau sudah benar semua, kita dapat cek log nya dan salah satu contoh log yang pernah saya lihat seperti di bawah :

Data Logger on csv format

Di atas merupakan contoh RD 500 dengan slave Powermeter PAC 3100 yang dipasang pada gedung sebuah gereja. Data-data di atas menggunakan interval 1 menit dan menampilan beban konsumsi energi dan data fisis kualitas listrik. Jikalau koneksi antara RD 500 dengan slave sudah benar, maka lampu indikator akan kedap kedip secara bergantian.


Tengkyu

Monday, August 16, 2021

Open Channel Flowmeter dan Level menggunakan Pressure | INSTRUMENT PART 15

TIADA AKAR ROTANPUN JADI

Mungkin ini merupakan sifat alami manusia yang hadir dari hasil kekreativitasan manusia wkwk. Manusia selalu berpikir memanfaatkan alat/barang di sekitarnya untuk menggantikan fungsi alat/barang yang tidak dia punya, namun sedang dibutuhkan.




Mungkin fenomena substitusi barang seperti gambar diatas bagi kita tidak masalah dan tidak menimbulkan kerugian yang berarti. Lantas bagaimana jika dibawa ke industrial case?
Nah didunia sensor juga banyak terjadi fenomena seperti ini. Biasanya fungsi substitusi itu mencul karena adanya hubungan kedua fenomena variabel itu berdasarkan hukum fisika atau hanya sebatas korelasi linearitas (kesebandingan). Di bagian ini saya akan menjelaskan fenomena "tiada rotan akarpun jadi" versi sensor.

1. Open Channel Flowmeter
Saya baru memahami kasus ini ketika ada customer yang meminta flowmeter untuk saluran terbuka. Bagi kalian yang belum tahu apa itu open channel flowmeter, kalian bisa lihat melalui link di bawah :
Untuk sensornya menggunakan ultrasonic continuous level sensor dan LUT400 transmitter.

design of open channel cannal

Prinsip Kerja : Kita input data-data kanal kita ke transmitter. Nah transmitter nantinya akan mengkonversi ketinggian ke laju aliran. Ini menggunakan prinsip linearitas. Misalnya ketika tinggi air pada h reference (0%) = 5 m3/jam dan saat tinggi air maksimum =  10 m3/jam. Maka saat tinggi air 50% dari h maks, maka itu setara laju aliran 7,5 m3/jam. 

Sebenarnya variabel utama yang mau diketahui adalah variabel flow (laju aliran). Namun sistem substitusi itu digantikan dengan sensor ketinggian dengan prinsip persamaan matematis maupun korelasi linearitas.

kanal terbuka tampak depan


Intinya open channel itu biasanya menggunakan sistem bendungan untuk memastikan air tetap mengalir. 

Apa yang sebenarnya menjadi masalah?
Kebanyakan orang berpikir bahwa ini sensor flow. Padahal kita tetap harus berpikir bahwa ini level sensor. Kesalahan berpikir ini menyebabkan orang membeli sensor level ini untuk mengukur laju aliran fluida dengan desain open channel yang asal-asalan. Intinya banyak orang yang menganggap bahwa semua parit/kanal itu dapat disebut open channel, padahal banyak sekali syarat untuk menetapkan suatu kanal open channel atau tidak.

Dibawah ini adalah kasus kesalahan berpikir manusia :

the fault of open channel understanding


Dari gambar desain di atas, dapat kita lihat bahwa kanal tersebut merupakan kanal terbuka tapi tidak memenuhi syarat open channel. Kenapa? karena syarat utama open channel merupakan kanal dimana fluida mengalir secara satu arah dan tidak ada feedback flow.

Lantas apa yang terjadi jikalau kita menggunakan level sensor untuk mengukur flow open channel seperti kasus di atas? Jawabannya ya sensor akan tetap mengukur laju aliran fluida berdasarkan level. Padahal kenyataannya tidak ada air yang mengalir, karena air hanya menggenang. Inilah kesalahan yang terjadi ketika kita menggunakan suatu sensor yang tidak pada hakikatnya. Banyak pertimbangan yang benar-benar harus dipahami. 

Hal pertama yang benar-benar harus dipahami untuk kasus ini, apakah kanal yang kita punya sudah memenuhi syarat open channel atau belum.

