Showing posts with label Management Trainee. Show all posts
Showing posts with label Management Trainee. Show all posts

Saturday, January 16, 2021

Pengalaman Management Trainee (Mill) di PT. KLK Agriservindo, Berau, Kalimantan Timur (Agustus 2020) | PART 7

Teknik Fisika dan Kelapa Sawit

    Hari pertama kerja, saya dan Mas Michael sudah bangun begitu pagi. Saya masih ingat betul malam hari sebelumnya, saya setting alarm jam 05.30 WITA pagi  wkwk. Setelah semua selesai, kami berjalan kaki menuju pabrik. Dengan helm putih kami kenakan wkwk banyak orang dengan ramah menyapa kami bahkan menawarkan tumpangan. Karena jarak pabrik yang hanya sekitar 200 meter, kami begitu semangat berjalan wkwk maklum hari pertama kerja. Bahkan saya masih sempat berfoto sejenak di depan pabrik wkwk

Note : *Helm putih : jabatan ekskutif, *Helm biru : staff,  *Helm merah : mandor,   
*Helm kuning : karyawan 

First time picture in front of mill

        Hari pertama kerja, Manajer Mr FM langsung meminta saya untuk belajar di laboratorium. Sementara itu Mas Michael ditempatkan di gudang tempat penyimpanan barang maupun spare parts yang dibutuhkan pabrik. Hari pertama saya ditempatkan di lab, saya belajar banyak hal terkait bagaimana divisi laboratorium memegang peran penting dalam quality check dan quality control produk maupun kondisi minyak dalam beberapa stasiun di pabrik. Oiya, pabrik kelapa sawit memiliki beberapa stasiun pengolahan yang nanti akan saya jelaskan sekilas wkwk.

        Pabrik ini sendiri memiliki 2 orang Asisten Manajer , 1 orang Senior Asisten Manajer, dan 12 orang Staff. Divisi yang ada seperti Sustainibility, Process, Maintenance, Laboratorium, Despatch, Limbah, dan beberapa lainnya (saya gak begitu ingat wkwk). Setelah jam istirahat, Mr M mengajak kami ke pabrik untuk berkenalan dengan Senior Asisten Manajer.  Mr M begitu dekat dengan kami, mungkin karena beliau juga hanya terpaut satu tahun di atas kami, jadi beliau merasa senang dengan kehadiran kami di pabrik tersebut.

        Oiya sebenarnya program MT Mill KLK punya silabus terkait dengan jadwal pembelajaran masing-masing divisi, namun pembelajaran kami tidak mengikuti silabus wkwk. Saya sebenarnya lebih suka berbincang-bincang dengan Mr M terkait pandangan saya terhadap kelapa sawit berdasarkan bidang studi saya. Hal tersebut yang pernah saya bahas dengan beliau ketika di kantor.

Teknik Fisika dan Kelapa Sawit

Oiya, latar belakang pendidikan saya adalah Teknik Fisika. Saya sebenarnya terdapat pada arsiran abu-abu diagram Venn kalau terkait dengan peminatan. Bagi saya, yaudah ambil mata kuliah yang gampang dan gak bikin pusing aja wkwk. Walau begitu, saya tetap paham terkait dengan sistem otomasi maupun instrumentasi (ya dikit-dikit lah wkwk). Kerja praktek saya juga dahulu belajar tentang otomasi. Dan setelah lulus kuliah saya sempat mengikuti training bersertifikat di ITB terkait dengan sistem otomasi. Ya, begitulah saya. Setelah lulus saya baru menentukan peminatan bidang kerja wkwk.

"Pak, kenapa di pabrik ini belum terotomasi secara terpusat (controlled from one room)" tanya saya membuka perbicangan. Kemudian saya menjelaskan alasan saya mengenai keuntungan jikalau suatu pabrik terotomasi secara terpusat. "Ya sebenarnya banyak pertimbangan sih Pak. Pertama, berarti pabrik harus berhenti dan dibangun sistem otomasi dari awal. Mungkin menjadi pertimbangan petinggi jikalau harus menghentikan operasional pabrik. Kedua ya nanti berarti tugas karyawan akan digantikan dengan sistem yang sudah dikontrol melalui suatu ruangan, dalam arti akan ada PHK karyawan. Mungkin juga sawit belum menjadi komoditi kelas high seperti oil and gas" jawab beliau. Bagi saya jawaban beliau benar dan tidak bisa dipersalahkan. 

