Saturday, January 23, 2021

Point Level Transmitter | INSTRUMENT PART 3

Level Transmitter

Untuk variabel level, terdapat 2 prinsip pengukuran, yaitu : point level measurement dan continuous measurement.

Point Level Measurement : Pengukuran pada suatu nilai yang di setting. 
Pemahamannya misalnya seperti ini : Jikalau kalian meletakkan transmiter pada ketinggian 10 meter di dalam suatu tangki, maka ketika cairan sudah menyentuh 10 meter, maka transmiter akan memberikan sinyal ON. Jadi nilai/point ketinggian tersebut sudah di setting dari awal. Kalau misalnya ketinggian air 15 meter? Ya gak terjadi apa-apa, transmiter tetap akan mengirimkan nilai ON tanpa mengirimkan nilai tinggi air di dalam tangki, karena jenis ini hanya sebagai penanda apakah tinggi yang di setting sudah tercapai atau belum. Kalau mau tahu udah 15 meter gimana?  ya pasang transmiter jenis ini lagi di ketinggian 15 meter. Intinya kalian hanya akan mengetahui kondisi transmitter belum mencapai set point yang kalian setting atau belum tanpa tahu detail akurat tinggi tangki.

Jenis-jenis point level measurement adalah :


1. Tipe Kapasitansi

Seperti namanya, transmitter ini menggunakan prinsip perubahan kapasitansi. Saya hanya akan menjelaskan sedikit saja prinsip kerjanya, karena saya juga gak begitu paham detail istilah-istilah fenomena fisisnya. 
Prinsip kerja : Sesuai dengan prinsip kapasitor, terdapat 2 plat elektroda yang akan membangkitkan medan listrik. Nah, disini yang bertindak sebagai pelat 1 (pelat referensi) adalah transmiter, sedangkan pelat 2 adalah vessel/tangki tempat kita mengisi cairan, solid atau slurry.



Ketika di antara 2 plat diisi oleh cairan (konstanta dielektrik  cairan > konstanta elektrik udara) , maka nilai kapasitas kapasitor akan meningkat (sesuai kesebandingan rumus di atas, karena permisivitas itu sebanding dengan konstanta dielektrik)).  Nah semakin  besar luas area permukaan plat yang dipenuhi air, maka semakin besar kapasitansi terukur. Kalau kalian masih belum paham, bisa nonton video berikut :


Tampak atas : pada batang transmiter terdapat probe di pusat dan kapsul insulasi


Nah sebenarnya jikalau dipahami lebih dalam lagi,jarak pengukuran kapasitansi transmiter ini hanya dari probe instulation ke probe pusat (wkwk makin bingung kan), karena sejatinya akan terbentuk short circuit antara probe insulation dengan dinding tangki. Nah short circuit ini hanya akan terbentuk bisa batang transmitter terendam fluida, solid maupun slurry. Kalau belum paham coba tonton link di atas.


2. Tipe Getar (Vibrating)

Nah yang ini lebih gampang dipahami. Ketika dihubungkan dengan listrik, maka tuning fork (garpu sensing) akan bergetar dengan frekuensi tertentu. Nah jikalau garpu tersebut terendam fluida/bluk/slurry, maka frekuensi getar akan berubah dan diterima oleh osilator Perubahan ini lah yang menandakan bahwa nilai ketinggian sudah tercapai. Mudah kan?




3. Tipe Rotation Paddle

Tipe Rotation paddle juga mudah untuk dipahami. Ketika dihubungkan dengan arus listrik, maka paddle akan berputar dengan rpm(revolusi tertentu). Jikalau fluida, solid, dan slurry sudah mencapai ketinggian transmitter, maka kecepatan putar paddle akan berkurang atau bahkan berhenti. Simpel kan?




4. Tipe Ultrasonik

Nah yang ini juga mungkin sedikit universal juga bagi sebagian orang. Prinsip ultrasonik yang paling umum digunakan pada teknologi kapal untuk mengetahui kedalaman laut atau topologi dasar laut.
Pinsip kerja : Transmitter ultrasonik memiliki 2 komponen utama, transduser dan transceiver. Tranduser berfungsi untuk membangkitkan gelombang ultarsonik (>20000 Hz) oleh kristal piezoelektrik. Ketika gelombang sudah menabrak objek, maka gelombang akan dipantulkan kembali dan diterima oleh transceiver. Transceiver ini akan mengkonversi gelombang ultrasonik ini kembali menjadi sinyal listrik. Oleh procesor akan diconvert menjadi jarak berdasarkan selisih waktu gelobang mulai dipancarkan hingga diterima kembali.



Nah untuk transmitter ultrasonik tipe point level measurement sendiri, kita harus mensetting berapa nilai ketinggian yang mau dideteksi. Misalnya di setting untuk tinggi 10 meter, maka transmitter tersebut hanya akan ON bila tinggi air mencapai 10 meter. Jadi kita hanya dapat menggunakan transmitter ini untuk satu nilai tertentu.


Kurang keren kan? Next part bahas continuous level biar jossss....

No comments:

Post a Comment