Saturday, January 30, 2021

Flow Transmitter | INSTRUMENT PART 5

Flow Transmitter

Flow transmitter merupakan transmitter yang bertujuan untuk mengukur laju aliran fluida (sesuai namanya). Ada 2 fitur yang biasanya ditampilkan pada flow transmitter, yaitu flowrate (debit)  dan totalizer. Simpelnya, flowrate menampilkan berapa debit aliran fluida, sementara totalizer menampilan berapa volume fluida yang telah melewati transmitter.

teori laju aliran

Satuan flowrate : m^3/h ; satuan totalizer : m^3

*satuan bisa diubah ke liter/detik ataupun satuan lainnya, cukup gunakan tabel konversi

Jenis Flow Transmitter dan spesifikasinya

Tabel di atas menjabarkan jenis-jenis flow transmitter dan spesifikasinya. Secara umum flow meter terbagi atas 5 jenis, yaitu : Electromagnetic, Coriolis, Vortex, Ultrasonic dan Differential Pressure.

Jenis-jenis Flow Transmitter :

1. Electromagnetic Flow Transmitter

Electromagnetic Flow Transmitter


Prinsip kerja

Transmitter ini menggunakan prinsip electromagnet Hukum Faraday. Sensornya berupa electroda yang berada di sisi kanan kiri pipa, sementara exciter nya berupa coil (kumparan di atas dan bawah pipa). Exciter sendiri berfungi untuk membangkitkan medan magnet. Seperti yang kita tahu, jikalau dua buah coil diberi arus, maka diantara kedua coil tersebut akan timbul medan magnet. Nah jikalau ada material konduktif yang bergerak di antara coil tersebut, maka akan timbul electromotive force atau simpelnya beda potensial (tegangan listrik). Nah electromotive force ini lah yang akan dideteksi oleh electroda yang berada di samping pipa. Untuk lebih memahaminya kita harus memahami teori hukum Faraday.






Just for info saja, salah satu syarat ketika ingin menggunakan transmiter ini, fluida yang mengalir harus memiliki konduktivitas > 20 mikroSiemens. Hal ini karena jikalau fluida tersebut tidak bersifat konduktif (seperti solar), maka tegangan tidak dapat dibangkitkan di elektroda.  Seperti gambar di bawah ini, laju aliran deionized water tidak cocok diukur menggunakan electromagnetic flow transmitter karena konduktivitasnya < 20 mikroSiemens.

Electric conductivity on some solutes


Untuk lebih lengkapnya bisa tonton video berikut : https://www.youtube.com/watch?v=f949gpKdCI4


2. Coriolis Flow Transmitter

Bisa dikatakan, Coriolis merupakan transmitter termahal di bidang pengukuran flow. Transmitter ini memiliki eror akurasi 0.1, yang merupakan eror akurasi terkecil dibanding jenis flow transmitter lainnya. Di dalam transmiter ini juga dilengkapi dengan sensor temperature untuk mengukur suhu fluida.



    Coriolis Flow Transmitter


Prinsip Kerja.

Prinsip kerjanya menggunakan efek koriolis (saya juga gak begitu paham teorinya wkwk) invented by Gustave de Coriolis. Tapi saya gak tahu siapa yang mengaplikasikannya ke pengukuran flow. Kalau di transmitternya itu ada 2 pick up sensor. Intinya ya kayak sensor proximity gitu, jadi dia sense (menerima sinyal) setiap pipa tersebut melengkung ke dekat sensor. Nah di dalam transmitter  itu, pipa akan melengkung ketika ada fluida yang mengalir. Jikalau ada fluida yang mengalir, maka sensor pickup di bagian inlet pipa akan menerima sinyal, kemudian gantian sensor pickup di outlet. Sebenarnya prinsipnya kayak resonansi getaran gitu kalau menurut saya, jadi nanti ada delta time (selisih waktu antara pickup inlet dengan pickup outlet). Selisih waktu ini lah yang secara teoritis disebut phase shifting (pergeseran fase gelombang). Intinya :

  • Delta time sebanding dengan mass flow rate.
  • Fluid density sebanding dengan frekuensi maupun suhu fluida terukur.
  • Nah dari 2 nilai variabel di atas, kita bisa mendapatkan nilai Volume flow rate.

