Sunday, March 14, 2021

Membuat PLC dan HMI program untuk flowmeter | INSTRUMENT PART 7

PLC and HMI Programming Using TIA PORTAL V16 SIEMENS

Dah lama nih gak nulis tentang instrumen lagi. Di bagian ini saya akan mencoba membuat program PLC dan HMI untuk pengukuran laju aliran menggunakan flow transmitter tentunya. Oiya saya mau cerita sedikit tentang instrumen khususnya PLC  wkwk. Dulu pas kuliah seperti yang pernah saya sampaikan, peminatan saya sebenarnya abu-abu wkwk. Abu-abu dalam artian saya selalu cari aman kalau ngambil mata kuliah. Berhubung PLC merupakan mata kuliah peminatan dan saya dari dulu merupakan orang yang benci segala sesuatu yang berbau "programming", akhirnya saat itu saya putuskan untuk tidak ambil matkul PLC wkwk. Nah baru setelah lulus, saya mengikuti pelatihan PLC di CITA (Center for Instrumentation and Automation) Institut Teknologi Bandung. Awalnya saya mengikuti dengan sedikit sulit (karna saya lemah di logika wkwk), namun tetap bisa mengikuti pelah-pelan lah wkwk.


ITB 2019


Berhubung Siemens tidak memiliki produk data logger, sementara banyak sekali permintaan transmitter yang juga mengikutsertakan data logger untuk penyimpanan data, mentor saya mencoba alternatif menggunakan PLC. Kenapa tidak pakai SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) ? Ya jawabannya karena konsumen tidak punya SCADA, tapi ingin punya data logger untuk transmitter khusus yang datanya dianggap perlu. Solusinya tentunya menggunakan Mikrokontroler yang mempunyai memori, walaupun memori PLC ya terbatas dan ada variannya. Oiya saya sampaikan kembali bahwa transmitter itu hanya bisa mengukur dan mengirim data, tapi tidak bisa menyimpan data real time.

Selama saya mengerjakan tugas kecil-kecilan ini, saya sangat antusias. Jujur tugas ini lebih sulit dari skripsi saya yang tak seberapa itu wkwk. Saya juga berterima kasih kepada mentor saya (Bang Hutagaol) yang begitu banyak mengajarkan saya ilmu instrumentasi. Oiya untuk software nya sendiri menggunakan TIA Portal V16 punyanya SIEMENS tentunya. Dulunya software PLC itu namanya SIMATIC S7, dan software SCADA nya namanya WinCC. Sekarang SIEMENS menggabungkan keduanya dalam satu software namanya TIA PORTAL. 

1). Pahami Alur Proses

Sebelum kita merancang dan membuat program, kita harus paham dulu alur proses di dalam transmitter (dalam hal ini flow transmitter). Karena di dalam flow transmitter ada 2 fitur, yaitu pengukuran flow (m3/jam) dan fitur akumulasi totalizer (m3), maka kita perlu membuat kedua alur tersebut.

Alur untuk fitur flow : Transmitter mengirimkan sinyal analog input ke PLC berupa 4-20 mA, PLC akan mengkonversi sinyal tersebut kedalam bit, kemudian di scaling kan menggunakan span, untuk didapatkan nilai laju aliran. Kalau belum paham alurnya seperti ini :

Banyak instrumen menggunakan 16 bit, yang berarti 2^(16-1) =  0 - 32768. Namun scaling span bit yang banyak digunakan orang di muka bumi ini adalah 0 - 27648. Di beberapa forum dijelaskan bahwa batas nilai efektifnya sebesar 85% dari nilai maksimal 32768.

Misalnya instumen (flow transmitter) memberikan sinyal 12 mA (50% span arus) ke PLC, maka nilai bit yang yang diterima PLC adalah 50% * 27648 = 13824. Nah untuk pembacaan aktual nilai flowrate sebenarnya, maka diperlukan span flow transmitter itu sendiri. Misalnya flow transmitter A memiliki Qmax (max flowrate) = 400 m3/jam, maka ketika transmitter mengeluarkan sinyal 12 mA, maka nilai flowrate saat itu adalah = 400 m3/jam * 50% = 200 m3/jam. Begitulah alur pengukuran flow ( menggunakan analog input berupa arus).