Apa yang terjadi jikalau kita membawa kasus di atas ke ranah sensor flow yang sebenarnya seperti kasus di bawah?

close pipe and no flowing fluid


Maka jawabannya laju aliran akan terbaca 0 m3/ jam. Karena meskipun ada air, tapi air tersebut tidak mengalir. Inilah keuntungan ketika kita menggunakan alat/barang yang sesuai pada hakikatnya. Pertama kita tidak perlu ragu lagi akan faktor-faktor eksternal (minim pertimbangan lah). Kedua hasil pembacaan sensor tentunya lebih akurat dibanding hasil pembacaan yang sudah melewati proses konversi seperti pada kasus konversi dari level ke flow.


2. Sensor Tekanan untuk aplikasi level.

Banyak orang sudah tahu aplikasi dp sensor (differential pressure) untuk mengukur level. Ya prinsip sederhananya tentunya menggunakan tekanan hidrostatis.

formula of hydrostatic pressure

Sebenarnya ada satu hal yang menjadi concern ketika kita menggunakan prinsip pengukuran level menggunakan tekanan. Pada awal sebelum beroperasi, kita harus menginput nilai density/massa jenis fluida di dalam tangki. Jikalau ada perbedaan temperature antara T fluida input dengan T fluida di dalam tangki, ini lah yang menyebabkan eror dalam kalkulasi ketinggian fluida. Jikalau ada perubahan suhu di dalam tangki, maka dapat dipastikan hasil pembacaan level fluida salah. Untuk lebih paham persamaan matematis antara perubahan massa jenis dengan suhu, dapat dilihat dari link dibawah dan foto di bawah :

https://www.engineeringtoolbox.com/fluid-density-temperature-pressure-d_309.html 

graph of liquid's density based on presure and temperature 

Nah apa yang menjadi problem?
Bayangkan kalau misalnya komoditi fluida yang diukur adalah minyak bumi/crude oil. Misalnya pengukuran level hanya menggunakan single sensor (sensor tekanan) , maka dapat dipastikan eror untuk konversi ke level akan sangat berpengaruh.

Lalu solusinya bagaimana?
Menurut saya pengolahan nilai ketinggian dapat dilakukan di PLC (kontroler), jangan diolah di transmitter. Untuk sensornya perlu ditambahkan sensor density yang juga dihubungkan ke PLC. Nah PLC ini yang nantinya akan mengkonversi input dari sensor tekanan dan sensor density untuk mendapatkan nilai ketinggian yang sebenarnya.

Mengapa sensor substitusi seperti ini begitu banyak digunakan?
Alasannya tentunya adalah soal harga. Bayangkan misalnya untuk sensor laju aliran harganya dikisaran 50-100 juta (electromagnetic flowmeter). Sedangkan sensor level (ultrasonik) untuk konversi ke laju aliran harganya dikisaran 20-30 juta. Selain itu misalnya untuk pengukuran level menggunakan sensor level (radar) harganya dikisaran 50 juta, sedangkan ketika menggunakan sensor dp (tekanan) hanya dikisaran 10 juta. Intinya kalau menurut saya jika harga komoditi fluida yang mau diukur mahal, lebih baik menggunakan sensor yang sesuai hakikatnya. Sebaliknya jikalau komoditi/fluida hanya berupa air misalnya pada plant water treatment plant, hal tersebut menurut saya tidak begitu riskan efeknya.

Kesimpulannya jikalau kita menggunakan sensor fungsi substitusi seperti ini, banyak hal yang harus dipertimbangkan secara matang.


Monday, June 14, 2021

KKN UGM PPM JT-122

hari-h sebelum berangkat

KKN adalah salah satu momen yang gak pernah saya lupakan. Saya mendapat kesempatan untuk melaksanakan KKN di desa Kalibening, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Lokasinya berada di kaki Gunung Merapi. Kalau dari peta dibawah sih waktu tempuhnya kurang lebih sekitar satu jam-an lah dari kota tercinta wkwkwkwkwkwk (bahkan di maps saya kaget masih ada tanda home nya wkwkwkwkwkwk). Selalu kangen rasanya pingin balik ke Jogja :)

lokasi Desa Kalibening


Mungkin di part ini saya gak akan cerita detail lah pelaksanaan kegiatan, persiapan, keberangkatan segala macam. Saya orangnya sih lebih suka mengamati, memikirkan dan memaknai suatu kegiatan.