Instrumentasi secara fungsional


Opini saya pribadi, sistem otomasi sangat diperlukan dalam era saat ini. Banyak faktor pendukungnya, apakah itu dari segi keselamatan, dari segi penyimpanan data histori operasi mesin dan lain-lain. Namun, jawaban beliau bagi saya sudah cukup untuk menjelaskan pertanyaan saya. Di pabrik ini sebenarnya terdapat beberapa stasiun yang menggunakan sistem otomasi. Namun sistem otomasinya masih hanya sebatas stasiun tersebut (tidak dapat dikontrol secara jarak jauh dan tidak terpusat). Seperti stasiun boiler, stasiun sterilizer dan stasiun biogas. Itupun saya rasa hanya berupa PLC (saya tidak begitu paham) karena hanya berupa  timer, dan controller  secara sequencing time. Untuk stasiun lainnya masih menggunakan device elektrik seperti relay dan dikontrol secara manual oleh operator (menggunakan push button). Peralatan instrumennya juga tidak begitu banyak, seperti aktuator (safety valve, pressure relief valve) maupun beberapa sensor (pressure sensor, temperature sensor, approximity sensor).

Pernyataan beliau tadi sebenarnya membuat saya sedikit galau. "Waduh berarti saya gak bisa belajar instrumen lagi nih di pabrik ini" begitulah saya berujar di dalam hati.



Pengalaman Management Trainee (Mill) di PT. KLK Agriservindo, Berau, Kalimantan Timur (Agustus 2020) | PART 6

Anak MT tinggal di Perumahan Ekskutif?

Berau (Agustus 2020)

        Hari yang ditunggupun tiba setelah hasil SWAB kami dinyatakan negatif. Pagi  hari, seluruh barang kami sudah siap. Sebelum dijemput, kami diminta untuk berkumpul di kantor sustainibility untuk diberikan motivasi. Ada 2 petinggi KLK yang memberi motivasi ke kami. Beliau adalah Manajer Kebun, dan Manajer Pabrik. Ya intinya sih memberikan semangat dan motivasi untuk beradaptasi dan selama bekerja di KLK. Setelah pengarahan, kami kembali ke barak untuk menunggu jemputan. Kami saling memberikan semangat satu dengan yang lain. Saya, Mas Michael, dan Mas Willy (MT Field) menunggu jemputan yang sama, karena kami satu anak perusahaan namun beda divisi. Sedangkan Mas Andrian menunggu jemputan dari pabrik yang berbeda. Untuk 5 teman yang lain, mereka tidak perlu pindah, karena tempat karantina kami saat itu merupakan site anak perusahaan KLK dimana mereka mendapat penempatan. Jadi mereka hanya perlu memindahkan barang-barang ke perumahan.

        Pak J pun datang. Beliau merupakan salah satu Asisten Manajer Kebun di anak perusahaan penempatan kami. Beliau menghantar kami ke anak perusahaan KLK yang jaraknya kurang lebih 20 km. Karena jalanan yang begitu becek dan kotor khas perkebunan, jadinya di mobil ya sedikit berguncang-guncang hahaha. Menggunakan mobil khas perkebunan juga tentunya dengan 4WD (Wheel Drive). Perjalanan kami disisipi bincang-bincang hangat beliau mengenai masyarakat sekitar yang menandakan beliau ramah terhadap orang baru. Beliau mengatakan bahwa banyak orang-orang dari perantauan yang bisa sukses dengan punya sawit berhektar-hektar. Entah bagaimana caranya, tapi beliau begitu lucu dengan ekspresi kagum dan takutnya.

"Kenapa Bapak tidak membeli lahan untuk ditanami sawit Pak?", ujar Mas Michael yang begitu berani bertanya wkwk. " Kalau saya sih mending budidaya hotikultura aja, gak berani saya sampai buka lahan hahaha", timpal beliau sambil tertawa. Tak terasa, akhirnya kami sampai di anak perusahaan penempatan kami. Pak J langsung mengantar kami ke pabrik. Disana, saya dan Mas Michael dipertemukan dengan Manajer Pabrik. Saya sebut saja dengan istilah Mr FM (Factory Manager). Saya dan Mas Michael diminta masuk ke ruangan beliau. Walaupun beliau seorang WN Malaysia, beliau sangat lancar berbahasa Indonesia. Seingat saya, beliau sudah tinggal di Indonesia sedikit lama. Beliau menjabat sebagai Factory Manager 2 tahun lebih di pabik itu.

Ketika memperkenalkan diri, beliau bercerita kepada kami tentang masa awal saat pertama kali beliau bekerja di perusahan lain. Dan beliau menceritakan alasan mengapa dia begitu cocok dengan KLK dibanding perusahaan sebelumnya. Selanjutnya beliau meminta kami untuk memperkenalkan diri, menanyakan latar belakang pendidikan kami, mengapa kami mau masuk KLK, dan pengetahuan kami tentang lingkungan sawit. Beliau menjelaskan secara detail apa saja yang bisa di raih di KLK, jenjang karier di KLK, dan banyak lagi lah pokoknya (saya lupa wkwk). Kemudian beliau meminta kami untuk mengambil perlengkapan safety di bagian administrasi, seperti safety shoes, helm, ear plug. Selanjutnya kami diperkenalkan dengan Mr M yang merupakan Asisten Manajer di pabrik ini. Kedepannya Mr M ini yang membantu kami banyak hal dalam proses adaptasi di pabrik ini maupun dalam proses pembelajaran. Beliau merupakan alumnus I*B Bandung jurusan Kimia FMIPA. Beliau cukup bersahabat ketika menghantar kami pertama kali menuju rumah tempat tinggal.