Alur untuk totalizer : Alur totalizer adalah menggunakan prinsip pulse. Pulse disini dimaknakan seperti input clock (digital) ke PLC. Itulah sebabnya untuk pengukuran totalizer menggunakan pulse.

Prinsipnya seperti ini : Pada flow transmitter, tertera nilai volume per pulse, misalnya transmitter A menggunakan 10 liter per pulse. Artinya setiap 10 liter aliran yang telah melewati transmitter, maka transmitter akan mengirimkan logic 1 ke PLC. Misalnya nilai totalizer di transmitter adalah sebesar 34567 liter dengan settingan 10 liter/pulse. Ini berarti PLC telah menerima sebanyak 3456 pulse dari transmitter. Namun saat itu PLC hanya bisa membaca sebesar 34560 liter. Kenapa bukan 34567? Karena kelipatan minimum pulse nya adalah sebesar 10 liter, sehingga 7 liter itu tidak terbaca PLC. Kenapa tidak dibikin 1 liter/pulse? Ya jawabannya karena otak PLC juga terbatas menerima pulse dalam satu satuan waktu.

2. Buat diagram Ladder

Setelah memahami alur proses, kita bisa membuat diagram dengan lebih tenang wkwk. Untuk pengukuran flow karena menggunakan analog input, kita bisa membuat diagram Norm X dan Scale X. Nah yang ribet ini untuk pengukuran totalizer. Saya juga dibantu oleh mentor ketika membuat program ini, karena pengetahuan saya yang terbatas terkait fitur-fitur block PLC wkwk.

Selama saya menegerjakan tugas ini, banyak sekali hal baru yang saya dapat diluar dari pengetahuan pas pelatihan dulu. Misalnya terkait penggunaan diagram block dan function block yang ternyata mempunyai seni nya sendiri dalam PLC Programming.

Diagram Block

Function Block

Main Program


3. Buat program untuk screen HMI

Untuk HMI sebenarnya lebih ke arah kreativitas dan estetika tampilan aja sih. Disini yang saya tampilkan adalah : Nilai pembacaan transmitter, setup, dan grafik real time pengukuran. Setup merupakan salah satu fitur yang penting ya dalam HMI, karena di setup lah user administrator bisa merubah hal penting, seperti satuan.

Main screen

Setup Screen

Graph Screen on HMI


Oiya pada TIA PORTAL ini kita bisa mensimulasikan hasil program kita, untuk mengecek apakah program yang kita buat sudah benar atau belum. Nama softwarenya adalah PLC SIMULATOR yang juga include dengan TIA PORTAL V16. Jadi kita bisa langsung mensimulasikan program PLC dan HMI tanpa perlu dihubungkan ke fisik PLC. Sejauh ini saya masih hanya membuat program untuk pengukuran, untuk data loggernya mungkin saya share di lain waktu wkwk.

Saya sudah mencoba mensimulasikannya, dan hasilnya bisa dilihat di link :



Thursday, February 18, 2021

Pengalaman Management Trainee (Mill) di PT. KLK Agriservindo, Berau, Kalimantan Timur (Oktober 2020) | PART 14

Goodbye KLK.....

        Sebenarnya ini merupakan salah satu pengalaman mengesankan dalam hidup saya. Bisa menginjakkan kaki di Tanah Borneo, bertemu orang dari latar belakang asal yang jarang saya jumpai sebelumnya ( karyawan KLK di Kaltim kebanyakan merupakan suku bugis dan flores), dan merasakan zona waktu WITA wkwkwkwkw. Saya gak akan menjelaskan kenapa saya keluar dari KLK, mungkin hanya lebih ke arah suka duka, dan keseruan selama di KLK aja sih.


Bunga ini selalu membuat saya tersenyum sebelum menghadapi keriuhan pabrik wkwk


Suka

Untuk suka nya sebenarnya banyak sih..... 

Pertama, karena ini merupakan pengalaman pertama saya bekerja sebagai professional worker, saya bersyukur langsung mendapatkan suasana pabrik. Suasana pabrik itu jujur saya katakan berat dan capek, bukan berarti saya mengatakan kerja di KLK berat ya wkwk. Tapi memang hampir semua kondisi pabrik seperti itu. Ini bukan pernyataan klise atau ambigu yak wkwk, saya bersyukur karena menurut saya jikalau kedepannya saya mendapat kesempatan di pabrik lagi setidaknya saya sudah paham lah lingkungan dan kondisi kerja seperti ini. Disamping itu, bekerja di KLK juga benar-benar mengajarkan saya teknik berkomunikasi dengan latar belakang asal, pengetahuan, dan pendidikan yang sangat berbeda dengan orang-orang di sana.

