Pengalaman Management Trainee (Mill) di PT. KLK Agriservindo, Berau, Kalimantan Timur (Agustus 2020) | PART 5
Sinyal di barak ini sebenarnya ada, hanya saja ....
Berau (Agustus 2020)
Karantina
Proses karantina kami dilaksanakan di barak yang ada didalam kompleks anak perusahaan KLK. Oiya, untuk site region Kaltim sendiri, KLK mempunyai 3 pabrik dengan 4 anak perusahaan. Saya gak bisa nyebutin nama anak perusahaannya karena itu menjadi privasi perusahaan. Barak tempat karantina kami sebenarnya merupakan tempat jikalau ada tamu-tamu yang berkunjung ke perusahaan ini. Banyak sekali kasur di barak ini, kalau tidak lupa ada sekitar 12 kasur untuk 1 ruangan tidur. Karena terdapat 2 ruangan, sehingga ada total sekitar 18 kasur tidur. Ditambah 6 kamar mandi secara total.
Lingkungan kompleks perumahan dari depan barak |
Semenjak kami sampai disini, ada satu hal yang membuat kami sedikit galau hehehe..
"Ehh disini gak ada sinyal ya? Kok saya Telkom*el gak dapat ya", ujar teman saya tiba-tiba membuka percakapan.
"Ehh iya saya IM* juga ga dapat nih" timpal teman saya yang lain.
Ternyata ketakutan saya benar-benar terjadi. Saya mencoba mengelilingi barak dan hasilnya tetap sama. Sinyal saya tetap E/2G, yang artinya tidak dapat mengirim pesan melalui media internet. Malam pertama kami habiskan untuk menyusun tas, barang-barang bawaan kami, diselingi dengan cerita masing-masing teman terkait latar belakang dan asal daerah mereka.
Keesokan paginya, dilakukan pengecekan suhu tubuh dan kondisi kesehatan masing-masing orang. Hal tersebut secara rutin dilakukan oleh pihak tenaga medis perusahaan selama masa karantina.
"Kalian tidak boleh keluar dari halaman barak ini ya" ucap petugas keamanan perusahaan. Oiya, terkait makan pagi siang malam, ternyata perusahaan telah meminta Ibu kantin untuk mengantarkan makanan secara rutin. Hal ini dilakukan agar kami tetap berada di barak selama karantina. Walau pada akhirnya, gaji kami untuk bulan pertama di potong dengan uang makan kami selama karantina wkwk. Pada hari kedua, 3 orang teman lainnya datang dan bergabung dengan kami untuk proses karantina dikarenakan pesawat mereka hanya tersedia keesokan harinya. Mereka semua merupakan MT Field yang berasal dari Sumatra. Jadi, ada 8 orang anak MT yang di karantina di barak ini wkwk.
Sinyal di barak ini sebenarnya ada, hanya saja...... adanya di lokasi / spot tertentu. Itupun 4G dengan sinyal 2 batang. Lebih sering lagi cuma H atau H+ wkwk.
Kalau kita berpindah / bergeser sedikit saja dari spot, sinyal langsung kembali ke E dan tidak bisa internetan lagi. Untungnya, barak tersebut berada persis di sebelah kantor bagian sustainibility, sehingga kami diberi fasilitas wifi yang hanya hidup sampai jam 5 sore. Kalau malam? Ya harus menjadi seperti orang purba lagi wkwkwk. Sebenarnya hal ini sedikit memiliki dampak positif sih, jadi lebih memaksa kami untuk menghabiskan waktu lebih banyak untuk ngobrol atau sharing. Tapi ya tetap aja, setiap orang punya "me time" nya masing-masing, dan sebagian besar me time sih menggunakan internet hahaha. Jadi tetap ada rasa bosan kalau ngobrol dengan teman yang lain.