Sebelum sampai ke rumah, di belokan jalan saya meliat plang besi bertuliskan :

==> Perumahan Ekskutif Pabrik BP*M

"Anak MT tinggal di perumahan Ekskutif?" pikir saya.




        Ketika sampai di rumah tersebut, saya cukup kaget melihat ukuran rumah yang cukup besar. Ditambah halamannya yang cukup luas, rumah ini sangat cukup besar untuk diberikan kepada anak training pikir saya. Dengan 2 kamar tidur dan 2 AC juga semakin menambah "kemewahan" rumah yang diberikan kepada kami anak training wkwk. Untungnya di site ini, ada satu tower sinyal besar. Jadi gak seperti orang purba lagi deh wkwkwkw. Ya walaupun H+, setidaknya bisa internetan lah.Hari pertama kami sampai, kami masih diminta untuk beres-beres barang dan baru diminta masuk keesokan harinya.

Oiya jikalau kalian memiliki rencana untuk kerja di KLK, alangkah baiknya kalian mempersiapkan alat penangkap sinyal. Alat ini banyak dijual di pasaran kok dengan berbagai macam merk, misalnya mifi dan boltz. Ya fungsinya sebagai penangkap sinyal mini yang bisa kalian hubungkan dengan device komunikasi kalian. Jaga-jaga aja karena beberapa site di KLK tidak ada sinyal untuk internetan wkwk.

 

Pengalaman Management Trainee (Mill) di PT. KLK Agriservindo, Berau, Kalimantan Timur (Agustus 2020) | PART 5

Sinyal di barak ini sebenarnya ada, hanya saja ....

Berau (Agustus 2020)

Karantina

        Proses karantina kami dilaksanakan di barak yang ada didalam kompleks anak perusahaan KLK. Oiya, untuk site region Kaltim sendiri, KLK mempunyai 3 pabrik dengan 4 anak perusahaan. Saya gak bisa nyebutin nama anak perusahaannya karena itu menjadi privasi perusahaan. Barak tempat karantina kami sebenarnya merupakan tempat jikalau ada tamu-tamu yang berkunjung ke perusahaan ini. Banyak sekali kasur di barak ini, kalau tidak lupa ada sekitar 12 kasur untuk 1 ruangan tidur. Karena terdapat 2 ruangan, sehingga ada total sekitar 18 kasur tidur. Ditambah 6 kamar mandi secara total.

Lingkungan kompleks perumahan dari depan barak


Semenjak kami sampai disini, ada satu hal yang membuat kami sedikit galau hehehe.. 

"Ehh disini gak ada sinyal ya? Kok saya Telkom*el gak dapat ya", ujar teman saya tiba-tiba membuka percakapan.

"Ehh iya saya IM* juga ga dapat nih" timpal teman saya yang lain.

        Ternyata ketakutan saya benar-benar terjadi. Saya mencoba mengelilingi barak dan hasilnya tetap sama. Sinyal saya tetap E/2G, yang artinya tidak dapat mengirim pesan melalui media internet. Malam pertama kami habiskan untuk menyusun tas, barang-barang bawaan kami, diselingi dengan cerita masing-masing teman terkait latar belakang dan asal daerah mereka.

        Keesokan paginya, dilakukan pengecekan suhu tubuh dan kondisi kesehatan masing-masing orang. Hal tersebut secara rutin dilakukan oleh pihak tenaga medis perusahaan selama masa karantina. 

        "Kalian tidak boleh keluar dari halaman barak ini ya" ucap petugas keamanan perusahaan. Oiya, terkait makan pagi siang malam, ternyata perusahaan telah meminta Ibu kantin untuk mengantarkan makanan secara rutin. Hal ini dilakukan agar kami tetap berada di barak selama karantina. Walau pada akhirnya, gaji kami untuk bulan pertama di potong dengan uang makan kami selama karantina wkwk. Pada hari kedua, 3 orang teman lainnya datang dan bergabung dengan kami untuk proses karantina dikarenakan pesawat mereka hanya tersedia keesokan harinya. Mereka semua merupakan MT Field yang berasal dari Sumatra. Jadi, ada 8 orang anak MT yang di karantina di barak ini wkwk.






Sinyal di barak ini sebenarnya ada, hanya saja...... adanya di lokasi / spot tertentu. Itupun 4G dengan sinyal 2 batang. Lebih sering lagi cuma H atau H+ wkwk. 