Kedua, karena ini berlokasi di kalimantan, saya mencoba lebih mandiri dan bisa memanage beberapa aspek harus lebih pinter lagi.  Misalnya terkait dengan planning belanja kebutuhan, saya yang dulu orangnya seperti air yang let it flow datang ke warung gk bawa catatan wkwk, setelah dari KLK saya merasa harus menjadi  lebih planner hahaha.

Ketiga, saya bersyukur karena bisa belajar langsung terkait dengan mechanical dan electrical field devices dan terkait proses maintenance nya. Di pabrik sawit begitu banyak devices yang belum pernah saya lihat wkwkw.. "Ohh ini yang namanya conveyor", "ohh begini ternyata isi electromotor", "ohh ini yang namanya pulley dan v belt", "ohh ini yang namanya bearing motor","ohh ternyata boiler yang saya lihat pas kerja praktek dulu berbeda dengan boiler yang ada di pabrik sawit" begitulah selalu gumam saya. Sebenarnya saya adalah seorang yang interest dengan hal-hal baru, even in filsafat atau religion. Tapi kekurangan saya yaitu malu bertanya, karena saya lebih suka untuk mencari tahu sendiri atau kalau dibilang asking my self lah wkwk. 

Keempat, saya bersyukur karena saya bisa bertemu dengan orang-orang hebat. Bagi saya, orang hebat itu ada beberapa kriteria : hebat karena kemurah-hatiannya, hebat karena pengetahuannya, dan hebat karena integritasnya. Selama saya di KLK, banyak sekali orang-orang hebat dengan kriteria di atas. Pak Made dan Pak Reza yang merupakan Asisten Manajer sekaligus pembimbing kami, bagi saya orang hebat yang memenuhi semua klasifikasi di atas. Mereka membimbing dan banyak membantu kami selama saya dan Mas Michael bekerja di sana. Mereka tidak enggan mengakui ketidaktahuan mereka ketika benar-benar tidak tahu, dan kesalahan mereka ketika mereka salah. Pak Maniraja Sahadeven yang merupakan Factory Manajer, juga tidak segan mengajari dan membimbing kami selama di sana. Terlebih beliau sangat care perihal segala hal di luar pekerjaan seperti makanan ataupun akomodasi kami. Dan juga untuk beberapa staff KLK yang dengan baiknya mengajari kami meskipun saya tahu pikiran mereka bercabang. Tentunya ini terkait dengan deadline tugas dari atasan mereka.

Pak Made dan Pak Reza


Duka

Untuk duka nya sih, hmmmmmmmmm apa ya wkwkwk

Untuk dukanya mungkin lebih ke arah pembelajaran sih, saya sedih setelah megetahui bahwa ilmu saya gak terpake banyak di pabrik sawit wkwk. Tapi it's okey lah, mungkin kedepannya direksi KLK akan mempertimbangkan banyak hal terkait sistem otomasi dan expansi pabrik ke arah centered automation.

Keseruan

Kill your fear!!!!

Ada satu hal yang sebenarnya belum pernah saya bayangkan. Kalau kerja di pabrik, gak boleh ada slogan phobia ketinggian. Ini juga yang sebenarnya saya syukuri, saya yang merupakan phobia ketinggian wkwk mau gak mau ya harus bisa apa yang saya gak bisa wkwkwkwkwkwk istilahnya kill your fear to adapt lah. Seminggu naik tangki, masih gemetaran ini kaki wkwk... minggu kedua udah sedikit tenang. Sebulan baru bisa berjalan lancar wkwkw... Ya intinya harus membunuh rasa takut lah. Tapi ini saya pikir merupakan keseruan dan kekhasan lingkungan pabrik sih wkwkw....

Kill your phobia ; fibercylone maintenance proccess


Venom

Ini juga merupakan kekhasan pabrik sawit. Seminggu saya kerja di KLK, kepala saya benar-benar pusing setiap mencium bau sawit dan bisingnya mesin-mesin produksi, saya benar-benar merasa its like venom for me. Bahkan saya sampai membeli fres* care hanya untuk melegakan hidung saya. Tapi lama kelamaan saya juga merasa terbiasa dengan lingkungan aneh ini wkwkwkwk.

