Tuesday, May 4, 2021

Selamat Hari Pendidikan!!!

Teknik Fisika dan Sistem Pendidikan di Indonesia

Selamat Hari Pendidikan buat seluruh Guru dan Tenaga Pendidik di Indonesia. Salah satu profesi yang begitu hebat dan selalu membuat saya kagum. Oiya di bagian ini saya ingin share pandangan dan tanggapan saya terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Saya disclaimer bahwa ini merupakan opini pribadi saya berdasarkan apa yang telah saya alami dan jalani secara langsung. Tidak ada maksud dan niat saya dalam memojokkan apapun dan siapapun dalam bagian ini. Murni sebagai kritikan yang saya yakin dapat membangun pendidikan di Indonesia.

Sebenarnya opini terkait pendidikan di Indonesia ini sudah banyak disampaikan oleh beberapa pihak. Namun entah kapan kritik ini dapat direalisasikan oleh pemerintah Indonesia. Mari kita bahas.....

Salah satu kritik yang selalu bergema terkait pendidikan di Indonesia adalah mengenai pendidikan general yang sebenarnya memberatkan siswa. Mengapa saya katakan begitu? Bukan tanpa alasan, karena saya sendiri sudah merasakan dunia kerja. Oke dimulai dari sejak SMP. Kurikulum SMP yang saya jalani di tahun 2009-2012 lalu, sama seperti sekolah lain kebanyakan. Mulai diajarkan pelajaran eksak seperti kimia, fisika, matematika yang sudah mengarah kepada aljabar wkwk dan pelajaran soshum seperti geografi, ekonomi, dan sejarah. Tentu setiap pelajaran mempunyai tujuannya masing-masing. Tapi yang ingin saya soroti disini adalah lebih ke arah ekstrakulikuler yang terlihat juga begitu general (sama seperti kurikulumnya wkwk). Ekskul yang ada di sekolah saya dulu seperti english club, paduan suara, athletic, dan seperti klub-klub kecil mata pelajaran. Ada klub matematika, klub biologi, dan lainnya. Tidak ada yang salah memang, tapi kita hold dulu realitanya. Waktu itu sih saat saya SMP ada pelajaran elektronika, tapi saya gak begitu paham entah karena silabusnya yang tidak jelas atau bagaimana, sehingga minat siswa terhadap elektronika begitu rendah. Oiya SMP saya merupakan SMP swasta, yang bisa dibilang untuk fasilitas bisa dibilang udah oke lah. Komputer di lab sudah pentium 4, bahkan saat saya kelas 9, layar komputer sudah diganti LCD semua wkwk.

SMA Sutomo 1 Medan

xii-ipa-11 sutomo 1 medan 2015


xii-ipa-11 sutomo 1 medan 2015


Next saya bahasa realita ketika saya SMA. Saya sekolah di SMA Swasta Sutomo 1 Medan. Mungkin saya lebih banyak concern ke kurikulum SMA dan sistem SBMPTN (seleksi masuk perguruan tinggi). Fyi, SMA S Sutomo 1 Medan merupakan SMA peringkat 1 di Sumatra Utara (bukan maksud saya untuk sombong). Kurikulum dan standar SMA Sutomo 1 Medan ini saya bisa katakan begitu gila.

soal yang diberikan di awal SMA. fyi ini soal latihan, bukan ujian wkwkwk

Untuk informasi saja, standar soal ujian di Sutomo ini menggunakan standar soal ujian Singapore (O-level Exam). Sebulan saya sekolah disini, saya benar-benar merasa tertekan. Kenapa? Karena seperti ada missing knowledge antara bekal yang saya bawa dari SMP dengan realita yang saya hadapi di SMA. Istilah ujian disini disebut Pekan Bulanan (PB), biasanya dalam satu semester ada 2 PB dan 1 UAS. Ketika hasil PB 1 awal sekolah keluar, saya tidak begitu heran dengan hasil saya yang bisa dibilang ancur-ancuran lah. Ditambah lagi dengan matkul mandarin saya yang nilainya 20 an hahahah. "Ya udahlah, namanya juga lagi adaptasi" pikir saya saat itu. Yang bikin saya kaget adalah ternyata banyak teman sekelas yang orangtuanya di panggil oleh wali kelas karena nilai mereka yang begitu rendah. Kalau tidak salah sih setelah teman saya cerita, walikelas kira-kira ngomong gini ke ortu teman saya, "kalau saran dari saya pindah sekolah Bu, soalnya kalau dipaksain tetap di sini (Sutomo) takutnya ntar gak naik (tinggal kelas)". Jadi memang sekolah ini terlihat bukan mengutamakan bisnis, tapi lebih ke arah kualitas.

Karena merasa tidak kuat bila hanya mengandalkan sekolah formal, saya mengikuti kursus les. Isi materinya ya soal-soal eksak. Dulu semua siswa sebutnya MaFiA. Matematika, Fisika, dan Kimia. Jam lesnya? Ya tiap hari. Bahkan menjelang ujian PB, les tetap buka di hari minggu untuk mematangkan persiapan. Dan bukan hanya saya, hampir semua siswa Sutomo mengikuti les. Tujuan utamanya hanya sekedar bisa bertahan di sekolah ini. Jangankan dapat ranking, tidak kena SP ortu saja udah senang wkwkwkwkwk. Sistem sekolah ini saya akui bagus, membuat siswanya disiplin dan berjuang hahahaha. Tapi saya rasa terlalu berlebihan. Sebut saja dengan soal ujiannya yang setelah saya telisik lebih lanjut, itu setara dengan soal-soal olimpiade bahkan tingkat nasional di Indonesia. Tapi sisi positif sekolah ini tentunya mempersiapkan siswanya menghadapi SBMPTN. Siswa lulusan Sutomo banyak masuk perguruan tinggi negri, bahkan banyak juga yang targetnya ke NTU atau NUS Singapura. Saya yang mengira awalnya bahwa modal ilmu di Sutomo ini dapat berguna hingga kuliah, ternyata keliru. Ilmu tersebut hanya sampai tes SBMPTN, setelah kuliah? Ya yang berguna cuma fisika dan matematika hahaha. Itupun fisika dan matematika basic. Jadi sebenarnya sekolah SMA 3 tahun manfaatnya 95% hanya untuk bekal SBMPTN hahaha. Syukur saya akhirnya bisa masuk ke Teknik Fisika UGM dengan modal yang berat sejak SMA. Walau ilmunya banyak yang udah hilang hahahaha.

Di Sutomo ini wadah pengembangan peminatan terhadap skill dan keahlian juga saya bilang sangat rendah. Misalnya saja ekskul nya yang juga sangat umum. Palingan ekskul-ekskul spesifik adanya seperti kelas robotika dan komputer (animasi visual). Paling banyak ya ekskul bahasa tentunya. Jadi bisa dibilang hanya berfokus pada kualitas akademik. 

