Sunday, January 17, 2021

Pengalaman Management Trainee (Mill) di PT. KLK Agriservindo, Berau, Kalimantan Timur (September 2020) | PART 9

"Jangan kayak orang susah haha"

Mr M yang rumahnya persis di sebelah rumah kami, mengajak kami untuk ke kampung. Sebelumnya kami sampaikan kepada beliau bahwa kami ingin membeli kebutuhan sehari-hari, namun tidak ada kendaraan dan tidak tahu juga mau beli kemana wkwk. Beliau mengajak kami ke kampung dengan menggunakan mobil KLK. Kebetulan mobil tersebut saat itu tidak digunakan untuk keperluan apapun. Kami yang telah bersiap-siap, mendatangi beliau ke rumahya. Di depan rumah, beliau sibuk men starter mobil Ford 4WD tersebut. Wajar, mobil pabrikan amerika keluaran 2006 tersebut sudah selayaknya di istirahatkan wkwk. Melihat umurnya yang tidak lagi muda dan beberapa kondisi komponennya yang sedikit tidak layak wkwk. Sebut saja radiatornya yang sudah bocor, sehingga setiap beberapa waktu harus berhenti dan diisi dengan air wkwk. Tidak heran setiap kali Mr M menggunakan Ford ini, beliau selalu membawa 2 jrigen berisi air penuh untuk mengisi radiator si "tua" ini wkwk. Meski begitu untuk urusan mesin, jangan ditanya lah. Mobil ini masih sangat berguna jikalau dipakai untuk medan khas perkebunan. Dengan sistem 4 wheel drivenya, jalanan berlobang atau lumpur pun dihajar dengan gampang pakai mobil ini.

the legendary ford


Ada kisah menarik terkait mobil ini wkwk. Sebelum kedatangan kami, Mr M menceritakan pernah membawa mobil ini sendirian untuk suatu keperluan. Saat sedang mengemudikan mobil ini, Mr M tak sengaja menabrak lubang yang begitu dalam.  Tiba-tiba beliau melihat ban bergelinding di samping mobil. Dengan rasa kaget, beliau baru tersadar bahwa salah satu ban mobil sudah keluar dari porosnya wkwkwkwkwkwkw. Akhirnya beliau menelpon mekanik untuk memperbaiki mobil tersebut. Mungkin ford tersebut sudah lelah wkwkw. Di samping itu, menyalakan mobil ini bukanlah perkara gampang. Saya tidak tahu persis bagian apa yang bermasalah, tapi sepertinya terkait kelistrikan aki nya. Jadi diperlukan seperti batang berkawat untuk menghubungkan 2 komponen di dalam kap mobil tersebut. Itupun harus di starter berulang-ulang untuk menyalakannya wkwk.

Setelah mobil menyala, kamipun masuk. Mr M memutar musik aliran electro music yang sedikit begitu asing di telinga saya. Saya sebenarnya adalah penggemar EDM ketika SMA, namun saya paham aliran EDM itu banyak. Belum tentu orang yang suka dengan aliran A akan suka juga dengan aliran B wkwk. Perjalanan kami di selingi oleh perbincangan kami terkait dengan banyak hal. Terkadang ngobrol tentang KLK atau pekerjaan, tentang hal-hal pribadi, tentang studi di perkuliahan, tentang opini masing-masing kami terhadap A hingga Z wkwk pokoknya banyak lah. Tanpa terasa kami telah sampai di kampung. Suasananya sedikit ramai dan banyak orang berjualan. Mr M mengatakan bahwa nama kampung ini adalah Tepian Buah. Ini juga merupakan pusat lokasi administrasi pemerintahan kecamatan Segah.


Di kampung ini saya dan Mas Michael membeli berbagai barang, seperti galon air, bahan dapur, dan kebutuhan lainnya. Bisa dibilang kampung ini cukup lengkap lah. Sudah ada apotek, dokter umum dan  klinik bersalin, tempat cukur rambut, dan tentunya rumah makan padang. Mengapa saya katakan rumah makan padang? Karena semua orang tahu rumah makan padang sudah tersebar diseluruh Indonesia dengan kekhasan santannya wkwk. Oiya hingga hari terakhir saya di sini,  saya, Mas Michael dan Bapak Asisten Manajer bahkan sempat nongkrong ke kafe yang baru buka di Tepian Buah ini.

es krim cincau Tepian Buah

Pentol legendaris Tepian Buah wkwk


Di sini juga terdapat makanan dan minuman legendaris lain, seperti warung bakso dan mie ayam yang cuma ada 1, penjual pentol dan gorengan yang begitu mashyur se tepian buah, dan es krim cincau terenak yang pernah saya makan seumur hidup  wkwk (ini jujur). Pernah suatu ketika, saya, Mas Michael, dan Mr M berhenti dan makan pentol legendaris ini di tepi jalan. Mungkin karena kami bingung bagaimana menghabiskan uang, pentol harga 2 ribuan dan sosis harga 3 ribuan kami sikat lumayan banyak. 

"Jangan kayak orang susah haha" ucap Mr M sesampainya kami disana.

"Hahaha oke Pak" jawab saya menanggapi ucapan beliau wkwk. Tangan kami bergantian mengambil pentol maupun gorengan yang baru saja diangkat oleh penjual tersebut dari penggorengan. Ditambah dengan saus kacang satu teko plastik yang terdapat di sampingnya, rasanya begitu nikmat ketika dipadukan. Oiya di samping pentolnya yang begitu nikmat, ada satu gorengan yang enak juga ketika saya makan. Ya sosis goreng yang dibalut tepung ini begitu nikmat rasanya. "Ini sosis merk apa ya, kok enak banget", pikir saya. Mata saya langsung tertuju kepada bungkus sosis yang ada di tempat sampah. "Frankurter ayam made in Malaysia" begitu yang tertera di bungkusnya. Ternyata sosis buatan negara sebelah ini begitu terkenal di daerah tersebut, mungkin karena harganya yang murah bila dibandingkan dengan rasanya yang mantapppp.
Harga 15000 kalian bisa dapat sosis isi 10 yang enak wkwk


Setelah kenyang, kami pun memutuskan pulang. Saat membayar, saya dan Mas Michael dengan lancar menyebutkan apa saja yang telah kami makan. "Ehh tadi saya makan apa ya?" ucap Mr M bingung ketika giliran beliau menyebutkan apa yang telah Ia makan. "Iya jangan kayak orang susah Pak, tapi tetap ingat apa aja yang diambil hahaha" balas saya kepada beliau. Kamipun tertawa melihat respon beliau yang begitu lucu hanya untuk mengingat sesuatu yang baru saja terjadi wkwk. Bahkan saat di mobil beliau katakan Ia lupa menghitung 2 gorengan lagi yang Ia makan wkwkwkwkw. 


No comments:

Post a Comment