Insane

Mengendarai motor di jalan khas lingkungan sawit dalam kondisi hujan, merupakan hal yang sedikit insane bagi saya. Yang lebih bikin insanenya lagi, kalau ban motor kita sudah gundul atau tipis wkwkwk. Hujan, maghrib tanpa lampu jalan, dan kondisi jalan yang becek membuat posisi motor saya yang tadinya lurus, hingga horizontal tegak lurus terhadap jalan wkwkwkwkwkwkwkw. Beruntung saya gak sampai terjatuh sih, cuman bikin dag dig dug ser aja wkwkwk.

Harvest Moon

Kebetulan rumah yang kami tinggali, dulunya dihuni oleh Pak Tanjung dan keluarga yang hobinya berkebun. Ketika kami datang, banyak sekali tanaman terong, pepaya, sayur pare, cabai yang beliau tinggalkan. Setiap sore saya dan Mas Michael biasanya gotong royong untuk menyiram tanaman tersebut. Bahkan seminggu pertama kami tinggal disana, setiap hari kami memasak terong goreng hahahahaha.

Terong Pak Tanjung


GoodBye Borneo

Setelah saya mengurus segala administrasi di KLK dan pengembalian alat safety pabrik, akhirnya saya balik pulang ke Medan setelah 4 tahun tidak pulang ke kampung hahahahahahah.... Seru dan luar biasa memang, tapi takdir dan tekad lah yang membuat saya berpikir bahwa pengalaman 3 bulan di Kalimantan merupakan pengalaman tak terlupakan, bukan menjadi suatu kenangan pahit yang mungkin seperti banyak orang pikir.

Percaya atau tidak, hidup ini seperti nama blog saya, Anda bisa menjadi planner hebat dengan opsi plan A, B, C, hingga Z. Tapi saat itu juga seolah hidup berkata kepada anda, "I'll give you one possibility that you have not thought before"

The smiling man on his last duty work in KLK

KLK Mill night view

dalan 3 bulan, total 6 kali jogging di hutan 


rainbow on Borneo's sky

View from top of Mill

River on Berau

Berau's Airport, Kalimarau

Goodbye Borneo, I'll gonna miss you.......

Pengalaman Management Trainee (Mill) di PT. KLK Agriservindo, Berau, Kalimantan Timur (September 2020) | PART 13

Palm Oil Mill Station | Part 3

Udah lama nih gak bahas tentang palm oil lagi. Di bagian ini mungkin saya akan langsung menjelaskan 2 station langsung secara keseluruhan. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, setelah melewati Screw Press, buah sawit akan terbagi menjadi 2 bagian. Bagian Solid (disebut dengan "cake") akan menuju Kernel Plant, dan bagian liquid akan menuju Clarification Plant. Untuk bagian solidnya sendiri merupakan mixture dari fiber dan nut (Kernel + Shell).

Kernel Plant

Komponen di stasiun kernel, terdiri atas

Depricarper/fiber cyclone: Sesuai namanya, ya tujuannya untuk menghisap fiber dan memisahkan dari campuran cake. Menggunakan prinsip daya hisap (airlock) menggunakan blower fan yang dipasang di luar untuk memisahkan fiber dengan spesific gravity yang ringan ketimbang cake.

Fiber Cyclone scheme


Depricarper

Blower of Depricarper


Nut Polishing Drum : Nut akan dibanting di dalam drum yang berputar untuk membersihkan nut dari fiber yang masih menempel

Nut Polishing Drum

Destoner : Biasanya masih banyak batu yang bercampur dengan nut wkwk. Prinsipnya sama seperti Depricarper menggunakan prinsip airlock.