Sistem SBMPTN

Saya gak begitu update tentang standar masuk SBMPTN (tes masuk Perguruan Tinggi) saat ini. Yang saya tahu pada zaman saya dulu, soalnya sama gilanya dengan soal PB di Sutomo. Dulu saya masih ingat, saat kelas 12 saya mengikuti bimbel kelas khusus persiapan SBMPTN. Harganya? 10 juta dengan materi les selama 6 bulan. Siang sepulang sekolah jam 3, saya langsung menuju bimbel untuk mengikuti les. Jam 6 pulang ke rumah naik angkot udah dalam kondisi pusing mual lemas hahahahah. Persis udah kayak orang linglung. Nyampe rumah cuman makan sama mandi, abis itu pasti langsung tidur. Besoknya udah harus berangkat sekolah lagi jam 6 pagi. Ya begitulah rutinitas saya selama 1 tahun. Target saya sudah bukan UN, tapi udah SBMPTN.

Pandangan saya terhadap sistem ini, seharusnya sistem ini dibaharui. Alasan saya ada beberapa hal, :

1. Standar soal begitu tinggi, sementara standar pendidikan di masing-masing daerah tidak merata. Bisa jadi siswa di Jakarta bisa mengerjakan soal matematika dengan mudah, sedangkan siswa di Papua perkalian saja masih lambat (hanya contoh).

2. Untuk apa memasukkan suatu standar, yang saat kuliah kemungkinan besar tidak diulangi lagi. Banyak ilmu eksak yang saya rasa terlalu berlebihan untuk digunakan sebagai standar SBMPTN. Misalnya aljabar deret, fisika kuantum, dan kimia yang campur bahan2 wkwkwk. Apakah Teknik Fisika mengaplikasikan fisika kuantum? Tidak. Apakah Teknik Kimia mengaplikasikan campur2 bahan? Tentu tidak, teknik kimia concern ke bidang perancangan sistem dan pabrik. Jadi untuk apa membuat suatu standar tinggi tapi pada akhirnya tidak aplikatif. Ini yang begitu saya sadari ketika saya kuliah dan kerja.

Saran saya untuk standar SBMPTN/sejenisnya, pilih soal yang aplikatif saja. Pasti tenaga pendidik paham lah makna aplikatif disini seperti apa. Kedua, harusnya sistem SBMPTN sekarang sudah menyertakan soal mengenai keahlian dan skill. Misalnya ketika seorang mau masuk bidang teknik, diberikan soal terkait aplikasi ilmu teknik. Seorang yang memiliki minat programming diberi soal mengenai pemrograman. Ya tidak perlu juga kan minat teknik tapi diberi soal anatomi tubuh manusia. Tidak perlulah standar SBMPTN memberatkan siswa, apalagi memaksa seseorang ahli dalam semua ilmu. Sudah saatnya standar test Universitas harus spesifik dan menjurus kepada bidang peminatannya menurut saya.

Teknik Fisika

Okei selanjutnya saya akan membahas mengenai teknik fisika dan kurikulum perkuliahan. Teknik Fisika secara definisi umumnya merupakan ilmu yang memanfaatkan fenomena-fenomena fisika dalam aplikasi ilmu teknik. Ilmu teknik gabungan yang include di Teknik Fisika seperti ilmu teknik mesin (mechanical dan energy conversion), Elektrikal (Arus lemah, Kontrol, dan Telekomunikasi), Teknik Kimia (Proses), dan Teknik Material. Itulah mengapa Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika ITB memiliki logo bajak laut, yang melambangkan bahwa teknik fisika "membajak" ilmu-ilmu teknik lainnya.

Logo HM Tekfis ITB

Di Teknik Fisika UGM sendiri seperti yang pernah saya sampaikan, memiliki 3 peminatan ilmu :

1. Peminatan Kontrol dan Instrumentasi
2. Peminatan Energi Terbarukan dan Konversi Energi
3. Peminatan Akustik/ Fisika Bangunan.

saya dengan korsa tekfis UGM wkwkw

Dunia Kerja

setelah pendadaran

Setelah saya lulus dari UGM, saya bekerja di salah satu distributor Siemens sebagai Technical Support. Siemens sendiri sudah terkenal sebagai perusahaan pembuat peralatan pabrik seperti Field Instrument (Sensor, Transmitter, Positioner). Electrical Device ( Kontaktor, Power Supply, Motor, Inverter), Factory Automation (PLC, Remote I/O Module, Switch Hub), dan Industrial Communication (Kabel, Communication Module). 

Mungkin ada yang berpikir bahwa semua yang saya sebut di atas merupakan materi yang sudah saya terima sejak saya kuliah. 

Jawaban saya : bekal kuliah saya bahkan tidak sampai 5% dari pemahaman saya tentang instrumentasi hingga saat ini.

Banyaj pernyataan dan pertanyaan yang sering saya dengar bersliweran 

Lah namanya juga fresh graduate, wajarlah gak paham apa-apa

Mungkin di tempat kerjaan kamu beda dengan yang dibahas dosen

Emang di kuliah gak diajarin sama dosen di UGM?

Pertanyaan dan pernyataan di atas, mungkin ada benarnya. Tapi tidak salah jikalau kita ingin lebih siap masuk ke dunia kerja, kita harus mengkoreksi kurikulum perkuliahan. Sejujurnya, ada satu hal yang menjadi beban terberat saya. Menulis kalimat "majoring on instrumentation" pada CV saya ketika saya lulus dari UGM. 

headline of my CV hahahaha


Mengapa saya katakan "beban"? Karena keberanian itu timbul hanya dari pengalaman KP saya di PT.Saka dan berbekal sertifikat pelatihan PLC di Institut Teknologi Bandung. Kalau pas interview ditanya tentang instrumen?  

Ya jawaban saya didominasi :

"hmm belum pernah Pak...... hmmm kurang paham Pak".

Ya begitulah dilema yang saya alami. Saya merasa tidak membawa bekal banyak dari perkuliahan. Entah saya yang kurang memiliki inisiatif belajar sendiri, entah saya yang tidak paham seperti apa realistis dunia kerja yang akan saya hadapi di depan.

Ketika hari pertama saya bekerja, saya masih ingat betul ditanya mengenai ini :

 "Wiring transmitter paham kan?".

2-wire wiring transmitter

Saat di kampus dulu ya saya cuman diajarin jenis-jenis transmitter. Untuk wiringnya? ya gak pernah diajarin lah. Kemudian ketika saya diberi materi PLC saat bekerja, saya begitu percaya diri bahwa saya pasti udah paham 60% terkait PLC berbekal sertifikasi pelatihan di ITB. 

Kemudian mentor saya berkata,

"Franky tolong PLC nya kamu wiring dulu ya". 

Ya kembali saya dengan malu berkata bahwa saya tidak paham. Malu memang, kelihatannya seperti pelatihan saya dulu sia-sia. Dulu pas pelatihan selama 3 hari, setiap hari saya diajarkan cara programming PLC. Tapi tidak ada satupun peserta yang curious terkait wiringnya. Padahal menurut saya, programming dan wiring itu sama pentingnya. Saat kerja ini juga saya baru lihat dan megang secara langsung berbagai jenis transmitter. Bahkan saya juga diajari dan dituntut untuk bisa men-setting beberapa jenis transmitter, dan ternyata setelah saya pahami bahwa beda jenis transmitter, beda pula cara settingnya hahaha.