        Kalau kita berpindah / bergeser sedikit saja dari spot, sinyal langsung kembali ke E dan tidak bisa internetan lagi. Untungnya, barak tersebut berada persis di sebelah kantor bagian sustainibility, sehingga kami diberi fasilitas wifi yang hanya hidup sampai jam 5 sore. Kalau malam? Ya harus menjadi seperti orang purba lagi wkwkwk. Sebenarnya hal ini sedikit memiliki dampak positif sih, jadi lebih memaksa kami untuk menghabiskan waktu lebih banyak untuk ngobrol atau sharing. Tapi ya tetap aja, setiap orang punya "me time" nya masing-masing, dan sebagian besar me time sih menggunakan internet hahaha. Jadi tetap ada rasa bosan kalau ngobrol dengan teman yang lain.

        Teman-teman menghabiskan waktunya dengan cara mereka masing-masing. Ada yang menonton film, ada yang membaca, ada yang bermain game, dan ada juga yang tidur. Mungkin mereka lelah setelah melewati lembah curam "skripshit" wkwkw. Kalau saya sih orangnya lebih senang bertukar pikiran dengan orang lain, apalagi orang baru. Saya sangat dekat dengan Mas Michael, teman yang juga mendapat penempatan pabrik yang sama dengan saya. Beliau termasuk orang yang cerdas dan cukup berwawasan luas. Tamatan UND*P yang satu ini merupakan salah satu orang yang cukup open minded juga bagi saya. Saya membahas banyak hal dengannya; terkait agama, politik, tokoh-tokoh besar, dan yang paling sering tentunya terkait perkuliahan. Karena beliau merupakan lulusan teknik mesin, saya coba gali-gali informasi mengenai pendidikannya dari point of view yang saya pahami. Mungkin hanya kami berdua yang begitu antusias untuk saling sharing informasi wkwk disamping teman-teman kami yang lain  sibuk dengan dunianya sendiri.

Hari berganti hari kami jalani dengan kebosanan akan rutinitas. Bangun, makan, mandi, nyuci, makan lagi, ngobrol, makan lagi, tidur wkwkw. Ya mau gimana lagi....

"Siang panas, malam gak ada internet" . 

Itulah kalimat yang bisa dirasakan oleh kami selama karantina. Hutan sawit bila dibandingkan dengan hutan vegetasi lain itu berbeda. Hutan sawit menurut saya tidak akan membuat daerah sekitarnya sejuk, malahan tambah panas. Gak paham sih saya sebenarnya penjelasannya, cuman ya itu juga yang saya rasakan selama saya tinggal di Riau. Panasnya puooooollllll.....................wkwkwkwk .

        Menjelang minggu kedua masa karantina, sebenarnya ada pembahasan spesifik yang begitu menghinggapi pikiran kami. Terutama terkait dengan program MT yang sedang kami jalani. Sesekali kami didatangi oleh MT batch sebelumnya yang sudah jadi Assisten Manajer Field maupun Assiten Manajer Pabrik untuk menjelaskan lingkungan di KLK, pola kerja dan lainnya.

        Oiya karena air dan listrik di barak ini semuanya diolah secara pribadi oleh KLK, jadi terkadang ada sedikit trouble terutama masalah air untuk mandi. Air keran hanya dapat dinyalakan pada jam tertentu, dan tidak dapat dinyalakan jikalau pabrik sedang tidak beroperasi pada hari libur. Pernah sesekali kami tidak mandi hingga malam dikarenakan air tidak dapat dinyalakan paginya. Ya terpaksa menelepon pihak KLK untuk mengirim air melalui truk tangki yang asalnya saya kurang paham juga hehe....

        Hari-hari terakhir masa karantina lebih banyak kami habiskan untuk belajar sih. Anak-anak MT Field belajar segala sesuatu tentang sawit, mulai dari budidaya, pemeliharaan, pemanenan, dan lainnya. Kalau anak MT Mill lebih belajar ke arah proses pengolahan di pabrik nya, mulai dari alur diagram proses, alat-alat di pabrik dan kegunaanya, banyak lagi deh pokoknya. Kalau malam kami biasanya nonton bareng film-film recommended yang menurut kami bagus wkwk. Oiya disini ada TV, namun tidak ada sinyal. Jadi ya seperti HP tanpa pulsa lah gitu analoginya wkwk. Kadang juga kami main game tebak-tebakan, kadang ngobrol di teras sambil menikmati langit Berau wkwkw. Ya apa aja yang bisa dilakuin pasti dilakuin hahahaha....

        Pagi pagi kami dikabari oleh pihak perusahaan bahwa besok akan dilakukan SWAB di klinik kota. Untuk informasi saja, perjalanan darat dari lokasi itu ke Tanjung Redeb (ibu kota Berau) itu sekitar 2 jam 30 menit. Jadi kami kembali melakukan perjalanan menyusuri sungai untuk sampai ke kota dengan waktu tempuh 45 menit. Setelah sampai di Head Office Tanjung Redeb, kami kembali disambut oleh HR Region Kaltim. Beliau kemudian mengantar kami ke klinik untuk proses SWAB. Setelah itu kami kembali balik ke barak karantina. Berselang beberapa hari, hasil kami dinyatakan non reaktif  dan sudah dapat segera bekerja. Kami sudah diminta untuk mempersiapkan barang-barang karena besok sudah dijemput untuk penempatan masing-masing site pabrik maupun kebun.