Untuk lebih paham lagi, kalian bisa klik link video di bawah :

https://www.youtube.com/watch?v=31jYXlnu-hU dan https://www.youtube.com/watch?v=XIIViaNITIw



phase shift = mass flow of fluid


Yang pasti Transmitter Coriolis ini udah paket lengkap transmitter jenis flow lah. Bisa tahu suhu, density, mass flow rate, volume flow rate, dan totalizer juga.


3. Vortex Flow Transmitter

Nah yang satu ini di bawah Coriolis sedikit terkait dengan kualitas. Tapi sama-sama high class untuk flow transmitter lah bisa dibilang.

Vortex Flow Transmitter

Prinsip Kerja

Prinsip kerja Vortex Transmitter adalah menggunakan teori Von Karman efek. Intinya bahwa setiap aliran akan menciptakan pusaran secara bergantian setiap menabrak suatu objek penghalang berwujud solid. Setelah bluff body (penghalang), ditempatkan suatu sensor piezo electric (pick up sensor) yang berfungsi untuk sensing pusaran tadi. Nah kecepatan aliran fluida akan sebanding dengan frekuensi, dan debit dapat dihitung menggunakan nilai luas pipa dan kecepatan aliran. Lengkapnya ya seperti di bawah ini :

Vortex work principle 


bisa juga liat di video berikut https://www.youtube.com/watch?v=GmTmDM7jHzA  atau https://www.youtube.com/watch?v=QxCeVVXF2ng


4. Ultrasonic Flow Transmitter

Nah untuk flow transmitter, jenis ini merupakan salah satu yang banyak digunakan. Tentunya karena harganya tidak semahal 2 transmiter di atas wkwk. Transmitter ini terbagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe inline ultrasonic dan clamp on ultrasonic. Inline berarti pipa harus dilubangi, dan sensor dimasukkan melalui lubang tadi (sensor kontak langsung dengan fluida). Sementara untuk tipe clamp on, sensor cukup hanya terpasang di luar pipa.

Prinsip kerja secara umum

Sesuai dengan ultrasonik transmitter tipe level, prinsip umumnya ya dengan memancarkan gelombang UT. Fenomenanya ya berdasarkan waktu untuk emit-receive gelombang UT.


https://www.youtube.com/watch?v=Bx2RnrfLkQg atau https://www.youtube.com/watch?v=DD2bBLu6kLM

Inline Ultrasonic Flow Transmitter

Seperti yang saya katakan di atas, sensornya kontak langsung dengan fluida. Tipe ini nantinya di spesifikkan ke jumlah sensor UT nya. Ada yang single path, ada yang double path. Makin banyak jumlah pasang sensor (path), maka pengkuran flow rate dipastikan semakin akurat. Keuntungan tipe ini adalah instalasi  sensor gampang, karena sensor dan pipa sudah terpasang langsung dari factory Siemens (pipa + transmitter). Kekurangan tipe ini adalah biasanya tidak pernah dipesan jikalau suatu plant sudah beroperasi, karena harus memotong pipa di plant. Jadi pemesanan jenis ini biasanya saat pabrik dalam tahap perencanaan atau saat prior to commissioning lah bisa dibilang.

double path inline UT flow transmitter


Clamp-On Ultrasonic Flow Transmitter


Prinsip kerja reflected ultrasonic

Nah jikalau suatu pabrik yang sudah beroperasi ingin expand atau menambahkan instrument device, jenis inilah yang banyak dipesan. Jenis clamp on juga dapat dibagi 2 jenis lagi, yaitu jenis reflected dan non refleceted.

non reflected Clamp On UT Transmitter

Reflected Clamp On UT Transmitter

Kelebihan jenis ini tentunya tidak diperlukan pemotongan pipa saat instalasi. Kekurangannya? Sangat menyiksa engineer sih sebenarnya. Dimulai dengan pertanyaan "gimana cara kita tahu jarak kedua sensor tersebut?". wkwkwk nentuinnya itu harus pake software. Banyak nilai variabel yang harus diketahui seperti : material pipa apa, tebal pipa berapa,  liner (bagian dalam pipa bahannya apa), tebal liner berapa, fluida yang dialirkan apa? wkwkwk yang bikin sulit sebenarnya lebih ke arah nyari nilai variabel tadi karena biasanya data-data tersebut tidak disimpan secara detail oleh pengelola pabrik. Emang kalau misalnya data tadi gak lengkap akibatnya apa? mungkin tersirat pertanyaan seperti itu. 