TF C UGM 2015, was taken on 24th April 2021

Setelah teman-teman sekelas saya saat kuliah dulu melakukan reuni kecil-kecilan, saya dapat menyimpulkan bahwa ternyata teman-teman teknik fisika UGM banyak beralih ke pengolahan dan pemrosesan data. Ada yang menjadi data scientist, data engineer, dan data analytics. Kalau kesimpulan saya sih, fenomena ini timbul atas 2 hal : lapangan kerja mengenai segala sesuatu yang berbau data di era digital ini sangat diperlukan untuk analisis dan pengambilan keputusan perusahaan, dan yang kedua tentunya mereka tidak begitu mendapat bekal yang cukup selama kuliah di teknik fisika. Kenapa tidak mendapat bekal yang cukup? Ya karena sarana penunjang antara teori dan praktek yang saya sampaikan di atas selama perkuliahan sulit direalisasikan. Saat kuliah mahasiswa tidak pernah melihat langsung transmitter, saat kuliah mahasiswa tidak pernah lihat langsung PLC, saat kuliah mahasiswa tidak pernah diajarin program HMI. Ya saya gak begitu tau penyebab tidak adanya pengadaan barang-barang tersebut di laboratorium. 

Tapi yang bisa saya sampaikan "Practice is the best education". 

Kalau alasan teman saya sih umumnya sama,  "Gw gak merasakan passion di teknik fisika". Menurut saya penyebab utamanya ya karena mereka tidak mendapat practice yang cukup selama kuliah, sama seperti saya juga. Tapi saya bersyukur bahwa saat kerja sekarang, saya benar-benar dibimbing dari awal untuk belajar instrumentasi lebih dalam. Saya tidak bermaksud memberikan komen negatif atau kritik terkait pekerjaan teman saya, tapi saya mau fokus kepada pengaruh bekal kuliah terhadap dunia kerja.

Tapi kan kebanyakan orang pekerjaannya berbeda dengan bidang pendidikannya.....

Ya realita nya seperti itu, tapi saya rasa penyebab realita di atas adalah seperti apa yang saya sampaikan sebelumnya.

Apa yang perlu kita koreksi terkait pendidikan di Indonesia?

Menurut saya ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam setiap tingkatan pendidikan di Indonesia :

1. Kurikulum SMP saya rasa sudah bagus, tapi menurut saya pemisahan antara IPA dan IPS sudah harus dilakukan sejak kelas 8 SMP, bukan kelas 11 SMA. Di samping itu yang perlu disoroti adalah terkait ekstrakulikuler yang seharusnya sudah mengarah kepada skill dan keahlian dasar.

2. Kurikulum SMA menurut saya sudah harus disisipi dengan keahlian-keahlian yang sudah mengarah kepada minat perkuliahan.  Perlu adanya ekskul terkait skill dan keahlian lanjutan,misalnya ditambahkan ekskul desain seperti Autocad and Solidwork Electrical dan Mechanical design bagi siswa yang minatnya ke teknik, Corel Draw dan photoshop  design bagi siswa yang minatnya ke multimedia, basic programming bagi siswa yang minatnya ke pemrograman, dsb. Kalaupun ada materi-materi eksak, menurut saya secukupnya saja. Di tingkat ini pula seharusnya sudah ditanamkan jiwa wirausaha kepada setiap siswa.

"Ya kalau seperti itu mending masuk STM atau SMK saja!"

STM/SMK itu terkait skill memang bagus, tapi yang menjadi nilai lebih SMA disamping teorinya adalah pembinaan disiplin dan karakter yang menurut saya masih lebih bagus. Disamping itu ada skill-skill general seperti bahasa yang saya rasa juga menjadi nilai tambah SMA.

3. Kurikulum perkuliahan harusnya sudah 50% teori : 50% praktik. 

"Tapi kan alat-alat praktek mahal?" 

Ya memang seperti itu caranya agar mahasiswa Indonesia maju dan siap kerja. Kalau cuma teori di kelas terus, saya rasa sampai kapanpun akan banyak produk mahasiswa yang tidak siap menghadapi realita pekerjaan.

"Kenapa tidak masuk D3?"

Saya rasa keunggulan S1 dibanding D3 ada di pola pikir terstruktur. Saya begitu mengacungi jempol kepada mahasiswa D3 terkait keterampilan mereka, tapi untuk setiap tingkat pendidikan pasti ada perbedaan. S1 dengan masa kuliah lebih lama seharusnya lebih memiliki pola pikir yang terstruktur dan sistematis dalam menghadapai problema.

The Phenomena

1. Dulu saya punya teman SMP. Ketika SMA, kami berpisah dan tidak berada pada satu sekolah. Saya tahu dia begitu pintar, dibuktikan dengan partisipasinya dalam OSN (Olimpiade tingkat SMA) hingga tingkat Nasional. Ketika kuliah, saya begitu kaget mendengar bahwa dia tidak lolos di Univ negri manapun saat SBMPTN. Dan fenomena ini terjadi tidak hanya kepada satu teman saya. Analisa saya adalah bahwa dia terlalu mengorbankan waktu belajarnya untuk olimpiade, sementara dia tidak mempersiapkan dirinya untuk paham semua bidang (standar Indonesia untuk SBMPTN wkwk). Miris memang, tapi realitanya adalah seperti itu.

2. Ketika saya kuliah di UGM, saya melihat fenomena sedikit banyak mahasiswa UGM yang memilih pindah ke sekolah kedinasan. Alasan pertama mungkin jurusan kuliah itu tidak sesuai dengan keinginannya. Alasan kedua tentunya adalah "kepastian". Yaa di zaman sekarang ini, gelar sarjana tidak menjamin seorang cepat dan mudah mencari pekerjaan. Kenapa orang memilih kedinasan? Ya karena uang sekolahnya gratis, langsung kerja, dan ada yang langsung bisa jadi PNS. Siapa orang di zaman ini yang tidak tergiur dengan kepastian? Bukan berarti saya merendahkan atau meletakkan stigma negatif pada kedinasan, tapi kembali kepada motif utama tadi. Apakah kampus/universitas tidak mampu memberikan jaminan/kepastian kepada mahasiswanya terkait pekerjaan? Terkait masa depan?

"Kampus kan cuman memberikan materi, selanjutnya ya mahasiswa lah yang menentukan masa depannya"

Tapi kalau tidak memiliki keahlian, bagaimana bisa memiliki daya saing? Keahlian timbul dari sarana dan prasarana kampus yang memadai. Jadi menurut saya kekurangan sistem pendidikan kampus ada pada aktualisasi antara teori di kelas dengan kenyataan di lapangan.