Not Knowledge, but Attitude
Ini sebenarnya ilmu sepanjang hayat sih, first impression yang membuat orang senang dengan kita menurut saya adalah sifat. Walau saya adalah pengagum orang-orang pintar, saya tetap berpikir bahwa attitude/sifat adalah yang utama. Tapi bukan berarti kita jadi malas belajar dengan berpikir bahwa attitude kita sudah oke ya wkwk. Jangan pernah mencari pembenaran atas sifat buruk kita hanya karena pembenaran kita tingkatannya lebih tinggi dari keburukan itu... ya begitulah tafsiran pemhaman saya dari sumber-sumber filsafat yang saya tonton.
Btw terkait dengan attitude, saya mungkin mau sharing suatu pernyataan : "Kagumi sifatnya, jangan orang/tokohnya". Pernyataan ini begitu relevan loh dengan maraknya hoax di grup keluarga zaman now wkwkw. Orang sekarang membela mati-matian orang yang mereka percayai sebagai tokoh panutan, hingga muncullah hoax-hoax tadi wkwk. Bagi saya, cukup kagumi sifatnya... jangan tokohnya. Karna kalau kita mengagumi tokoh, kita tidak akan pernah siap menerima kenyataan ketika tokoh yang kita kagumi melakukan kesalahan. Fatalnya lagi, kita jadi manusia yang berusaha memaklumi suatu keasalahan yang paling fatal sekalipun. Lah tapi kan yang namanya manusia tidak luput dari kesalahan? Cukup katakan salah ketika tokoh yang kita kagumi melakukan kesalahan. Wkwkwk jadi jauh kan bahasannya.
KKN itu intinya adalah attitude. Warga selalu pertama kali melihat attitude kita. Mau sehebat dan sebagus apapun proyek yang akan kita lakukan di lokasi KKN tapi kalau attitude kita buruk, percayalah kita akan jadi bahan gunjingan di kalangan warga desa. 

Simpati, Empati dan Kepekaan
Hal yang satu ini merupakan hal yang penting bagi saya. Saya beberapa kali pergi ke Jakaerta menggunakan KRL. Peraturan KRL mengatakan bahwa tempat duduk di prioritaskan untuk difabel, lansia, ibu hamil, perempuan, dan anak-anak. Gak jarang saya diperlihatkan dengan pemandangan pria muda yang dalam kondisi begitu santai duduk, padahal ada ibu-ibu didepannya berdiri. Ini bukan sekali dua kali terjadi, bahkan hampir setiap kali saya menggunakan KRL. Kondisi ini menurut saya yang disebabakan  oleh sifat lack of empati, simpati dan kepekaan.
Saya dahulu ketika SMA juga seperti itu. Prinsip saya saat itu, apapun yang terjadi disekitar saya, saya gak perduli. Istilahnya, saya urusi hidup saya, kamu urusi hidup kamu. Atau bahasa cueknya take care of your own bussiness lah. Saya pernah segila dan sengeri itu. Tapi semua berubah ketika saya kuliah di Jogja. Saya sadar bahwa sehebat, sepintar, sekuat, sekaya apapun kita, kita tetap membutuhkan orang di sekitar kita. Kalau kata orang-orang tua zaman dulu, "kenapa harus egois, toh yang ngantar dan nguburin mayat kita nanti juga orang lain" wkwk begitulah yang sering saya dengar.
Warga di Kalibening begitu luar biasa simpati dan empatinya. Misalnya saja ketika ada warga yang ingin bangun ataupun renovasi rumah. Hampir semua pria di desa ini membantu warga tersebut, entah sekedar memindahkan material, meratakan tanah, bahkan hingga menancapkan tiang pondasi. Ibu-ibu biasanya akan gotong royong untuk memasak makanan. Segila itu warga Kalibening soal simpati dan empati.
Ketika saya dan rekan sedang mengerjakan pembuatan plang arah jalan desa di perempatan desa, kami merasa kesulitan untuk menggali tanah untuk pondasi plang. Tiba-tiba seorang Bapak turun dari motonya sambil bertanya, "Lagi ngapain Mas?". "Lagi buat pondasi untuk plang jalan Pak" jawab kami. Karena Beliau melihat kami begitu kesulitan menggali tanah, kemudian Beliau meminta linggis yang kami bawa dan langsung mengajari kami cara menggali dengan linggis. Sampai tahap sepeduli itulah kadar simpati dan empati warga di desa ini. Hal ini menurut saya akan tetap relevan sampai kapanpun.