Fenomena ini yang akan menjelaskan :

Pembiasan gelombang cahaya


Hukum Snelius terkait indeks bias gelombang

Ya jawabannya karena gelombang UT juga dibiaskan. Tebal pipa dan liner, material pipa dan liner, jenis fluida (viskositas), inilah yang akan mempengaruhi pembiasan/pembelokan gelombang UT. Semua data inilah yang diperlukan software untuk mengkalkulasi jarak antara kedua sensor UT. Kalau misalnya jaraknya tidak sesuai? maka Transmitter tidak akan dapat membaca hasil sensor karena gelombang yang dipancarkan jatuhnya  di samping sensor yang berfungsi untuk menerima. Intinya gelombang tidak tersensing tepat di sensor satunya. 

Kalkulasi Spacing (jarak antar sensor) menggunakan software Siemens

Seperti hasil di atas (hanya contoh), diperoleh jarak spacing sebesar 275 mm atau 27,5 cm. Didapat juga rekomendasi instalasi menggunakan jenis reflected UT. 

Oiya terkait dengan liner, saya akan menjelaskan sedikit. Liner itu simpelnya adalah bagian dalam pipa. Biasanya liner ini digunakan pada apliasi material reaktif (saya juga kurang paham contohnya) simpelnya bersifat korosif lah. Jadi pipa luar tetap kuat dan tidak terkikis.


Liner pipa yang berwarna merah


5. Differential Pressure Flow Transmitter (Orifice Plate)

DP transmitter ini atau biasa disebut orifice plate merupakan jenis flow transmitter yang biasa digunakan di lapangan. Selain harganya yang murah, pemasangannya juga tidak begitu sulit. Bentuknya seperti cincin yang nantinya menghalangi aliran fluida.

Orifice Plate and DP Transmitter

 

Prinsip Kerja

Prinsip kernya menggunakan prinsip penurunan tekanan (pressure drop sebelum-sesudah orifice). Tekanan sesudah orifice tentunya akan lebih rendah ketimbang tekanan sebelum orifice. Delta Pressure inilah yang dikonversi menjadi laju aliran (flow rate) dengan menggunakan persamaan Hukum Bernouli. Dua sensor yang berada sebelum dan sesudah orifice akan terhubungan ke pressure chamber dan diaphragma di dalam transmitter untuk membandingkan nilai selisih tekanan.

Differential Pressure Working Principle


Untuk lebih jelasnya bisa kalian lihat di https://www.youtube.com/watch?v=oUd4WxjoHKY


Flow transmitter merupakan transmitter yang paling banyak jenisnya wkwk. Dapat kita lihat bagimana kejeniusan ilmuwan zaman dulu  menemukan fenomena-fenomena fisis yang tepat untuk mengukur laju aliran. Untuk jenis flow kali ini, tentunya juaranya jatuh kepada fenomena efek Coriolis, dengan akurasi pengukuran flow nya yang sangat tinggi.



Sunday, January 24, 2021

Continuous Level Transmitter | INSTRUMENT PART 4

Level Transmitter

Continuous Level Transmitter

Continuous level transmitter berarti transmitter dapat mengukur secara real time nilai ketinggian fluida/bulk/slurry di dalam tangki. Jadi kalian cukup memasang 1 transmitter untuk memonitor ketinggian tangki. Oiya kalau misalnya isi tangki berupa slurry ataupun solid, maka setidaknya minimal kalian harus memasang 2 transmitter. Karena nilai tertinggi tentunya berada di bawah input tangki (permukaan tidak rata) seperti gambar di bawah. Biasanya akan dihitung nilai rerata dari kedua transmitter, kemudian nilai rata-rata lah yang akan di tampilkan di display sebagai hasil pengukuran.


solid vs liquid level measurement

Okei back to the topic, ada beberapa jenis continous level transmitter yang umum digunakan, seperti :

1. Ultrasonic Level Transmitter

Berbeda dengan saudaranya tipe point level measurement, transmitter ini dapat mengukur level secara real time. Prinsip kerja sensornya sih sama aja kayak ultrasonic point level transmitter (menggunakan gelombang suara ultrasonik), hanya saja tidak perlu di setting nilai ketinggian target yang ingin dicapai. Transmiter jenis ini cenderung lebih murah dibanding musuh bebuyutannya yang akan saya sebutkan di bawah wkwkwk.  Oiya frekuensi ultrasonik sendiri di kisaran 20000 Hz dengan kecepatan suara yaitu 340 meter/detik (di udara).