Di akhir kata menurut pandangan saya, seluruh petinggi di bidang pendidikan perlu lah setidaknya mengkaji ulang kurikulum mereka dari jenjang terendah sampai tertinggi apakah sistem yang sudah ada masih relevan dengan zaman digitalisasi saat ini? Apakah sistem yang sudah ada koheren dengan minat dan skill peserta didik atau masih merepotkan dengan pelajaran yang tidak perlu? Apakah sisem yang sudah ada mampu merangsang jiwa wirausaha dalam diri peserta didik? Semoga kedepannya sistem pendidikan di Indonesia lebih baik dan maju.


TERIMAKASIH untuk GURU dan TENAGA PENDIDIK!!!!!!!!


Sunday, April 25, 2021

Kerja Praktek di PT. Saka Indonesia Pangkah ltd. Gresik, Jawa Timur

Kerja Praktek di Perusahaan Minyak dan Gas

Ini merupakah salah satu pengalaman paling berkesan di dalam hidup saya. Kenapa saya katakan begitu? Ya tentunya terkait mimpi dan angan-angan saya sejak dulu. Semua orang tahu bahwa industri ini salah satu pemuncak piramida tertinggi dalam industri proses. Ya... industri oil and gas. Bukan hanya menyimpan stigma prestige bagi setiap orang yang mendengarnya, tapi juga daya tarik dan mimpi bagi setiap engineer untuk terlibat ataupun bekerja di dalamnya. Bahkan, industri ini masih menjadi mimpi saya hingga saat ini, disamping bidang EPC tentunya..

Team in front of Waste Heat Recovery Unit (WHRU)

Team in front of chemical analyzer panel

Kerja praktek merupakan salah satu kewajiban bagi mahasiswa khususnya Fakultas Teknik UGM. Sejak awal, saya tidak punya angan-angan yang muluk-muluk terkait kerja praktek. "Industri apa sajalah, yang penting diterima dan melaksanakan kerja praktek", begitu ucap saya dalam hati. Saya dan 2 orang teman lainnya memutuskan untuk membentuk suatu tim. Berbagai perusahaan kami email untuk menanyakan kesediaan mereka menerima kami untuk melaksanakan kegiatan ini. Tidak lama, hanya sekitar 1 bulan lah, salah satu perusahaan membalas email kami dan membuat saya terkejut. Yang membuat saya terkejut adalah bahwa salah satu perusahaan oil and gas menanggapi email kami dan menyatakan kesediaan perusahaan mereka menerima kami. PT. Saka Indonesia Pangkah ltd. nama perusahaan tersebut. Perusahaan ini tidak hanya bergerak di bidang eksplorasi off-shore minyak mentah di pantai utara Gresik, tapi juga memiliki site pengolahan on-shore yang terletak di kawasan industri Manyar, Gresik.

Singkat cerita setelah kami berbincang dengan dosen pembimbing dan menyelesaikan semua berkas kampus, kami akhirnya memutuskan untuk berangkat ke Gresik. Tepatnya tanggal 6 Januari 2018 (saya masih ingat betul), kami berangkat dari Stasiun Tugu menuju Surabaya menggunakan kereta api. Butuh sekitar kurang lebih 6 jam lebih hingga sampai di Stasiun Gubeng Surabaya. Walau dalam kondisi mengantuk haha, kami langsung memesan Gocar untuk menuju Gresik dari Surabaya. Kira-kira butuh waktu setengah jam lebih hingga kami sampai ke Gresik. Saya adalah seorang yang begitu curious setiap kali memasuki wilayah atau daerah baru. Jujur saya sedikit kaget selama dalam perjalanan Surabaya-Gresik. Kiri kanan jalan yang saya lihat hanya rawa yang tergenang air, dan pemandangan ini saya lihat hampir diseluruh  perjalanan. Sedikit aneh sih bagi saya haha, soalnya kan Surabaya merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. "Kayaknya dari semua daerah yang pernah saya kunjungi, tidak pernah saya liat rawa sepanjang ini" gumam saya dalam hati. Setelah kami sampai, saya sedikit kaget melihat banyak sekali pabrik-pabrik besar yang berada di pinggir jalan.  Apalagi ada pabrik Mie Sedap / PT. Karunia Alam Segar, yang bau mie nya akan menghantui kami setiap harinya nanti haha. Setelah menuju kos yang kami pesan, ibu kos langsung menyambut kami dan menunjukkan kamar kami. Karena kami bertiga, kami memutuskan untuk memesan 2 kamar biar lebih hemat haha. Masih ada 2 hari lah bagi kami untuk beristirahat dan merapikan barang.

Hari seninnya, kami langsung menuju pabrik PT.Saka Indonesi Pangkah ltd yang berada di kawasan Manyar. Kalau dari kosan ke pabrik sih mungkin kira-kira butuh waktu sampai 15 menit. Saya lupa waktu itu naik gojek atau gocar, yang pasti kami sampai di pabrik pukul 7. Setelah menunggu beberapa lama, kami diminta ke ruangan Pak Eiduart (HR PT. Saka). Disana beliau memberikan kontrak tertulis dan menjelaskan apa saja peraturan, prosedur, dan kebijakan perusahaan kepada kami. Setelah itu kami langsung menuju ruangan yang akan menjadi tempat kami sebulan kedepan wkwk. Ya ruangan divisi Instrumen Technician. Kami diperkenalkan dengan rekan-rekan Instrument yang ada di PT.Saka, ada Supervisor Instrument Pak Pram, Pak Deden, Pak Kus, dan Mas Nanda. Mas Nanda inilah yang nantinya akan menjadi mentor lapangan kami selama kerja praktek. Setelah melaksakan perkenalan dan pengarahan pagi, kami langsung diminta untuk mengikuti perkenalan dari divisi HSE terkait prosedur kerja, hal apa saja yang dilarang, dan penjelasan simbol-simbol bahaya di lapangan. Ya wajar sih, plant dengan skala SIL 3 (safety integrity level) seperti ini pasti mempunyai standar safety yang tinggi. Setelah itu baru kami diajak untuk memasuki plant dengan Mas Nanda.

Maket UjungPangkah Site of PT. Saka Indonesia


Kegiatan Kerja Praktek

Jujur sebenarnya seperti yang berulang-ulang saya sampaikan di blog ini hahahahahaha hingga kerja praktek, saya masih abu-abu terkait peminatan kuliah. Di TekFis UGM sendiri, pembagian peminatan itu ada 3 : pertama peminatan instrumentasi, kedua peminatan conversion energy(renewable energy), dan ketiga peminatan fisika bangunan. Nah sampai saat itu, mindset saya adalah bahwa instrumentasi itu erat kaitannya dengan logika, dan conversion energy itu erat kaitannya dengan hitung-hitungan dan persamaan termodinamika gitu lah. Karena saya orangnya lemah di logika, makanya matkul yang saya ambil kebanyakan matkul energy conversion haha.

Okeii back to the topic, saat pertama kali memasuki plant pabrik, saya begitu kagum dan merasa excited dengan plant disana. Yang banyak saya lihat sih pipa, vessel, tangki, dan kolom pengolahan, biasanya kolom distilasi/refinery. Untuk instrument devicenya sih pastinya transmitter sebagai primary sensing elementnya (PSE), control valve sebagai Final control element (FCE) atau biasa disebut aktuator lah, panel junction box, dan tentunya flare and chimney sebagai ciri khas industri oil and gas.