Pengalaman Management Trainee (Mill) di PT. KLK Agriservindo, Berau, Kalimantan Timur (Agustus 2020) | PART 4

"JOGJA ISTIMEWA" and FLIGHT to KALIMANTAN

Yogyakarta (Agustus 2020)

        Keberangkatan awalnya dijadwalkan tanggal 1 Agustus. Namun dikarenakan keluarnya hasil SWAB kandidat yang begitu lama, sehingga diundur menjadi tanggal  6 Agustus 2020. Oiya, izinkan saya menceritakan sedikit tentang Jogja, kota yang bagi saya sampai saat ini tetap menjadi kota yang indah.

        Yogyakarta, begitulah nama kota ini. Kota yang begitu identik dengan mahasiswa, karena konon katanya terdapat 1001 kampus di kota ini. Kota yang tidak pernah saya idamkan untuk stay sebelumnya, karena sejak SMA saya hanya memiliki satu destinasi kampus. Ya, Institut .... Bandung yang berlokasi di Bandung lautan api. Apa daya ketika pengumuman SBMPTN, saya dinyatakan lulus pilihan kedua dengan kampus Universitas ..... Mada. Walau sebenarnya kampus di Jogja ini juga punya plesetan ITB. "Institut Teknologi Bulaksumur", begitulah mahasiswa Yu Ji Em menyebutnya bangga hahaha. 

        Apa yang membuat saya begitu senang dengan Jogja? Pertama tentunya tempat wisatanya. Walaupun saya bukan orang yang hobi jalan-jalan wkwk namun bagi saya tempat ini penuh dengan destinasi wisata. Sebut saja Malioboro, berbagai destinasi candi, hutan pinus mangunan, keraton Yogyakarta, hingga berbagai macam pantai seperti Parangtritis, Mpok Tunggal dan Indrayanti. Semua tempat tersebut sudah pernah saya lalui lah setidaknya wkwk. Alasan kedua mengapa saya menganggap Jogja adalah tempat yang istimewa adalah karena Jogja berhasil mengubah pola pikir saya. Saya sejujurnya adalah seorang yang begitu gampang emosi, begitu gampang tersinggung, kalau orang bilang gampang baper lah wkwk. Bukan tanpa alasan saya bilang begitu, 3 tahun saya tinggal di Medan saat SMA membuat saya menjadi pribadi yang emosian dan begitu gampang marah. Ya lingkungan Medan memang seperti itu. Walau sejujurnya saya paham dengan prinsip yang dikatakan orang-orang, "Pada akhirnya, ya kamu sendiri yang nentuin kamu mau jadi seperti apa". Tapi saya tetap merasa lingkungan sangat berpengaruh besar untuk membetuk pribadi seseorang. Ditambah lagi, saya juga menjadi orang yang sangat "bodoh amat" karena lingkungan SMA dulu yang begitu kompetitif dan  standar kompetensi nya begitu tinggi sehingga gak heran banyak muridnya yang pindah sekolah karena tidak sanggup mengikuti kompetensi di sekolah tersebut. Siapa orang Medan yang tidak kenal dengan SMA Swasta Sutomo 1 Medan? hahaha ya begitulah kengerian sekolah ini.

Hal tersebut lah yang membuat  saya memiliki sifat yang sedikit tempramen dan bisa dibilang tidak mau peduli juga akan apa yang dialami orang lain. Namun, saya percaya pada suatu prinsip:

"Sekeras-kerasnya hati manusia, pasti akan luluh juga bila ....."

        Titik-titik itu bisa diisi oleh apa saja. Kalau saya sih bilangnya "Sekeras-kerasnya hati manusia, pasti akan luluh juga bila datang ke Jogja" hehehe. Luluh disini mengandung banyak arti, apakah itu rasa jatuh cinta, apakah itu rasa nyaman, atau yang paling ekstrem terjadi kepada saya. Luluh yang berarti mengubah sifat saya menjadi sifat orang Jogja kebanyakan. Ramah, sopan, ringan tangan, ...... ya pokoknya semua yang positif lah. Bukan berarti saya ingin menyombongkan diri dengan sifat saya, tapi titik intinya ada pada sifat asli masyarakat Jogja itu sendiri yang bisa "memaksa" orang untuk berubah.

Itulah mengapa ada slogan "Jogja Istimewa". Ya selain banyak tempat historis dan penuh kenangan di kota ini, istimewa nya Jogja itu bagi saya lebih ke arah masyarakatnya yang bikin nyaman hehe. Okei back to the topic...