UT Transmitter with display

UT Transmitter without display



2. Radar Transmitter

Nah ini yang menjadi musuh bebuyutan ultrasonik wkwk. Wajarlah jenis yang satu ini terbilang paling handal di kelasnya untuk mengukur level. Prinsip pengukurannya sama kayak ultrasonik, hanya berbeda pada gelombang yang dibangkitkan. Transmitter ini membangkitkan gelombang radar dari frekuensi 6 GHz hingga 78 GHz (tergantung tipe transmitternya). Gelombang radar sendiri berbeda dengan gelombang ultrasonik. Gelombang yang satu ini tidak memerlukan medium untuk merambat. Kecepatan gelombang radar seperti kecepatan cahaya yaitu 300.000.000 meter/detik (di udara).





Oiya jenis antena radar ini ada banyak, bisa berupa rod (batang) maupun horn (corong)

Ultrasonic vs Radar

Oiya sebelum bahas jenis lain, saya mau jelaskan sedikit kelebihan dan kekurangan 2 jenis transmitter ini. Secara teoritis dalam electromagnetic wave spectrum, ultrasonik berada di spektrum gelombang radio dengan frekuensi 20000 Hz, sementara radar berada di spektrum gelombang microwave dengan frekuensi 6 GHz hingga 78 GHz seperti gambar di bawah 


Electromagnetic wave spectrum

Namun, sebenarnya ada beberapa kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis (bukan berarti yang mahal selamanya lebih bagus ya wkwk). Transmitter tipe ultrasonik sangat sensitif terhadap disturbance. Misalnya pada tangki untuk menyimpan bijih logam seperti batubara. Bijih yang baru saja jatuh dapat mengacaukan hasil penugukuran transmitter ultrasonik. Hal ini disebabkan karena Ultrasonik sangat sensitif terhadap benda berwujud solid seperti debu. Artinya jikalau benda berwujud solid menghalangi gelombang UT, maka disturbance tadi akan dianggap sebagai tinggi aktual solid di dalam tangki. Berbeda dengan UT, Radar sangat tidak sensitif terhadap disturbance. Hal ini dikarenakan frekuensi radar yang tinggi, sehingga solid berupa disturbance dapat dengan mudah ditembus radar. Kalau orang bilang sih, "Ada harga ada kualitas " wkwk. Prinsipnya sih sama kayak rontgen yang menggunakan Xray, makin tinggi frekuensi makin besar daya penetrasinya untuk menembus objek.

Xray ability to penetrate object

Tapi ada kasus tertentu dimana UT merupakan pilihan tepat selain harganya yang murah. Radar tidak cocok digunakan di dalam tangki yang berisi bijih plastik. Akan terjadi fenomena listrik statis yang akan menggangu sinyal radar yang dipancarkan. Sehingga untuk aplikasi bijih plastik, lebih tepat menggunakan Transmitter ultrasonik.
UT dan Radar transmitter memiliki kesamaan dalam hal memancarkan gelombang dengan sudut tertentu. Jadi perlu penempatan yang sesuai untuk menghindari gelombang menabrak dinding sebelum terkena fluida, karena akan mengacaukan hasil pengukuran. Dan aturan pemasangan yang lain bahwa penempatan transmiter tidak boleh didekat input tangki, karna akan mengacaukan pengukuran juga.

Rules of Instalation




3. Guide Wave Radar (GWR)

Gelombang yang dipancarkan adalah sama yaitu gelombang radar. Sesuai namnya, transmitter ini menggunakan sejenis rod/batang yang dipasang dari transmiter ke dasar tangki. Berbeda dengan Radar Transmiter, Gelombang GWR tidak dipancarkan dengan sudut terntentu karena adanya Rod (batang). Rod ini yang nantinya sebagai media rambat gelombang radar. Prinsipnya yaitu menggunakan perbedaan konstanta dielektrik udara dengan bahan. Jenis transmiter ini juga yang cocok untuk mengukur tangki dengan 2 substansi bahan atau lebih (misalnya seperti tinggi minyak di dalam campuran minyak dan air. Kelemahan jenis ini ada pada biaya instalasi dan kerumitan proses maintenance.



 
4. Capacitance Continuous Level Transmitter

Prinsip kerjanya sama seperti capacitance point level yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Intinya berdasarkan perubahan nilai kapasitansi yang semakin besar bila ketinggian fluida makin besar. Untuk lebih paham, bisa ditonton videonya  https://www.youtube.com/watch?v=MPCUDVp0WZc.