"Ayo ini apa?" tanya Mas Nanda kepada kami bertiga. 

Kamipun hanya terdiam bingung. "Ini namanya orifice plate untuk mengukur laju aliran. Kalau ini namanya valve apa? tanya beliau lagi. Kami pun terdiam lagi. Disini saya sebenarnya mulai berpikir dan bertanya dalam hati, "apakah sebenarnya kami terlalu cepat melaksanakan kerja praktek, atau memang kekurangan kurikulum perkuliahan terkait dengan aktualiasasi antara teori dan praktek lapangan?". Memang benar sejatinya kerja praktek adalah sarana yang mendukung tujuan tersebut, tapi saya rasa kurikulum perkuliahan setidaknya membantu kegiatan kerja praktek dalam inisiasi untuk mencapai tujuan tersebut. Jujur memang selama saya mengikuti perkuliahan, saya diajarkan simbol-simbol valve dalam matkul P&ID (Piping and Instrumentataion Diagram), tapi mahasiswa tidak pernah tahu bentuk globe valve, gate valve, butterfly valve, ball valve di lapangan itu seperti apa.

valve symbol on P&ID

Inilah yang saya katakan seperti ada kesenjangan antara kekuatan kurikulum menyokong mahasiswa terkait dengan kesiapan menghadapi dunia kerja. Hampir setiap pertanyaan Mas Nanda tidak bisa kami jawab, saya sebagai mahasiswa UGM jujur merasa malu sih saat itu, terlebih beliau merupakan lulusan D3 ITS Teknik Fisika."Jadi merasa seperti mempermalukan almamater sendiri" pikir saya saat itu. Kegiatan kami selama kerja praktek sih lebih banyak melihat dan mengamati device secara langsung.  Selain Mas Nanda dan karyawan PGN,  ada juga rekan-rekan kontraktor dari PT.Supraco. Seperti kebanyakan perusahaan besar apalagi oil and gas, biasanya karywan tetap mereka tidak begitu banyak. Namun mereka selalu memakai jasa kontraktor. Kalau yang saya denger sih, karena pengaruh harga minyak yang sulit ditebak. Jadi daripada nge-PHK karyawan sendiri, mendingan putusin kontrak kerja dengan pihak ketiga. Begitu sih cerita dari karyawan PGN kepada saya.

DCS Control Room

Operator of DCS


Ketika Mas Nanda sibuk, biasanya kami masuk ke plant dengan rekan-rekan kontraktor. Jobdesc rekan-rekan kontraktor sih kebanyakan yang saya lihat ya seperti teknisi pada umumnya. Untuk teknisi instrumen sendiri, tugas mereka kebanyakan seperti memberikan pelumas pada valve agar putaran nya tidak mampet, dan yang utama melakukan loop check/test transmitter.  

loop check using HART Verificator and Multimeter


Nah yang paling saya ingat tentunya hingga saat ini adalah ilmu loop test. Loop test sendiri merupakan pengecekan hubungan antara transmitter di lapangan dengan kontroler (PLC) di control room. Tujuannya sendiri yang saya pahami ada 2: pertama memastikan bahwa koneksi kontroler-transmitter sudah baik, dan yang kedua memasitikan nilai/sinyal yang dikirimkan transmitter di lapangan persis sama dengan sinyal yang diterima kontroler. Alat yang rekan kontraktor gunakan sendiri pada waktu itu namanya HART Verificator. Karena sinyal instrumen 4-20 mA, maka 0% = 4 mA, 25% =  8 mA, 50% = 12 mA dan 100% = 20 mA (linear). Misalnya pada HART Verificator diinput 12 mA, maka rekan di lapangan bertanya kepada operaor di kontrol room apakah sinyal yang ditampilkan adalah 50%. Jika sinyal terbaca di HMI 50%, maka transmitter dikatakan masih berfungsi secara baik.

Lingkungan Kerja 

Selama kami kerja praktek, banyak orang yang secara ramah menyambut kami. Untuk lingkungan oil and gas sendiri saya sebenarnya belum memahami sepenuhnya pola kerjanya, karena selama disana kami tidak ada menerima tanggung jawab sama sekali. Yang pasti setiap hari supervisor selalu memfollow up kinerja rekan bawahannya. Selalu ada target waktu maupun rancangan kerja yang diberi setiap harinya pada apel pagi. Disamping itu terlihat kekompakan antar divisi, misalnya rekan divisi interument sering ngobrol dengan rekan divisi electrical, mekanikal, bahkan divisi proses. Semuanya tentunya pasti saling berkesinambungan dan tidak dapat jalan sendiri-sendiri. Bahkan pernah waktu itu ada acara syukuran potong tumpeng oleh rekan electrical, kami juga diundang untuk makan siang di ruangan electrical. Jadi menurut saya lingkungan oil and gas begitu kompak satu sama lain.

Satu hal yang sebenarnya mulai saya sadari (tapi tidak mutlak kebenarannya ya), adalah bahwa pengaruh almamater itu sebenarnya begitu penting dalam dunia kerja. Pengaruhnya apa? Biasanya ketika ada senior yang se-almamater dengan kita, akan lebih banyak membantu kita dalam berbagai hal. Tapi sekali lagi saya sampaikan bahwa ini bukan kebenaran mutlak, karena di beberapa kasus ada juga yang satu almamater tapi saling bersaing (dengan cara negatif) tentunya untuk mendapat jabatan/promosi. Terkait dengan pengaruh almamater yang berpengaruh ini, asumsi saya sih lebih ke arah prestige. "Ohh ternyata kalau di industri oil and gas, lebih banyak anak Teknik Fisika ITS atau ITB ketimbang UGM" begitulah mungkin pemikiran alumnus kampus (yang pada kenyataannya adalah benar). Itulah sebenarnya ikatan alumni yang kuat adalah sangat penting. Selain membantu adek-adek tingkat mereka mendapatkan pekerjaan, ada juga rasa prestige yang timbul dari kesamaan almamater kampus.

Fasilitas Perusahaan

Oiya karena mungkin termasuk perusahaan besar, fasilitas yang diberikan PT.Saka kepada kami mahasiswa kerja praktek bisa dibilang oke lah. Uang saku yang cukup untuk membiayai kehidupan sebulan di Gresik, bis yang menjemput dan mengantar kami pulang hingga ke kos, dan makan siang gratis yang lezat diberikan perusahaan hahaha. Bisa dibilang oke lah bila dibandingkan dengan cerita teman kami  yang KP nya di perusahaan biasa aja hahaha.