Flight to Kalimantan

Yogyakarta International Airport Kulonprogo

        Keberangkatan saya kali ini melalui bandara Yogyakarta International Airport. Sejatinya, bandara satu ini akan diproyeksikan untuk menggantikan Bandara Adisucipto secara fungsional. Perjalanan ditempuh dengan waktu 1 jam lebih dari kos saya dengan jarak hampir 50 km. Walau naik taksi online, semua biaya perjalanan nantinya dapat di reimburse ke KLK selama kalian punya bukti transaksi. Pesawat take off  dari YIA sekitar jam 10 pagi, kemudian sampai di Balikpapan sekitar pukul 12.30 WIB / 13.30 WITA dan transit dulu di Bandara Balikpapan sekitar setengah jam. Tidak ada pesawat langsung ke Berau, mungkin karena masa pandemi juga saya kurang paham hehe. Kemudian pesawat kembali berangkat ke Berau dan menempuh penerbangan selama kurang lebih 50 menit. Dan akhirnya saya sampai sekitar pukul 15.00 WITA di Bandara Kalimarau Berau. Proses pengecekan kesehatan oleh pihak bandara sedikit lama, karena banyaknya penumpang yang turun. Dan saya dijemput oleh Bapak yang bekerja di KLK untuk kemudian diantar ke Head Office KLK region Kalimantan Timur yang ada di Tanjung Redep, Berau. Sesampainya di Head Office ternyata saya sudah ditunggu oleh 4 orang teman lainnya yang lebih dahulu sampai. Mereka terdiri dari 3 MT Pabrik dan 1 MT Field. Setelah itu, HR Kaltim region memberikan arahan kepada kami untuk terlebih dahulu melakukan karantina mandiri dan belum diperbolehkan bekerja berdasarkan kebijakan perusahaan.

        Dan ternyata..... lokasi karantina begitu jauh bila ditempuh melalui jalan darat. Sehingga kami harus menyusuri sungai dulu sebelum diturunkan ke suatu pelabuhan kecil di seberang sungai. Kami diantar menggunakan speed boat milik KLK. Sesampainya di pelabuhan seberang, kami dijemput oleh sopir untuk kemudian di antar menuju barak karantina yang berlokasi di salah satu anak perusahaan KLK. Jadi, selama karantina kami belum dipencar sesuai dengan penempatan awal. Masa karantina dijadwalkan selama 2 minggu.

Perjalanan menyusuri sungai


Pengalaman Management Trainee (Mill) di PT. KLK Agriservindo, Berau, Kalimantan Timur (Juli 2020) | PART 3

Bimbang....

Yogyakarta (Juli 2020)

Setelah second stage interview KLK, sebenarnya saya mengikuti 2 final interview di perusahaan lain (bukannya saya sombong, hanya memberikan point of view lain aja). Satu pabrik kertas terbesar di Indonesia yang berlokasi di Riau, satunya lagi di salah satu perusahaan refurbishment Valve di Tangerang. Keduanya juga memberikan penawaran kepada saya, namun pertimbangan terbesar saya waktu itu ada 2 : 

Jabatan dan Gaji

Ya wajar aja, saya mencoba realistis dengan money oriented ketika saya masih fresh graduate. "Perusahaan asing nih, ntar bisa jadi manager juga. Masalah lokasi di tengah hutan, urusan belakangan aja lah, toh juga dulu kecilnya dekat kebun sawit", pikir saya.

Tanpa pikir panjang (dengan pertimbangan selama 2 hari wkwk),hari H ketika saya menerima email kelulusan dari KLK, saya langsung menolak 2 perusahaan tersebut dan memilih KLK. Tahap selanjutnya adalah offering secara virtual melalui Microsoft Team sehari setelah email dikirim.

Offering

Saat offering, saya lupa jumlah pasti kandidat yang lulus sampai tahap ini. Hampir 15 kandidat kalau tidak salah. Dan semuanya melamar posisi MT Mill. Inti dari offering itu sebenarnya ada beberapa hal:

  • Pemberitahuan dan penjelasan isi kontrak kerja
  • Penempatan lokasi MT masing-masing kandidat
  • Uang saku dan tunjangan makan
  • Fasilitas yang didapat
  • Keputusan masing-masing kandidat apakah lanjut atau tidak
  • Lokasi keberangkatan masing-masing kandidat untuk pembelian tiket pesawat oleh pihak KLK
Saat itu saya mendapat penempatan di pabrik Berau, Kalimantan Timur bersama kandidat lain dari Universitas D di Semarang. Jadi setiap pabrik mendapat penempatan 2 anak MT pabrik. Secara keseluruhan,region site KLK terdapat di : Sumatra Utara, Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Sumatra Selatan.

"Waduh dapat Kalimantan nih... Gapapalah hitung-hitung belum pernah ke Kalimantan", ujarku.