Pengalaman Management Trainee (Mill) di PT. KLK Agriservindo, Berau, Kalimantan Timur (September 2020) | PART 12

 

Palm Oil Mill Station | Part 2

5. Stasiun Digester

Stasiun ini berfungsi untuk melepaskan daging buah dari nut agar lebih mudah nantinya ketika di press. Komponen di stasiun ini berupa tangki digester yang didalamnya terdapat pisau berlengan pendek dan berlengan panjang. Pisau ini digerakkan menggunakan electromotor. Di dalam tangki digester juga di tembakkan steam untuk mempermudah pelepasan daging dari nut.




6. Stasiun Pressing

Stasiun ini seperti namanya berfungsi untuk mengeluarkan minyak (oil) dari daging buah. Nama alatnya sendiri adalah screw press. Prinsip kerja screw press adalah dengan menggunakan tekanan hidrolik, dimana terdapat bagian statis dan dinamis. Bagian statis akan menahan buah, kemudian di sisi lain cone akan menekan buah dengan gerakan maju mundur. Nah didalam screw press ini juga terdapat press cage (berupa lubang-lubang kecil seperti saringan) yang akan melewatkan minyak jatuh ke bawah, sementara itu bagian lain seperti fiber, shell dan kernel akan terkumpul menjadi satu bagian.


Oiya ada bagian ini, air panas ( 85 derajat Celcius) akan terus disemprotkan selama proses pengepresan. Tujuannya adalah untuk water dilution, yaitu mempermudah minyak terlepas dari daging buah dan tidak tersumbat di press cage.

Komponen lain setelah pressing station

Sand Trap

Sesuai fungsinya, alat berupa tangki ini berfungsi untuk mengendapkan solid-solid yang tidak diinginkan di dalam minyak. Prinsipnya adalah menggunakan fenomena perbedaan massa jenis menggunakan gaya sentrifugal, dimana partikel solid akan jatuh kebahwah, dan minyak akan tetap berada di atas, untuk selanjutnya minyak  masuk ke vibrating screen. Fenomena ini terjadi karena terciptanya pusaran di sand trap.

sand trap

 

Vibrating Screen

Alat ini seperti ayakan tepung wkwk. Komponen yang membuat alat ini bergetar tentunya adalah electromotor. Lubang-lubang (istilahnya mesh) pada ayakan ini berukuran mikron yang tentunya dapat menghambat partikel solid yang dimensinya lebih besar dari mesh tersebut. Oiya kalau saya gak salah ingat, terdapat 2 stage mesh di dalam satu vibr screen, yang artinya terjadi 2 tahap ayakan untuk memastikan solid tidak terikut di dalam minyak.

vibr screen


Crude Oil Tank

Fungsi tangki ini adalah menyimpan minyak setelah melewati vibrating screen. Hal ini juga tentunya untuk mengendapkan pengotor solid lain yang masih terikut di dalam minyak.

COT


Saturday, January 23, 2021

Pengalaman Management Trainee (Mill) di PT. KLK Agriservindo, Berau, Kalimantan Timur (September 2020) | PART 11


Palm Oil Mill Station | Part 1

Udah lama nih gak ngelanjutin part pengalaman di palm oil mill KLK wkwk. Okei di part ini saya akan bahas detail proses di palm oil mill walau gak begitu detail lah ya wkwkw.

Shoot on the loading ramp station

Mengenai foto di atas sebenarnya ada kisah sedih di baliknya wkwkw tapi ntar aja saya ceritakan di part lain. Okei back to the topic....

Proccess Flow Diagram Palm Oil Mill



Ya sebenarnya flowchart di palm oil mill seperti itu, tapi masalah di lapangannya tidak sesimpel itu wkwk. Okeii saya akan menjelaskan per stasiun menurut pemahaman saya. (note : oiyaaa.. foto stasiun di bawah ini bukan di ambil dari pabrik selama saya kerja di KLK, karena saya paham privasi pabrik)


1 Stasiun Penimbangan (weight bridge station)

Seperti namanya, ya stasiun ini fungsinya untuk penimbangan buah masuk. Caranya? Truk yang mengangkut buah ditimbang. Kemudian truk akan ditimbang kembali sebelum keluar dari pabrik. Berat buah masuk diketahui dari selisih berat masuk dan keluar truk. Stasiun ini juga tempat pengecekan surat izin/jalan truk yang masuk. Terkait dengan stasiun ini, ada instrument device yang digunakan, yaitu load cell. Sebanyak 4 buah sensor load cell yang fungsinya sebagai sensor berat diletakkan di ujung jembatan timbang. Keren kan?