Nut Grading : Komponen ini berupa drum untuk memisahkan nut besar dengan nut kecil. Tujuannya untuk mempermudah kerja ripple mill

Nut Silo : Tempat penyimpanan nut sementara

Nut Silo

Ripple Mill : Berada tepat di bawah nut silo.Alat yang bekerja dengan prinsip seperti penggilingan. Ada bagian yang berputar (rotor) dan ada bagian yang tetap (stator). Nut akan lewat melalui celah rotor dan stator dan akan pecah. Mengapa nut grading sangat membantu ripple mill? Karena ini juga terkait dengan efisiensi pemisahan pada ripple mill. Jarak rotor dan stator sudah disetting pada nilai tetap. Jikalau nut besar melewati celah rotor-stator yang terlalu sempit, maka ada kemungkinan kernel didalam nut juga akan pecah. Ini yang akan mengurangi efisiensi kernel. Jikalau sebaliknya nut kecil melewati selah yang lebar, maka ada kemungkinan nut tidak akan pecah dan ini juga mengurangi efisiensi kernel penjualan.

LTDS (Light Tenera Dust Station) : Prinsipnya juga dengan menggunakan air lock, untuk menghisap shell keluar dan kernel jatuh ke bawah.

Double stage LTDS


Hydrocyclone : Memisahkan kernel dengan shell menggunakan prinsip cyclone dengan bantuan air.

Claybath: Memisahkan kernel dengan shell dengan menggunakan kalsium karbonat dengan spesific gravity sebesar 1,15. Kernel memiliki SG sebesar 1,07, sedangkan shell memiliki nilai SG sebesar 1,25. Otomatis shell dapat dipisahkan dengan menggunakan kalsium karbonat dengan prinsip cyclone juga.

Claybath scheme


Kernel Silo : Pengeringan dan penyimpanan kernel sebelum di despatch/dikirimkan.


dari kanan ke kiri : 2 cyclone depricarper, 2 cyclone destoner, 4 cyclone LTDS

Cyclone from top view


Clarification Plant

Di bawah ini merupakan diagram alir dari stasiun kalrifikasi (pemurnian). Intinya untuk mendapatkan CPO murni sebelum disimpan di storage tank.

 

Alur stasiun klarifikasi

dimana :

Condensate : merupakan campuran minyak, air dan sludge yang dihasilkan pada sterilizer

COT : Crude Oil Tank merupakan tangki penyimpanan minyak hasil screw press yang telah melewati sand trap dan virating screen

SOT : Skimmed oil tank merupakan tangki penyimpanan minyak yang telah terskim

POT : Pure Oil Tank merupakan tangki tempat penyimpanan minyak murni

CST : Continious Settling Tank (Clarifier Tank) tempat penyimpanan minyak selama 6-8 jam dengan proses pemanasan oleh steam coil untuk menjaga suhu 85-90 derajat celcius

Clarifier Tank


Sludge Tank
: Tempat penyimpanan minyak kotor (masih banyak sludge)

Vibr Screen : Proses penyaringan minyak untuk menghalangi partikel berukuran besar (ukuran : 20 mesh/inch)

Desander : Memanfaatkan prinsip vacum dimana minyak akan mengalir keatas dan pasir akan jatuh ke bawah.

Vacum Dryer : untuk mengurangi kadar moisture didalam minyak. 

        Sebenarnya saya gak begitu mengerti detail masing masing alat, tapi intinya yang pemisahan berdasarkan berat jenis aja sih dengan memanfaatkan fenomena cyclone. Fenomena cyclone terjadi akibat adanya pusaran dan perbedaan spesific gravity antara minyak dengan sludge (endapan). Minyak dengan berat jenis lebih ringan akan berada di atas, air dan sludge (endapan) dengan berat jenis lebih berat akan dibawah. Kemudian digunakan prinsip pemanasan dan vakum untuk memisahkan minyak dengan air.

Palm oil proccesing = chemical + physics phenomena


Saturday, February 6, 2021

Pressure Transmitter | INSTRUMENT PART 6

Pressure Transmitter

SITRANS P 320 Siemens Pressure Transmitter

Transmitter yang satu ini bisa dikatakan cukup aplikatif. Alasannya? Tentunya karena jika kalian mempunyai transmitter pressure, kalian bisa menggunakannya untuk mengukur 3 variabel fisis, yaitu :

  1. Tekanan   
  2. Level
  3. Flow/Laju Aliran




Pressure Transmitter for level measurement application



Pressure Transmitter for flow measurement application using orifice plate


Pressure Transmitter
        Pressure transmitter biasanya menggunakan prinsip efek kapasitansi untuk merubah nilai kapasitansi menggunakan fenomena tekanan. Ya intinya itu seperti teori kapasitansi di antara 2 plat konduktor, variabel utamanya tentunya jarak di antara 2 pelat konduktor yang dipengaruhi gaya tekan oil cell fluid seperti gambat di bawah.