Unforgettable  Moment

The Missing Communication
Saya suku Batak, namun saya akui kekurangan saya ada pada komunikasi bahasa adat. Saya sering mengikuti acara adat Batak, namun kekurangannya saya tidak memiliki inisiatif untuk mempelajari bahasa suku saya. Setelah saya kuliah di Jawa, saya melihat bahwa kebanyakan teman saya suku Jawa hampir semua bisa berbahasa Jawa. Ini juga yang membuat saya minder apalagi kalau orang berkata "kamu udah 4 tahun kuliah di Jogja masa gak bisa ngomong Jawa" wkwkw. Saya dengan senyum slalu menjawab " iso sitik-sitik wkwkw".
Pada minggu pertama kami melaksanakan KKN, kami memiliki agenda untuk menjumpai semua ketua RT di desa Kalibening untuk kulonuwun (silaturahmi). Hal yang harus/memang/ dan sewajarnya kita lakukan ketika kita mengunjungi atau pindah ke suatu tempat, apalagi pedesaan. Saya sebagai pemimpin subunit, datang ke rumah ketua RT bersama semua anggota untuk perkenalan dan menyampaikan maksud kedatangan kami. Setelah saya menyampaikan intro, tiba-tiba Bapak Ketua RT ngomong dengan bahasa Jawa. Walaupun saya gakbegitu paham, inti yang saya pahami bahwa Beliau tidak fasih berbahasa Indonesia. Karena saya juga gakpaham ngomong Jawa, saya langsung memberi isyarat kepada rekan saya yang paham untuk mengambil alih pembicaraan wkwk. Walau saya gakbegitu paham komunikasi yang disampaikan Beliau, saya melihat gestur Beliau yang begitu welcome menyambut kami. Uniknya, hanya 2 dari 7 Ketua RT Kalibening pada saat itu yang fasih berbahasa Indonesia. Intinya sih the key of communication is not only about language, kalau kita memiliki niat dan keinginan yang tulus, orang pasti memahami keinginan kita.

Ibadah di Lereng
Selama 1 bulan mengikuti KKN, saya hanya 2 kali mengikuti ibadah umum. Karena warga Nasrani disini mayoritas beragama Katolik dan Gereja Protestan yang begitu jauh, saya akhirnya ikut teman Katolik untuk beribadah. Ketika saya dan 2 teman lainnya sampai di tempat ibadah, saya begitu kaget karena tempat ibadah nya berada pada undak2 bukit. Pastor yang menyampaikan khotbah berdiri tepat di titik terendah lereng, dan jemaat ada yang duduk di tanah yang datar, dan ada pula duduk di jalan turunan lereng. Dengan beralaskan tikar dan koran, mereka begitu hikmat mendengar khotbah kali itu. Beberapa jemaat berteduhkan tenda, bahkan karena begitu banyak jemaat, banyak juga jemaat yang bertendakan langit.  Btw momen ini salah satu yang berkesan bagi saya. Pertama saya tidak pernah mempelajari agama Katolik. Walaupun sama-sama Nasrani, Protesan dan Katolik berbeda jauh dari banyak aspek, apakah itu prosedur ibadah, kitab Suci, doa, dan sakramen (upacara khusus). Kedua, karena hampir semua jemaat merupakan suku Jawa, Pastor tersebut berkhotbah dengan bahasa Jawa wkwk. Ketidakpahaman saya menjadi double saat itu wkwk. Walau begitu, saya pribadi lebih suka memikirkan makna dari apapun yang terjadi di sekitar saya. Bagi saya, makna ibadah mereka begitu dalam. Mereka datang kepada Sang Khalik bermodalkan kesederhanaan. Artinya, Tuhan tidak melihat dengan apa kita datang kepada-Nya, tapi semurni apa hati kita untuk menyembah-Nya. Begitulah hasil perenungan saya saat itu kala memandang wajah jemaat yang begitu khusuk ketika beribadah. Kalau saya pribadi memiliki kecendrungan untuk mengingat suatu kejadian/event bukan dari semeriah/semahal apa, tapi makna apa yang bisa saya petik dari event tersebut.