load cell for mass measuring sensor

weightbridge palm oil mill


2 Stasiun Loading Ramp 

Sesuai dengan namanya, stasiun ini berfungsi sebagai tempat pemilahan (grading) dan penimbunan sementara tandan buah segar yang baru diturunkan dari truk. Biasanya stasiun ini berupa tanah lapang yang luas, dan memiliki tempat berciri miring untuk menampung tandan sawit. Di lapangan ini lah para karyawan mensortir buah untuk mendata kondisi buah yang masuk. Bukan berarti buah yang sakit/rusak tidak akan diolah yaa, namun data ini nantinya yang akan menjadi bahan untuk laporan ke pihak kebun jikalau ada komplain dari pihak pabrik.

loading ramp

3. Stasiun Sterilizer

Stasiun ini merupakan salah satu stasiun vital di palm oil mill. Stasiun ini merupakan proses awal pada pengolahan kelapa sawit. Sesuai dengan namanya, stasiun ini berfungsi untuk perebusan tandan buah sawit. Oiya perebusan ini sebenarnya memiliki banyak tujuan mulia wkwk tapi saya gak akan menjelaskan detail karena udah lupa juga. 

Intinya ya untuk :

  • Menonaktifkan enzim lipase buah agar kadar FFA (Free Fatty Acid/ asam lemak bebas) tidak meningkat
  • Memudahkan pelepasan buah dari tandan (mempermudah tugas stasiun threshing)
  • Mempermudah proses pelumatan buah (mempermudah tugas stasiun pressing)
  • Mempermudah proses pelepasan shell dari kernel (mempermudah proses di kernel station)
Nah banyak kan fungsinya? wkwk. Stasiun ini juga yang merupakan salah satu stasiun yang harus menggunakan instrument device jenis kontroler berupa PLC (Programmable Logic Control). Alasannya? Karena tekanan kerja bejana ketika beroperasi berada pada rentang 0-3 bar dan suhu operasi di dalan bejana berada di kisaran 135 derajat Celcius. Nah disinilah fungsi Instrument memegang peran penting dalam hal safety. 

Komponen-komponen instrumen yang saya amati selama saya kerja di palm oil mill (sterilizer station) adalah :
  • Proximity sensor
    proximity sensor

  • Pressure relief  Valve
  • Selenoid Valve
  • Safety Valve
  • Aktuator : pneumatic valve
  • PLC dan panel
    PLC Panel on sterilizer station


Vertical sterilizer

Prinsip kerjanya ya sederhana. Steam dengan tekanan sekitar 3 bar ditembakkan masuk kedalam vessel sterilizer. Nah prinsip nya adalah dengan sistem peak/puncak, agar perebusan lebih efisien dan buah matang secara sempurna. Jadi ada waktu tembak steam, buang udara, tembak steam lagi, buang udara lagi. Gak seperti kita saat masak indomi wkwk. Penjelasan teoritisnya adalah bahwa udara dingin di sela-sela buah sawit adalah penghantar panas yang buruk, sehingga nantinya dapat menghambat kematangan buah sawit.
Oiya, di sterilizer ini sebenarnya minyak sawit banyak juga keluar bersamaan dengan air kondensat (steam yang berubah menjadi fase saturated water). Nah, dekat dengan sterilizer biasanya ada blowdown chamber untuk membuang udara panas dari dalam sterilizer sebelum buah yang sudah direbus dikeluarkan. Di dekat blowdown chamber ini lah biasanya dibuat condensate tank untuk menampung minyak sawit yang terikut bersama saturated steam water (uap air jenuh). Minyak sawit ini nantinya akan diolah kembali untuk membuang air dan kotoran lainnya.


blowdown chamber



4. Stasiun Thresher

Simpelnya, nama lain stasiun ini adalah stasiun pembantingan tandan sawit.Tandan dibanting berulang-ulang didalam drum yang berputar secara terus menerus (rev : 23 rpm). Nah tandan yang terbanting berulang-ulang inilah yang diharapkan akan melepaskan buah melalui celah-celah drum thresher. Buah akan masuk ke stasiun pelumatan, sementara tandan akan dibuang atau di press minyaknya.

Thresher