Lingkungan Gresik

Mungkin ini yang sedikit membuat saya tidak mau balik ke Gresik lagi hahahaha. Kawasan industri Manyar sendiri saya rasa tidak cocok sebagai lokasi tempat tinggal. Asap-asap pabrik industri sejujurnya begitu mengganggu. Tidak hanya asap nya yang berbahaya bagi kesehatan paru-paru,bau industrinya pun begitu tidak enak wkwkwk. Sebut saja pabrik Mie sedap yang sudah tercium ke dalam bis setiap kali kami pulang dari plant. Air untuk mandinya juga sedikit kotor karena ternyata Gresik juga didominasi oleh kawasan rawa wkwkw. Jadi sejujurnya untuk tempat tinggal tidak cocok menurut saya. Argumen saya ternyata dibuktikan dengan hampir semua karyawan PT. Saka ternyata berdomisili di kota Surabaya. Jadi mereka biasanya dijemput bis kantor dari Surabaya.

Asap pabrik mie sedap yang kelihatan dari kos wkwk Lagi bikin formalin sepertinya

Gresik yang didominasi oleh lingkungan rawa


Untuk refreshingnya, Gresik ternyata terkenal dengan Warung Kopinya. Kalau di Jogja istilahnya tidak ada jalan yang tanpa Burjo, kalau di Gresik tidak ada jalan yang tanpa Warung kopi. Biasanya kami bertiga setelah pulang dari pabrik langsung ngopi ke warkop hahaha daripada suntuk nyium bau mie sedap di kosan kan wkwkwkwk.

Final Assignment

Setiap kerja praktek pasti ada laporan akhirnya. Laporan disini bukan mengarah pada kegiatan yang telah kami lakukan, tapi lebih membahas case yang relevan dengan perusahaan yang bersangkutan. Kebodohan kami bertiga adalah baru mencari topik bahasan laporan kerja praktek seminggu sebelum masa kerja praktek kami berakhir hahaha.  Yerico pada waktu itu memutuskan untuk membahas topik instrumentasi mengenai kontrol level tangki dengan tuning PID (proportional integrator derivative) kontroler. 

close loop of level controller (P&ID)


Yunta pada waktu memilih topik instrumentasi mengenai kelebihan penggunaan transmitter GWR (guide wave radar) ketimbang radar tanpa batang pemandu.

GWR ( kiri) vs Non-contact Radar


Sedangkan topik bahasan saya adalah energy conversion mengenai analisis performansi Gas Turbin Generator Taurus punya PT. Saka Indonesia. Sebenarnya kesiapan seorang mahasiswa itu bisa dilihat dari topik laporan kerja praktek yang dibahasnya hahaha. Ini juga terkait kebingungan yang sudah saya tulis di atas, entah kami yang terlalu cepat mengambil matkul kerja praktek, atau entah karena kurikulum kampus yang jauh korelasinya dengan dunia kerja industri saya juga gak bisa kasih kesimpulan mutlak hahaha.

Final Assignment presentation

Hari terakhir kami masuk kerja, kami diminta mempresentasikan hasil pembahasan laporan kami dihadapan rekan rekan kerja. Respon mereka sangat baik, hanya mungkin pembahasan kami yang sedikit kurang relevan dan kurang banyak bisa memberi kontribusi ke pabrik lah wkwkwkw. Begitulah namanya realita kerja praktek. Perusahaan sejatinya gak bisa nuntut apa-apa ke mahasiswa, karena kapabilitas mahasiswa juga terbatas. Intinya yang penting selama kerja praktek tidak melanggar aturan dan membuat masalah aja di perusahaan yang didatangi.
Kami juga pamit kepada rekan-rekan PT.Saka yang ada di plant dan yang ada di kantor. Tidak lupa kami mengembalikan perlengkapan safety yang dipinjamkan perusahaan. Setelah segala proses adminitasi selesai, akhirnya kami packing barang dan balik ke Jogja naik Bis. 

Goodbye Gresik.........

Thursday, April 15, 2021

Make daily report from TIA Portal V.16 to Ms.Excel Automatically using VBScript | INSTRUMENT PART 10

Export Data TIA PORTAL V-16 to Ms.Excel

Pada bagian ini saya akan mencoba membuat daily report secara otomatis dari TIA Portal ke Ms. Excel. Bisa dibilang ini bisa berfungsi seperti data logger, namun yang berfungsi sebagai device memorinya merupakan PG/PC (Personal Computer).

Data from TIA Portal

Sebelumnya, mentor saya telah mencoba untuk memanfaatkan memori PLC sebagai data logger. Namun setelah dicoba ternyata kuantitas data yang dapat disimpan hanya sedikit, padahal free space memorinya masih memadai. Oleh karena itu dicoba alternatif lain yaitu menggunakan WinCC RT (WinCC Runtime)  nya SIEMENS. WinCC sendiri penjelasan simpelnya merupakan HMI yang menampilkan kondisi sistem secara real time, yang ditanam pada PG/PC (computer with programming software). Simpelnya data yang diterima akan disimpan di laptop saya. Kali ini saya hanya akan menggunakan simulasi saja (tidak terkoneksi ke fisik PLC) karena ya sama saja sebenarnya langkahnya.

1. Konfigurasikan WinCC RunTime Advance di TIA Portal

Ketika ingin membuat WinCC RT, kita harus mengkonfigurasikannya pada bagian Device Configuration. WinCC terdapat pada PC Station.

WinCC Device Configuration TIA Portal


2. Membuat VBScript

VBScript merupakan bahasa pemrograman untuk visual basic. Pada pemrograman PLC sebenarnya terdapat beberapa bahasa pemrograman, seperti : Ladder diagram, Function Block Diagram, Structured text, dan Statement List. Namun, pada TIA Portal juga dapat disisipkan bahasa pemrograman lain untuk fitur-fitur seperti data logging maupun export data. Misalnya dengan menggunakan bahasa C ataupun Visual Basic (VBScript). Karena di beberapa referensi internet banyak menggunakan VBScript, maka saya memutuskan untuk menggunakan VBScript juga. Berikut adalah code VBScript nya:

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sub Create()

Dim FolderPath, ObjectPath, Filename, File, FileExist, Columns, Row

Dim DY,MNTH,YR,

Dim HR,MNT,SCND


DY=Day(Date())

MNTH=Month(Date())

YR=Year(Date())

HR=Hour(Time())

MNT=Minute(Time())

SCND=Second(Time())


FolderPath = "D:\KELINCI PER TRY AN\"

Filename = "Report_" & YR & "_" & MNTH & "_" & DY & ".csv"

Set ObjectPath = CreateObject("Scripting.FilesystemObject")

'Check if folder exists

If Not ObjectPath.FolderExists(FolderPath) Then              

ObjectPath.CreateFolder FolderPath     

End If

' Check if file exists

Set File = CreateObject("Scripting.FilesystemObject")

FileExist = File.FileExists(FolderPath & "\" & Filename)

If FileExist = False Then

File.CreateTextFile(FolderPath & "\" & Filename)

Set Columns = File.OpenTextFile(FolderPath & "\" & Filename, 8)

                Columns.WriteLine("tanggal ; waktu ; suhu ; tekanan ; arus")

                Columns.Close                 

                Set File = Nothing           

End If

'Write data to file

Set File = CreateObject("Scripting.FilesystemObject")

Set Row = File.OpenTextFile(FolderPath & "\" & Filename, 8)

Row.WriteLine(Date() & ";" & Time() & ";" & SmartTags("suhu") & ";" & SmartTags("tekanan") & ";" & SmartTags("arus") & ";")

Row.Close

Set File = Nothing  'Here we are releasing the File.