Secara overall, gaji dan fasilitas di KLK sebenarnya cukup OK bila dibandingkan dengan perusahaan lain. Bayangkan, untuk ukuran freshgraduate, kalian bisa dapatin rumah (untuk tinggal berdua), gaji yang lumayan, maupun fasilitas lain seperti kendaraan perusahaan. Jadi secara keseluruhan, kalian bisa dapat seperti karyawan yang udah pengalaman 2 tahun di perusahan lain lah.

Oiya setelah tahap offering, kalian harus medical check up di rumah sakit daerah kalian berasal. Biayanya juga ditanggung KLK. Nanti hasil medical check up kalian akan dikirimkan pihak rumah sakit langsung ke KLK. Kalau kalian lolos, kalian baru dibelikkan tiket oleh perusahaan. Oiyaa, karena 2020 masih masa pandemi, kalian juga harus SWAB Test sebelum berangkat, dan dibayari perusahan juga secara reimburse. Saya berangkat tanggal 6 Agustus 2020 menuju Berau dari Yogyakarta International Airport Kulon Progo.

Friday, January 15, 2021

Pengalaman Management Trainee (Mill) di PT. KLK Agriservindo, Berau, Kalimantan Timur (Juli 2020) | PART 2

"Kamu bisa jadi manager di KLK!"

Second stage interview | MT Mill KLK

Yogyakarta (Juli 2020)

Masih dengan platform yang sama, namun dengan interviewer yang berbeda. Karena saya melamar MT Mill (pabrik), interviewer kali ini adalah seorang Mill Advisor /Senior Mill Manager di salah satu pabrik KLK. Beliau adalah juga WN Malaysia. Berbekal kesalahan saya pada interview tahap 1, saya telah mempelajari proses pengolahan kelapa sawit secara lengkap hehe.

Proses intro saya lewati dengan lancar. Saya masih dan tetap diminta untuk interview dalam bahasa inggris wkwk. Setelah saya memberitahu jurusan dan peminatan ilmu saya selama kuliah, beliau langsung memotong dengan isi percakapan berikut :

Sir : Franky, kamu tau gak posisi yang kamu lamar?

Me : Ya saya tahu Pak. Bagian pabrik pengolahan kelapa sawit.

Sir : Tapi kamu tahu pabrik seperti apa yang saya maksud?

Me : Ya saya tahu Pak, pabrik oleochemical

Sir : Bukan, bukan.. Bukan pabrik oleo

Seketika saya kaget dan bigung. Beliau kemudian menjelaskan kalau proses pengolahan kelapa sawit ternyata menjadi 2 proses.

1. Proses hulu : Pengolahan Fresh Fruit Bunch (buah segar) menjadi Crude Palm Oil (Minyak sawit mentah)

2. Proses hilir : Pengolahan CPO menjadi produk turunan utama, yaitu Olein dan Stearin.

"Pabrik yang dimaksud disini adalah pabrik proses hulu", jelas beliau.

Saya seketika menjadi sedikit bimbang, karena oleochemical merupakan bidang industri yang saya idam-idamkan sejak dulu wkwk. 

Namun saya tetap meyakinkan beliau akan keinginan saya untuk tetap bekerja di KLK walaupun di luar ekspektasi awal saya.

Inti pertanyaan intervie kali ini lebih ke arah teknis dan CV screening sih.

1. Kamu dulu di kampus belajar apa aja yang bisa diterapkan ke pabrik?

2. Instrumentasi itu apa?

3. Kamu tau 4 jenis varibel pengukuran sensor apa aja?

4. Kamu tau orifice plate gak?

5. Kamu dulu pas kerja praktek ngapain aja?

6. Coba jelaskan ke saya apa itu kalibrasi, prosedurnya gimana?

7. Cita-cita kamu dalam 5 tahun ke depan menjadi apa?

8. Di KLK kamu mau jadi apa?

        Yaaa... semua ngebahas tentang latar belakang studi kamu yang bisa diterapkan di pabrik. Untuk interview kali ini sebenarnya pertanyaan tadi diciptakan atas pengetahuan beliau yang begitu luas dalam bidang keteknikan. Karena pada akhirnya ketika saya bekerja di KLK, 85% proses pengolahan di pabrik masih dilakukan secara manual dan mekanik (tidak terkontrol secara terpusat/belum di otomasi) Mungkin juga sebenarnya pertanyaan itu mengandung 2 makna, : basa basi beliau karena sudah mengetahui ekspektasi saya yang terlalu tinggi, atau mungkin hanya sekedar ingin tahu pemahaman saya atas bidang yang saya pelajari selama kuliah wkwk. 

        Oiya, yang bikin sulit sebenarnya penyampaian secara komunikasi bahasa inggris sih, overall karena istilah teknik dalam bahasa inggris juga banyak yang harus dipahami. Untuk 2 pertanyaan terakhir di atas, saya jawab, "Saya ingin menjadi Supervisor Instrument Engineer. Saya ingin punya anak buah 10 orang". 