lokasi ibadah Katolik di lereng bukit

jemaat maju ke depan altar

Foto setelah ibadah

"Ibu orang tua siapa ya?"
Wkwkwk ini momen epic yang kalau saya ingat kembali selalu buat saya ketawa. Ada salah satu fenomena yang sering terjadi saat KKN. Dosen koordinator wilayah (KORWIL) biasanya tiba-tiba datang ke lokasi peserta KKN untuk melakukan sidak mendadak. Alasan logisnya adalah banyaknya mahasiswa yang balik ke Jogja namun dengan alasan yang tidak jelas. Istilahnya, di form absen ada tandatangan yang menyatakan berada di lokasi KKN, namun ternyata malah pergi ke luar kota, balik ke kos-kosan, bahkan untuk tujuan nonton dan jalan-jalan ke mall wkwk. Yang paling rawan sidak mendadak ini ada di wilayah KKN Jogja dan Jawa Tengah, karena hobi mahasiswa yang lebih suka balik ke Jogja dibanding berada di lokasi KKN.
Saya gak ingat tanggal dan waktunya, tapi yang saya ingat waktu itu siang sekitar jam 1. Saya lagi duduk diteras rumah sedang bermain bersama anak-anak disana. Tiba-tiba ada ibu (warga Kalibening) mendatangi rumah kami dan ngomong ke saya "Mas ada yang cari lokasi pondokan (rumah) KKN". Pikiran saya waktu itu kemungkinan ada orang tua teman saya yang datang berkunjung, karena mayoritas orangtua teman saya tinggal di Jogja. Kemudian saya langsung keluar menuju mulut gang untuk menyambut beliau.  Saya melihat seorang wanita paruh baya berjalan menuju saya. "Mau cari siapa ya Bu?" Tanya saya membuka percakapan.  "Pondokan mahasiswa KKN dimana?" timpal Beliau. "Itu Bu pondokannya (sambil menunjuk rumah kami)"jawab saya sambil menuntun Beliau menuju lokasi pondokan. " Maaf Ibu orang tua siapa ya?" jawab saya . "Lah kamu gak tau siapa saya? Yang mana kormasit" jawab Beliau lagi. "Saya Bu kormasitnya (pimpinan sub-unit)" jawab saya. "Kamu gaktau siapa saya?" tanya Beliau lagi." Maaf Bu saya tidak tau" jawab saya bingung. "Saya Korwil Jateng. Saya mau sidak kelengkapan anggota kamu" jawabnya. Seketika saya malu dan kaget wkwkw. Saya kira Beliau adalah orang tua teman saya awalnya. Beliaupun masuk ke pondokan dan mengecek kondisi pondokan, daftar hadir, dan catatan agenda kami. Sebenarnya yang terbersik di benak saya saat itu adalah image Beliau yang begitu keras ketika melihat tindakan indisipliner yang dilakukan mahasiswa selama KKN (dari kabar burung sih begitu) wkwk. Tapi ketika Beliau mendapati kami semua mengikuti aturan dan tidak ada yang melakukan pelanggaran, Beliau sebenarnya begitu baik dan mengayomi. Intinya ya Beliau memberi nasihat untuk menjaga nama baik almamater lah dimanapun berada, apalagi di posisi kita yang bertamu ke tempat orang. Intinya sih beliau bersifat keras karens banyaknya kasus pelanggaran selama KKN yang Beliau dapati ketika sidak mendadak. Selama kita benar, jangan pernah takut lah.

Ketika acara penutupan KKN bersama semua perangkat desa, saya langsung mengangkat tangan ketika ditanya siapa yang mau memberikan kesan dan pesan. Pada kesempatan itu saya sampaikan rasa terimakasih saya kepada Kepala Desa Kalibening bahwa sudah menerima kami dengan kemurahan hati yang begitu besar. Saya sampaikan juga bahwa warga di Kalibening mengajarkan saya pelajaran hidup yang tidak pernah saya dapatkan bahkan di kampus sekalipun. 
"Saat saya masih tinggal di Medan, tetangga sedang merenovasi rumah pun saya tidak tahu. Disini ada warga yang bangun rumah semua ikut membantu" Begitulah kalimat yang saya ucapkan menunjukkan kekaguman saya pada masyarakat Kalibening.

Intinya, pengabdian itu sebenarnya bukan melulu soal hal-hal hebat yang bisa kita berikan kepada masyarakat. Ketika kita care kepada orang di sekitar kita, simpati dan empati pada orang di sekitar kita, bahkan hingga memiliki rasa hidup bersama dengan manusia di sekitar kita, kita sudah menjadi orang hebat dan tanpa disadari kita juga sudah mengabdi pada Sang Pencipta. Lakukan hal kecil yang kita yakini benar, maka kita adalah orang-orang hebat.