End Sub

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Walaupun saya tidak suka segala sesuatu yang berbau programming, namun kode di atas tidak begitu saja saya copas dari sumbernya. Code diatas merupakan gabungan dari 2 source code, dimana saya rasa alangkah lebih baik jika digabungkan. Ada beberapa juga yang sedikit saya modifikasi. Penjelasan kode di atas adalah sebagai berikut :

Dim : syntax untuk mendeclare suatu variable

Code baris 2-4 : declare variabel

Code baris 5-10 : Mendefinisikan waktu saat ini

Code baris 11-22 : Mendeteksi file di direktori seperti yang ditulis, jika file tidak terdeteksi, maka file akan dibuat sesuai dengan nama yang diberi

Code baris 23-25 : Membuat nama pada masing-masing kolom

Code baris 29-31 : Export data dari TIA Portal ke Excel

VBScript data export

3. Membuat Screen untuk Win CC Run Time 

Screen kita desain sesuka hati kita. Karena saya sedang malas bikin program ladder, saya buat bar charts saja yang besar nilainya nanti yang akan di export ke Ms Excel. Oiya kalau dalam dunia nyata, semua data yang ditampilkan pada HMI SCADA merupakan data hasil pengukuran di lapangan, jadi jangan dianggap sama seperti yang saya lakukan yak wkwk. Saya cuma mau fokus di export data nya saja.

WinCC RT Screen

Di atas merupakan tampilan WinCC SCADA nya SIEMENS. Kalau di industri, tampilannya biasanya menampilkan nilai pengukuran sensor.


4. Buat HMI Tag dan Scheduled Task

Oiya setiap kali kita menggunakan WinCC untuk desain tampilan, setiap objek biasanya di alamatkan. Artinya objek tersebut akan menampilkan data yang di alamatkan kepadanya. Untuk kasus ini, karena saya lagi malas bikin program laddernya dan sedang tidak dihubungkan ke fisik PLC, maka saya bikin HMI Tag bebas saja. Yang perlu diingat, nama HMI Tag kalian harus identik dengan nama SmartTag pada baris ke-24 VBScript di atas. Disini saya membuat tag suhu, tekanan, dan arus.

HMI Tag

Selanjutnya agar data di export secara real time, kalian bebas memilih update data dilakukan setiap berapa waktu. Disini agar cepat, saya melakukan export data ke Excel setiap 2 detik. Ini tergantung kebutuhan dan seberapa akurat data yang kalian inginkan sih.

Scheduled Task for Created VBScript

5. Compile Program, Simulasikan dan Perbaiki format data CSV 

Setelah semua selesai, selalu lakukan compile untuk mengecek apakah masih ada error code. Jikalau semua beres, maka bisa langsung start simulation. Bar chart tadi akan muncul dan bisa kalian gerakin naik turun. Boleh langsung di cek di direktori mana tadi kalian simpan sesuai code VBScript, akan ada file baru sesuai nama yang kita buat.

Creating New File was  successfull

Setelah dibuka maka akan muncul file CSV (comma separataed values) yang masih berupa data berantakan. Tinggal kita ubah menggunakan fungsi text to column yang ada pada toolbar data Ms.Excel, lalu pilih delimate dan centang parameter yang perlu. Data dari TIA Portal dapat ter export secara automatis ke Excel. Jikalau kalian malas untuk men-delimate secara manual, kalian bisa lakukan dengan cara : Klik kanan file csv, open with notepade, dan tambahkan code 

sep=;

pada bagian paling paling atas. Nantinya file csv akan langsung terdelimate menjadi masing-masing kolom :

Berikut adalah video hasil percobaan saya :



Friday, April 9, 2021

MASTER-SLAVE READ DATA USING S7-1200 MODBUS RTU | INSTRUMENT PART 9

Read Data using MODBUS Remote Terminal Unit Communication

Pada bagian ini, saya mencoba sharing pemahaman saya terkait dengan MODBUS. MODBUS sendiri merupakan komunikasi serial yang banyak digunakan pada otomasi industri. Beberapa jenis komunikasi yang banyak digunakan diantaranya HART, Modbus/Profibus (Siemens), dan Ethernet/Profinet (Siemens). 

Industrial topology network

Sebelum saya menjelaskan tentang modul komunikasi, izinkan saya menjelaskan konfigurasi PLC yang saya gunakan.

Modbus Module (kiri),PLC S7-1200 CPU 1212C DC/DC/RLY (tengah), dan ET 200S (kanan) 

Sesuai dengan foto di atas, disebelah kiri PLC merupakan modul komunikasi Modbus, yang mana menggunakan komunikasi serial RS-485 (kabel ungu). Di sebelah kanan PLC, merupakan remote I/O modul, ET 200 SP. Oiya remote I/O dibuat dengan 2 tujuan, pertama karena keterbatasan slot modul I/O yang dapat melekat pada induk PLC. Misalnya pada seri S7-1200 ini, hanya dapat menampung 1 slot modul Digital Input (DI), dan 1 slot modul digital output (DO). Jadi untuk modul Analog Input, Analog Output, dan modul DI/DO tambahan harus ditempelkan pada modul Remote I/O. Kedua, tujuan remote I/O adalah untuk meminimalisir penggunaan kabel yang tentunya memakan banyak anggaran biaya. Jadi untuk hubungan PLC----Remote I/O cukup menggunakan satu kabel ethernet ataupun dengan switch hub ketika terdapat PLC Redundant didalam sistem.

Saya disini menggunakan PLC S7-1200C DC/DC/RLY. Artinya : 

DC : PLC menggunakan tegangan supply DC

DC : PLC memberikan power looping DC ke instrumen slave

RLY : Output PLC memiliki fitur relay. 

Beberapa jenis PLC yang lain di antaranya :

AC/DC/DC

AC/DC/RLY

DC/DC/DC

DC/DC/RLY

PLC S7-1200 CPU 1212C DC/DC/RLY pin terminal

AC-DC Converter (kiri), SCALANCE Switch Hub (kanan)
        
        Karena PLC ini menggunakan supply power DC, maka dibutuhkan adaptor 220 VAC phase ke 24 VDC. Disebelah kanan adaptor merupakan Switch Hub SCALANCE. Fungsi dari SCALANCE ini seperti terminal yang menghubungkan semua device di dalam sistem. Mengapa? Jawabannya karena port pada masing-masing terbatas jumahnya. Komponen yang dapat dihubungkan biasanya seperti HMI (Human Machine Interface), Kontroler (PLC), Remote I/O, Personal Computer dengan koneksi ETHERNET kabel RJ-45 , dan lainnya. Oiya untuk kabel hijau merupakan kabel ethernet, dan kabel ungu merupakan kabel modbus/profibus.