"Kamu gak mau jadi Manager? Di KLK kamu bisa jadi Manager!" jawab Beliau.

Jawaban yang menutupi kegalauan saya di awal atas ekspektasi keliru saya terhadap posisi yang saya lamar hehehe. Jawaban yang juga menjadi kalimat penutup beliau yang karena masih banyak kandidat lain yang menunggu giliran wawancara.

Pengumuman hasil interview tahap 2 sekitar 2 minggu.

Finally, I got my first offering job... Ya, from KLK... Yeayyyyyyyyyyyy after waiting 8 months...

Pengalaman Management Trainee (Mill) di PT. KLK Agriservindo, Berau, Kalimantan Timur (Juli 2020) | PART 1

Kerja di KLK ?        

        Sebenarnya ini salah satu pengalaman yang berkesan dalam hidup saya, walau akhirnya tidak jodoh dengan perusahaan bersangkutan. Bukan berarti semua yang berkesan harus berbuah manis kan? Hehehe..

Juli 2020, Yogyakarta

        Saya diundang untuk interview (via Microsoft Team) atas lamaran yang saya apply. Ya, PT. KLK Agriservindo, perusahaan asal Malaysia yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan hasil kelapa sawit. Saat itu saya melamar posisi MT Mill (Pabrik), karena saya rasa....ya lebih tepat aja dengan latar belakang studi saya wkwk.  Beginilah proses interviewnya yang masih saya ingat :

Pukul 09.00 (First Stage Interview)

        Saya mendapat kesempatan untuk interview dengan salah satu petinggi KLK, Bapak tersebut warga negara Malaysia. Beliau meminta saya untuk memperkenalkan diri dengan Bahasa Inggris. "Good mornig Sir, let me instroduce my self. My name is ....., i've graduated from Gadjah ..... University, majoring on Engineering ......, majoring on ....... My core skills on ........, and i applied this position because ........" . Begitulah kira-kira yang saya sampaikan ketika bagian introduction kepada beliau. (tidak saya isi lengkap karena alasan tertentu hehe.)

Hati saya sedikit tenang karena berhasil ngomong inggris ke beliau dengan "agak" sedikit lancar hehe."Okeii, i will continue this interview with english, can you?" timpal beliau. Seketika saya langsung panik dan bingung. "Okei Sir of course" saya jawab dengan nada yang sedikit gugup. Ya wajar aja saya bukan orang yang bisa ngomong inggris dengan fluent, karena saya lebih suka belajar inggris grammarly dan secara vocab ketimbang secara speaking.

Lanjut ke interviewnya. Sebenarnya inti pertanyaannya itu kalau versi saya seperti ini (dalam bahasa indonesia) :

1. Kamu tau proses pengolahan sawit gak?

2. Kamu tau lingkungan di sawit itu gimana?

3. Kalau kamu tau, kenapa kamu bersedia ditempatkan di lingkungan sawit?

4. Kamu mau gak kalau saya tempatkan di kalimantan?

5. Bagaimana cara kamu meyakinkan orang tua kamu?

Overall, interview tahap 1 itu lebih ke arah kesiapan mental kamu, kembali lagi ya tanya ke diri kamu.

        Kamu siap gak kerja di hutan yang jauh dari lingkungan kota? Kamu tahan gak kalau gak ke mall? kamu tahan gak kalau gak ke kafe? Kamu tahan gak kalau tinggal di tengah hutan? kamu kuat gak kalau jauh dari keluarga, jauh dari ortu? begitulah sejujurnya yang harus kamu tanyakan ke diri kamu. Kalau kamu orangnya suka jalan-jalan, nongkrong, nonton, saya rasa mending kamu tolak aja. Karena ini juga terkait dengan rasa nyaman kamu pas kerja di KLK. 

        Saya jawab semua pertanyaan beliau dengan rasa optimis wkwk. Ya karena 2 alasan, pertama karena saya udah nganggur 8 bulan semenjak saya lulus dari Universitas Gadjah ..... . Kedua, karena dulu sebenarnya saya tinggal 8 tahun dekat dengan lingkungan perkebunan sawit (tepatnya di Pangkalan Kerinci, Riau). Jadi ya saya udah terbiasa aja hidup jauh dari hingar bingar dunia hehe...

Untuk interview pertama ini, ada kesalahan fatal yang saya lakukan :

        Saya sudah mempelajari latar belakang perusahaan, tapi saya lupa mempelajari proses pengolahan buah sawit hingga mejadi minyak mentah ( CPO). Jadi buat kalian yang ngedaftar MT Mill, jangan lupa mempelajari hal ini.

Seminggu kemudian, saya menerima email dari KLK dengan kata awal "Congratulation". Yeayy saya lulus interview tahap awal.....