The best moments

teknik fisika c squad

setelah upacara pembukaan KKN di depan kantor desa

persiapan pemilu kabupaten Magelang

Kulonuwun ke rumah ketua RT

perkenalan kepada warga Kalibening

Tim Subunit asik-asik jala-jalan ke Artos Magelang

Foto bersama Mendian Pak Is dan Ibu Is. Beliau (Pak Is) sudah berpulang ke Sang Khalik Januari 2021 lalu.

Foto di kebun cabe Pak Is dan Ibu Is

mengecat jembatan desa wkwk

Seusai mengajarkan siswa di MTs Kalibening

Es krim setelah ibadah wkwk

Pemasangan plang perempatan desa

Fatul, anak perempuan yang selalu gembira ketika bertemu dengan kami. Saya tidak sengaja mengabadikan momen ini ketika perlombaan 17 Agustus 2018


Tengkyuuu....

Saturday, May 29, 2021

WIRING PLC SEDERHANA MENGGUNAKAN LEVEL TRANSMITTER LR 250 sebagai ANALOG INPUT dan PUSH BUTTON | INSTRUMENT PART 14

Mungkin saya akan sharing sedikit terkait dengan wiring PLC sederhana menggunakan transmitter. 

        Sebelum saya menjelaskan konfigurasi, saya akan menjelaskan setup percobaan. Pada bagian terdahulu (PART 7 Instrumen) , saya pernah membuat program PLC untuk flowmeter (flowrate dan totalizer). Karena pada saat itu saya masih menggunakan PLC Simulator, pada bagian ini saya akan menggunakan LR 250 sebagai analog input (nialai analog level dianggap mewakilkan analog flowrate), dan dua buah digital input berupa tombol untuk medemonstrasikan nilai digital pulse tottalizer dan tombol reset totalizer. Untuk digital output nya menggunakan lampu sebagai indikator apabila nilai flowrate analog melebihi batas yang ditetapkan.

1. PLC S7-1200 CPU 1212C DC/DC/RLY

PLC pin terminal

penjelasan pin CPU ada pada datasheet/manual di bawah :
penjelasan pin PLC

2. Analog Input 4xU/I 2 Wire connected to SIMATIC ET 200 SP
Penjelasan pin AI module seperti gambar di bawah ;
analog input pin terminal module

3. Terminal Block
Terminal block digunakan hanya untuk meminimalisir banyaknya kabel dalam satu pin. satu terminal block memiliki 4 pin (lubang) dari atas ke bawah. Pin 1 dari atas terhubung ke pin 4 (paling bawah). Untuk pin 2 terhubung ke pin 3.

terminal block



4. Transmitter 
Wiring untuk 2 wire transmitter yang paling umum dikenal adalah sinking dan sourcing. Perbedaannya seperti gambar di bawah :
sinking vs sourcing

5. Push Button
Disini saya menggunakan 2 push button, yang berfungsi sebagai tombol pulse totalizer (digital input) dan reset totalizer (digital input).

6. Lampu
Lampu disini sebagai digital output, dimana lampu akan logic 1 ketika nilai flow (analog input) sudah melebihi batas nilai diberikan transmitter.

7. Relay
Disini saya menggunakan relay berjenis SPST. Relay merupakan komponen umum yang digunakan sebagai safety apabila nilai arus terlalu besar yang dapat merusak perangkat CPU PLC.

8. Wiring

wiring


Dari wiring di atas, dapat dijelaskan :
* Wiring menggunakan mode sourcing trasnmitter
* common yang digunakan merupakan common ground (setiap pin digital input CPU merupakan ground)
* kabel merah = merupakan kabel fasa, kabel biru = merupakan kabel netral.
* kabel hijau = kabel profinet
* pada looping 2 wire transmitter, seharusnya ada 2 kabel yang terhubung ke modul PLC (AI Remote I/O). Dapat dilihat pada modul AI Remote I/O. Namun pada kebanyakan kasus, PLC sudah di grounding melalui CPU. Dapat dilihat pada modul AI Remote I/O, seharusnya pin UV0 dan I0+ terhubung ke Power supply dan transmitter. Namun hanya IO+ (terminal positif yang terhubung), karena grounding UV0 sudah melalui CPU PLC.

setup simulasi


Hasil percobaan saya seperti gambar di bawah :




Tengkyuuuuu.....