Komunikasi

        Mungkin kita bertanya  kenapa modul komunikasi ini penting? Saya akan mencoba menjelaskan sedikit pemahaman saya. Analoginya adalah seperti ini : Ketika orang Indonesia yang tidak bisa berbahasa inggris jumpa dengan orang inggris yang tidak bisa berbahasa indonesia, maka tidak mungkin terjadi pertukaran informasi yang signifikan di antara mereka. Apa yang diperlukan agar orang indonesia memahami apa yang orang inggris sampaikan? Ya jawabannya seorang transalator. Apa kekurangan ketika ada dua orang yang menggunakan translator saling berkomunikasi? Ya jawabannya informasi/maksud/makna tersirat yang disampaikan oleh A, bisa jadi tidak diterjemahkan translator dengan baik ke B, dan sebaliknya. Artinya pertukaran informasi tidak terjadi secara utuh. Bagaimana solusinya? Ya tentunya salah satu pihak harus memahami bahasa lawan bicaranya agar pertukaran informasi terjadi secara utuh.

        Begitu juga dengan pertukaran informasi antara field instrument dengan kontroler (kebanyakan disebut hubungan Master (plc) - Slave (instrument device). Lah bukannya PLC bisa menerjemahkan sinyal yang dikirim instrument? Jawabannya tentu bisa, tapi tidak utuh. Kembali ke topik flowmeter yang pernah saya buat di Part 7, flowrate yang di kirimkan ke analog input (AI) PLC tentunya harus diterjemahkan dulu menggunakan Norm dan Scale diagram block, dan totalizer yang dikirimkan ke PLC melalui DI (Digital Input), angkanya kemungkinan besar tidak tepat seperti yang dibaca instrument di lapangan karena ada nilai liter/pulse. Ketidaktepatan maupun konversi ini digunakan ketika tidak ada modul komunikasi antara PLC dan instrumen di lapangan. Kalau misalnya ada modul komunikasi jadi gimana? Ya PLC tentunya tidak perlu menejermahkan bit flowrate dan pulse totalizer lagi, istilahnya PLC langsung menerima satu box informasi yang sudah mengandung semua informasi hasil pengukuran flowmeter di lapangan. Syaratnya? Ya tentunya PLC dan field instrument kalian harus sama-sama dilengkapi dengan modul komunikasi.

SIEMENS SENTRON PAC 31OO POWER METER

Oke kali ini saya akan coba sharing penarikan data (read) antara master PLC (S7-1200) dengan slave Siemens SENTRON PAC 3200 (power meter) menggunakan komunikasi serial modbus RTU. Protokol komunikasi yang digunakan adalah RS-485. Data-data yang akan ditarik tentunya berupa parameter arus 1 phase yang diberi beban (HP yang di charging) seperti Vp-p, Arus, Frekuensi, Rated Power, dll. Langkah-langkah yang dilakukan adalah seperti di bawah :

1. Wiring PAC 3200

Untuk wiringnya kita harus melihat datasheet pac 3100. 

PAC 3100 PIN TERMINAL

Sesuai dengan hukum pengukuran arus dan tegangan, wiring untuk pengukuran arus menggunakan rangkaian seri, dan wiring pengukuran tegangan menggunakan rangkaian paralel. 

Nomor terminal yang digunakan sesuai gambar di atas adalah : 
no 1&2 : arus
no 7&10 : tegangan
no 11&12 : Supply power

untuk wiring lengkapnya seperti gambar di bawah :

Power meter wiring


Power meter wiring to load

2. PLC programming Read Data from Slave

Untuk membuat program PLC for read data from slave, kita harus memahami diagram block untuk pembacaan data master-slave menggunakan MODBUS RTU. 

2.1 Diagram block Load dan Master
FB Comm_Load and Master

FB Comm_Load
Diagram block load digunakan untuk inisiasi awal. Parameter yang penting pada diagram load adalah : bit character, baudrate, parity, dan stop bit. Ini harus disamakan dengan  nilai parameter slave. Misalnya pada slave disetting nilai 8N1 dengan baudrate 9600 bit per second. Artinya bit character = 8, parity = none, dan stop bit = 1. Disini saya setting PAC 3100 dengan slave address = 2.
Slave setting



FB Master
Parameter yang harus dipahami pada bagian ini adalah address slave dan address data.  Address slave merupakan address instrumen, dan address data adalah variabel mana dari slave yang mau kita tarik. Misalnya kita punya 2 slave, yaitu berupa flow transmitter dan power meter. Flow transmitter kita setting dengan alamat slave = 1, dan power meter kita setting dengan alamat slave = 2. Sedangkan untuk data address, kita harus melihat datasheet produk yang bersangkutan.

Data address of slave

Misalnya pada data address Sentron PAC 3100 di atas, kita ingin mengambil data Tegangan Va-n, Va-b, arus A, dan frekuensi terukur pada stop kontak. Karena Sentron dan beberapa instrumen lain menggunakan nilai awal address data 40001, maka untuk mengambil address data di atas : 

nilai address data = 40001 + offset 

Maka diinput address data Va-n = 40002, Va-b = 40008,arus A = 40014, frekuensi = 40040. Pada diagram block di atas, data_len saya isi dengan nilai 100. Artinya, saya ingin mengambil nilai data dari offset 40002 hingga 40102 secara langsung. 

2.2 Diagram block step dan collection data

Diagram block step dibuat dengan tujuan agar PLC menginput data secara berulang hingga PLC selesai mengambil semua data address yang kita perintahkan. Penjelasannya seperti ini : PLC membutuhkan waktu untuk mengambil banyaknya data address yang kita perintahkan. Semakin banyak data address yang kita ambil, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan PLC untuk mengambil data. Jadi algoritma PLC adalah : Ambil semua data (busy), selesai ambil data (done), ulang ambil data lagi begitu seterusnya. Jadi selama PLC belum selesai mengambil semua data, PLC tidak akan mengubah nilai parameter. Artinya perubahan nilai terbaca terjadi secara serentak.

Step and data collection function block


3. Wiring to PLC

Karena modbus RTU RS-485 menggunakan konektor DB-9, maka kita harus melihat pin mana yang digunakan pada komunikasi modbus RTU. 
DB 9 connector pin out

terminal positif  pin 3 (modul modbus PLC) dihubungkan dengan terminal positif pada Sentron PAC 3100. Pin 8 terminal negatif dihubungkan dengan terminal negatif pada Sentron PAC 3100. 

Slave terminal

Hasil Pembacaan Read Data from Slave Sentron PAC 3100

Data PAC 3100

Voltage measurement

Current measurement

PLC Read

Master read data from slave

Data ini berubah secara real time tergantung berapa lama PLC mengambil 100 data dari slave. Nilai 0 tersebut dikarenakan data address Sentron PAC memiliki jarak sebesar 2 address untuk setiap parameternya.

Jikalau kita ingin menambah slave, maka block master cukup ditambahkan sejumlah banyaknya slave yang datanya ingin kita tarik.