CONTROL VALVE - JANTUNG KONTROL PROSES (PART 2)
Direct acting |
Reverse acting |
1. Aktuator
Komponen yang bertugas menggerakkan valve secara otomatis berdasarkan sinyal kontrol (biasanya 4–20 mA atau sinyal pneumatik).
Jenis aktuator bisa:
- Pneumatik: menggunakan udara tekan.
- Elektrik: menggunakan motor listrik.
- Hidrolik: menggunakan tekanan cairan.
Aktuator inilah yang mendorong atau menarik stem untuk membuka atau menutup valve.
2. Diaphragm
Hanya ada pada actuator jenis pneumatik. Berfungsi untuk mengubah tekanan udara menjadi gerakan mekanik.
Saat tekanan udara masuk ke actuator, diafragma akan melengkung dan mendorong spring dan stem.
3. Stem
Batang panjang yang menghubungkan actuator dengan plug. Gerakan stem (naik turun atau putar) akan menyebabkan perubahan posisi plug, sehingga flow bisa dikontrol.
Stem juga harus cukup kuat dan lurus agar valve dapat membuka atau menutup dengan presisi.
4. Packing
Material penyekat di sekitar stem yang berfungsi mencegah kebocoran fluida keluar dari dalam body valve melalui celah stem.
Packing harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran, tapi tidak boleh terlalu kaku agar stem tetap bisa bergerak.
5. Bonnet
Merupakan penutup atas valve body, tempat melekatnya stem, packing, dan yoke.
Bonnet juga berfungsi sebagai jalur masuk stem ke dalam valve dan biasanya dapat dibongkar pasang untuk keperluan perawatan.
6. Trim
Istilah umum yang mencakup semua bagian internal valve yang langsung kontak dengan fluida dan ikut berperan dalam kontrol aliran, seperti plug, seat, cage, dan terkadang juga guide.
Trim ini sangat penting karena mempengaruhi karakteristik aliran (equal %, linear, quick opening) dan ketahanan terhadap erosi/kavitasi.
7. Cage
Silinder berlubang yang membungkus plug. Cage berfungsi sebagai:
- Guide (pembimbing) gerakan plug agar stabil,
- Menentukan karakteristik aliran, tergantung bentuk lubang atau slot pada cage,
- Menyerap sebagian gaya fluida.
Pada globe valve dengan desain balanced plug, cage juga membantu menyeimbangkan gaya dari tekanan fluida.
8. Plug
Komponen utama yang bergerak naik-turun atau berputar untuk mengatur luas bukaan aliran.
Plug bisa berbentuk:
- Tirus (tapered),
- Parabolic,
- Bullet-type, dll.
Plug akan bergerak mendekati atau menjauhi seat untuk membuka atau menutup aliran.
9. Seat
Permukaan tempat plug menempel saat valve tertutup penuh.
Seat harus tahan aus karena sering terjadi gesekan dengan plug, terutama di proses on-off atau fluida erosif.
10. Yoke
Struktur penghubung antara actuator dengan body valve. Biasanya berbentuk batang atau rangka, menjadi tempat pemasangan positioner atau accessories lain seperti handwheel, feedback device, dll.
11. Travel
Merujuk pada jarak pergerakan stem dari posisi tertutup penuh (0%) ke terbuka penuh (100%).
Misalnya, travel 50 mm berarti plug bergerak sejauh 50 mm untuk membuka penuh.
12. Valve Body
Bagian utama yang menjadi wadah fluida dan tempat terjadi pengaturan aliran. Bentuk body bisa globe, angle, butterfly, ball, dsb.
Body juga yang menentukan rating tekanan dan koneksi pipa (flange/thread/welded).
13. Gland & Gland Flange
Bagian yang membantu menekan packing agar lebih rapat di sekitar stem. Gland biasanya bisa di-adjust saat terjadi kebocoran kecil di sekitar stem.
14. Positioner (jika belum dibahas di bagian sebelumnya)
Alat bantu untuk memastikan posisi valve sesuai sinyal kontrol. Positioner membaca sinyal dari controller dan mengatur tekanan udara ke actuator agar posisi stem tepat. Nah karena control valve menggunakan sistem pneumatik untuk menggerakkan aktuatornya, sementara untuk tau berapa % control valve itu harus ngebuka dipikirin oleh kontroler/dcs pusat, maka sinyal analog (4-20mA) dari kontroler dikonversi oleh si positioner dan mengubahnya menjadi standar sinyal tekanan (3-15 psi), lalu tekanan itu yang dipakai untuk membuka control valve dengan % bukaan tertentu.
Oke untuk aksesoris control valve akan saya bahas pada bagian selanjutnya...
Comments
Post a Comment