Teman-teman menghabiskan waktunya dengan cara mereka masing-masing. Ada yang menonton film, ada yang membaca, ada yang bermain game, dan ada juga yang tidur. Mungkin mereka lelah setelah melewati lembah curam "skripshit" wkwkw. Kalau saya sih orangnya lebih senang bertukar pikiran dengan orang lain, apalagi orang baru. Saya sangat dekat dengan Mas Michael, teman yang juga mendapat penempatan pabrik yang sama dengan saya. Beliau termasuk orang yang cerdas dan cukup berwawasan luas. Tamatan UND*P yang satu ini merupakan salah satu orang yang cukup open minded juga bagi saya. Saya membahas banyak hal dengannya; terkait agama, politik, tokoh-tokoh besar, dan yang paling sering tentunya terkait perkuliahan. Karena beliau merupakan lulusan teknik mesin, saya coba gali-gali informasi mengenai pendidikannya dari point of view yang saya pahami. Mungkin hanya kami berdua yang begitu antusias untuk saling sharing informasi wkwk disamping teman-teman kami yang lain sibuk dengan dunianya sendiri.
Hari berganti hari kami jalani dengan kebosanan akan rutinitas. Bangun, makan, mandi, nyuci, makan lagi, ngobrol, makan lagi, tidur wkwkw. Ya mau gimana lagi....
"Siang panas, malam gak ada internet" .
Itulah kalimat yang bisa dirasakan oleh kami selama karantina. Hutan sawit bila dibandingkan dengan hutan vegetasi lain itu berbeda. Hutan sawit menurut saya tidak akan membuat daerah sekitarnya sejuk, malahan tambah panas. Gak paham sih saya sebenarnya penjelasannya, cuman ya itu juga yang saya rasakan selama saya tinggal di Riau. Panasnya puooooollllll.....................wkwkwkwk .
Menjelang minggu kedua masa karantina, sebenarnya ada pembahasan spesifik yang begitu menghinggapi pikiran kami. Terutama terkait dengan program MT yang sedang kami jalani. Sesekali kami didatangi oleh MT batch sebelumnya yang sudah jadi Assisten Manajer Field maupun Assiten Manajer Pabrik untuk menjelaskan lingkungan di KLK, pola kerja dan lainnya.
Oiya karena air dan listrik di barak ini semuanya diolah secara pribadi oleh KLK, jadi terkadang ada sedikit trouble terutama masalah air untuk mandi. Air keran hanya dapat dinyalakan pada jam tertentu, dan tidak dapat dinyalakan jikalau pabrik sedang tidak beroperasi pada hari libur. Pernah sesekali kami tidak mandi hingga malam dikarenakan air tidak dapat dinyalakan paginya. Ya terpaksa menelepon pihak KLK untuk mengirim air melalui truk tangki yang asalnya saya kurang paham juga hehe....
Hari-hari terakhir masa karantina lebih banyak kami habiskan untuk belajar sih. Anak-anak MT Field belajar segala sesuatu tentang sawit, mulai dari budidaya, pemeliharaan, pemanenan, dan lainnya. Kalau anak MT Mill lebih belajar ke arah proses pengolahan di pabrik nya, mulai dari alur diagram proses, alat-alat di pabrik dan kegunaanya, banyak lagi deh pokoknya. Kalau malam kami biasanya nonton bareng film-film recommended yang menurut kami bagus wkwk. Oiya disini ada TV, namun tidak ada sinyal. Jadi ya seperti HP tanpa pulsa lah gitu analoginya wkwk. Kadang juga kami main game tebak-tebakan, kadang ngobrol di teras sambil menikmati langit Berau wkwkw. Ya apa aja yang bisa dilakuin pasti dilakuin hahahaha....
Pagi pagi kami dikabari oleh pihak perusahaan bahwa besok akan dilakukan SWAB di klinik kota. Untuk informasi saja, perjalanan darat dari lokasi itu ke Tanjung Redeb (ibu kota Berau) itu sekitar 2 jam 30 menit. Jadi kami kembali melakukan perjalanan menyusuri sungai untuk sampai ke kota dengan waktu tempuh 45 menit. Setelah sampai di Head Office Tanjung Redeb, kami kembali disambut oleh HR Region Kaltim. Beliau kemudian mengantar kami ke klinik untuk proses SWAB. Setelah itu kami kembali balik ke barak karantina. Berselang beberapa hari, hasil kami dinyatakan non reaktif dan sudah dapat segera bekerja. Kami sudah diminta untuk mempersiapkan barang-barang karena besok sudah dijemput untuk penempatan masing-masing site pabrik maupun kebun.
Comments
Post a Comment