Pressure transmitter using capacitance effect for measuring pressure


Teorinya aja udah riwet, apalagi aplikasinya di lapangan hahaha. Di dalam pressure transmitter biasanya terdiri atas beberapa komponen penting, seperti diafragma (membran elastis), seal flange, dan tentunya oil cell fluid. Saya akan coba jelasin sedikit di bawah penjelasan terkait oil cell filling.

Komponen pressure transmitter


Pressure Transmitter using Oil Cell Fill Fluid

Komponen di sekitar sensor


        Kebanyakan atau bahkan hampir semua pressure transmitter menggunakan pipa kapiler atau bahkan sekedar oil filled sebagai perantara antara indra sensing (sensor) dengan media yang mau diukur. Intinya, engineer berpikir bahwa fluida atau bahkan gas yang ingin diukur, tidak mungkin kontak langsung dengan sensor, karena dapat terjadi hal-hal yang dapat merusak sensor seperti over pressure dan over temperature. Ditambah lagi banyak sekali fluida/gas yang ingin diukur bersifat korosif. Oleh karena itu ditetapkan lah istilah oil cell fluid sebagai fluida yang memernuhi pipa kapiler. Otomatis kita pasti berpikir kenapa oil fluid ini bisa membawa informasi akurat nilai pressure fluida/gas hingga ke sensor? Ya yang pasti oil fluid ini dapat mentransfer tekanan dalam akurasi milibar dari satu diafragma ke diafragma lain. Karena pipa kapiler diisi penuh (mampat/tidak berongga) ditambah diaframa yang begitu sensitif, maka tranfer tekanan dapat terjadi dari fluida hingga sensor. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di 

atau

Urutannya itu kalau secara umum :
Fluida/gas -- diaphragm (on flange) -- Pipa kapiler filled by oil cell -- diaphragm -- Pipa kapiler filled by oil cell --  sensor


Gauge vs Absolute Pressure
        Tipe pengukuran pressure transmitter biasanya ada 2, tentunya selain differential pressure. Pertama gauge dan yang kedua absolute. Kalau absolute berarti tekanan referensi yang digunakan adalah 0 atm, sedangkan gauge menggunakan tekanan atmosfer 1 atm sebagai referensi (tekanan 0 atm). Tekanan absolute biasanya digunakan pada tangki vakum (close tank), sedangkan gauge digunakan untuk tangki dengan atap terbuka (open tank).
gauge vs absolute pressure



Valve Manifold
Berdasarkan apa yang saya pahami, kebanyakan pressure transmitter untuk aplikasi pengukuran flow  biasanya menggunakan valve manifold. 

Pressure transmitter with 5-way manifold

Valve manifold dipasang biasanya dengan tujuan untuk mempermudah proses manintenance maupun kalibrasi, sehingga proses dalam sistem tetap dapat berjalan meskipun transmitter sedang dikalibrasi. Intinya untuk isolasi transmitter untuk tujuan service atau pemeliharaan lah.  Jenis valve manifold dibagi menjadi 3, 2-way manifold, 3-way manifold dan 5-way manifold. Berdasarkan skemanya, 2-way manifold biasanya digunakan oleh transmitter dengan prinsip tunggal (absolute atau gauge measurement), sementara 3-way dan 5-way digunakan untuk transmitter dengan prinsip differential pressure.


Skema 2-way manifold valve


Skema 3-way manifold valve

Skema 5-way manifold valve


5-way manifold
Dalam keadaan normal, block valve selalu terbuka. Dalam keadaan service/maintenance, block valve ditutup dan bleed valve dibuka untuk keperluan kalibrasi maupun isolasi. Biasanya pada proses kalibrasi, diinjeksi tekanan melalui vent/bleed valve (saya juga gak begitu paham kalibratornya menggunakan apa, yang pasti nilai tekanan diketahui seperti proses kalibrasi kebanyakan). Ini juga berlaku untuk 2-way dan 3-way. 
Normal vs service mode use 5-way manifold valve


Keren kan pressure transmitter? Beli 1 bisa untuk banyak aplikasi wkwk